MEMBANGUN PEMIKIRAN KEAGAMAAN DENGAN PARADIGMA KERAHMATAN UNTUK HIDUP BERDAMPINGAN DALAM HARMONI
MISI
Jumat, 06 Mei 2011
BERFIKIR HOLISTIK TENTANG KESEHATAN HOLISTIK
"recent research in US has claimed that adverse hospital each year, making them one of the leading causes of death" (Dr. Trisha Macnoir, bbc.co.uk/health/futures/side)
Gaya hidup materialism telah menjebak manusia dalam lingkaran setan ketiodak menentuan bahkan ancaman kehancuran. Sejak tidak terkontrolnya konsumsi enargi, yang sangat tergantung pada jasa bahan bahan fosil yang menghasilkan tumpukan gas rumah kaca sebagai mantel atmosfir, membuat bumi makin panas. Bumi yang makin panas ini mendorong pola hidup serba AC, Peningkatan Penggunaan Freon, dan sejenisnya.
Dari “kepanasan” manusia terjebak untuk mencari “yang serba dingin” dengan menggali lubang dari lapisan pelindung atmosfirnya, karena zat-zat yang digunakan sebagai “pendingin” ternyata dalam proses lanjutnya berlaku sebagai penggali lubang ozon yang sangat diperlukan bagi kehidupan di muka bumi.
ODS , Ozone Destroyed Subtance , subtansi-subtansi perusak ozone, dengan berjalannya waktu, kiti muncul sebagai ancaman. Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) buatan manusia yang meningkatkan kadar penipisan ozon menyebabkan kemerosotan berangsur-angsur dalam tingkat ozon global.
CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, dalam kulkas, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan busa dan bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik.
Masa hidup CFC berarti 1 molekul yang dibebaskan hari ini bisa ada 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan.
Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Di atas lapisan ozon utama, pertengahan julat ketinggian 20 – 25 km, kurang sinar UV diserap oleh ozon. Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan UV, dan membebaskan atom klorin. Atom klorin ini juga berupaya untuk memusnahkan ozon dan menghasilkan lubang ozon
Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai 'lapisan ozon'. Ozon terhasil dengan berbagai percampuran kimiawi, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet (UV) dari matahari.
Ozon (O3) dihasilkan apabila O2 menyerap sinar UV pada jarak gelombang 242 nanometer dan disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi jarak gelombang yang besar dari 290 nm. O3 juga merupakan penyerap utama sinar UV antara 200 dan 330 nm. Penggabungan proses-proses ini efektif dalam meneruskan ketetapan bilangan ozon dalam lapisan dan penyerapan 90% sinar UV.
UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik. Peningkatan tingkat UV juga mempunyai dampak kurang baik terhadap sistem imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan, tumbuhan dan tanaman.
Penyerapan sinaran UV berbahaya oleh ozon stratosfer amat penting untuk semua hidupan di bumi.
UV dan Mutasi
Faktor- faktor yang menjadi penyebab terjadinya mutasi adalah demikian banyak aspek variabel faktor lingkungan. Faktor- faktor tersebut dikenal sebagai mutagen
Faktor itu jika menghantam apa yang ada didalam gen ( DNA ) disebut mutasi gen , sedang jika menghantam apa yang ada di dalam kromosom ( GEN ) disebut mutasi kromosom
jadi jika menghantam susunan basa nitrogen yang ada di dalam gen berarti mutasi gen
. Pada umumnya faktor- faktor lingkungan penyebab mutasi (mutasi) dibagi menjadi:
a). Faktor fisika (radiasi)
Agen mutagenik dari faktor fisika brupa radiasi. Radiasi yang bersifat mutagenik antara lain berasal dari sinar kosmis, sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar –X, partikel beta, pancaran netron ion- ion berat, dan sina- sinar lain yang mempunyai daya ionisasi.
Radiasi dipancarkan oleh bahan yang bersifat radioaktif. Suatu zat radioaktif dapat berubah secara spontan menjadi zat lain yang mengeluarkan radiasi. Ada radiasi yang menimbulkan ionisasi ada yang tidak. Radiasi yang menimbulkan ionisasi dapat menembus bahan, termasuk jaringan hidup, lewat sel-sel dan membuat ionisasi molekul zat dalam sel, sehingga zat- zat itu tidak berfungsi normal atau bahkan menjadi rusak. Sinar tampak gelombang radio dan panas dari matahari atau api, juga mem,bentuk radiasi, tetapi tidak merusak.
b). Faktor kimia
Banyak zat kimia bersifat mutagenik. Zat- zat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
• Pestisida
ü DDT, insektisida dipertanian dan rumah tangga.
ü DDVP, insektisida, fumigam, helminteik ternak
ü Aziridine, dipakai pada industri tekstil, kayu dan kertas untuk membasmi lalat rumah, mutagen pada tawon, mencit, neurospora, E, coli dan bakteriofage T4.
ü TEM, dipakai dalam teskstil dan medis (agen antineoplastik). Membasmi lalat rumah.mutagen pada mencit dan serangga, jamur, aberasi pada memcit, allium e coli dan lekosit.
• Industri
ü Formadehid. Zat ini digunakan dalam pabrik resin, tekstil, kertas dan pupuk, disenfektan benih, dan fungisida, anti pai , anti kusut pada tekstil . banyak dijumpai pada asap tembakau, asap mobil, mesin serta buangan pabrik tekstil. Mutagen pada drosophila, neuspora dan E, coli.
ü Glycidol. Zat yang digunakan untuk membuat zat kimia yang lain seperti, eter, ester, amin untuk farmasi, dan tekstil bersifat antibakteri dan antijamur pada makanan, mutagen pada drosophila, neuspora, aberasi dan jaringan mencit.
ü DEB (butadiene deipoxide), mencegah mikroba, untuk tekstil dan farmasi, mutagen pada drosophila, neuspora dan E, coli . salmonella, penicillium, lalat rumah ragi, jagung, tomat dan mamalia. Aberasi pada allium, drosophila dan mamalia.
• Makanan dan minuman
ü Caffein. Banyak didapatkan pada minuman, kopi, teh, cokelat, dan limun yang mengandung cola. Pada bidang medis untuk antihistamin dan obat pusing, pengembang pembuluh darah, koroner. Mutagen lemah pada drosophila, mutagen letal adan aberasi pada bakteri, bakteriofage, dan kultur sel orang,
ü Siklamat dan sikloheksilamin. Banyak dipakai untuk penyedap makanan dan minuman, aberasi secara invitro pada orang dan tikus.
ü Natriun nitrit dan asam nitrit zat ini digunakan mengawetkan daging, ikan dan keju, mutagen pada bakteri dan jamurdan virus: menghalangi replikasi ADN.
• Obat
ü Siklofosfamid. Pelawan berbagai jenis tumor. Toragen pada tikus, mutagen pada drosophila, mencit. Aberasi pada kultur jaringan orang.
ü Metil di-kloro etil amin. Banyak digunakan diklinik. Mutagen pada mencit, drosophila, aberasi pada Allium.
ü Antibiotik . sebagian berasal dari streptomyces, seperti mitomysin C, azaserine, streptonigrin, phleomycin. Anti neoplasma. Penghalang replikasi DNA. Mutagen pada drosophila. Aberasi pada kultur lekosit orang.
ü Aminopterin 4- aminoflic dan methoteraxate. Kedua zat antagonis terhadap asam folat. Banyak dipakai pengobatan kanker, seperti leukimia, dan choriocarcinoma, aberasi pada kultur lekosit..
!!! Bromo urasil
c). Faktor biologi
Lebih dari 20 macam virus penyebab kerusakan kromosom. Misalnya virus hepatitis menimbulkan aberasi pada darah dan sumsum tulang. Virus campak, demam kuning, dan cacar juga dapat menimbulkan aberasi.
Hypotesa Darwono
Hipotesa ini dipublikasikan pada 1 Agustus 2009, tulisan singkat tentang hypotesa ini sebagai berikut :
Mewabahnya berbagai penyakit viral (Viral Diseases) yang bersifat pandemic (menyebar di seluruh pelosok dunia) memunculkan berbagai dugaan adanya mata rantai mutasi dari “virus” induk menjadi mutan-mutan virus baru dari yang sedikit berbeda hingga berbeda sama sekali sifat-sifatnya dengan virus asalnya.
Melalui pendekatan teoritik, munculnya mutan-mutan virus ini dapat dipahami, bahkan tidak hanya virus, berbagai mutan dari berbagai organisme di muka bumi ini juga bisa diprediksikan kemungkinan perubahannya. Teori asal usul kehidupan, Urey, Mutasi, hingga Teori Evolusi dan Ekologi dapat menjelaskan fenomena mutakhir.
Inti dari teori asal usul kehidupan adalah bahwa bumi, atmosfir, laksana tabung reaksi dari Laboratorium Alam tempat terjadinya berbagai reaksi yang memunculkan kehidupan di Bumi. Harold Urey yang kemudian diteruskan oleh muridnya Muller, membuktikan adanya reaksi-reaksi tersebut.
Dipandang dari teori Mutasi, di alam terjadi mutasi spontan, yang diakhibatkan oleh adanya mutagen-mutagen alam seperti panas, radiasi sinar kosmis, batuan radioaktif, sinar ultraviolet, radiasi dan ionisasi internal mikroorganisme, dan kesalahan DNA dalam metabolisme. Sifat-sifat yang diwariskan oleh mutasi alam umumnya resesif, serta merugikan mutasi sendiri dan keturunannya. Umumnya mutasi ini bersifat letal (menyebabkan kematian bagi mutan). Mutan yang dapat bertahan hidup adalah mutan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya varietas baru. Jika mutan terus mengalami mutasi dan menghasilkan turunan yang adaptif dengan lingkungan maka pada suatu ketika akan dihasilkan turunan yang sifatnya sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya. Turunan baru ini akan mewariskan sifat barunya kepada keturunannya. Boleh jadi genotif dan fenotif sudah berbeda dengan nenek moyangnya. Dihasilkannya turunan baru melalui proses mutasi ini, merupakan salah satu mekanisme evolusi.
Fenomena Global warming, dimana terjadi peningkatan panas secara global akibat proses reradiasi panas terhalang oleh selimut gas rumah kaca (Green House Effect), Black hole, menipis dan berlubangnya lapisan ozon yang kian meluas, memungkinkan sinar ultraviolet menerobos ke bumi dengan intensitas tinggi. Dua fenomena ini ditambah fenomena lain terutama teremisinya kemikalia mutagenic (yang menyebabkan mutasi) seperti DDT, BHC, Agen Alkilase, Asam Nitrit, Hidrosil amin dll, menjadikan proses mutasi spontan mengalami booming.
Benang merah uraian di atas adalah, terdapat hubungan yang korelasional antara kondisi lingkungan dengan munculnya mutagen-mutagen mikroorganisme baru penyebab penyakit baru. Jika ini terbukti, maka prediksinya adalah, akan muncul penyakit-penyakit baru baik Viral maupun bacterial yang berbeda dengan apa yang sudah kita kenal selama ini. Bahkan berbagai vaksin yang selama ini diandalkan untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut, boleh jadi tidak ampuh lagi, karena virus maupun bakteri yang ada sifatnya sudah berbeda.Dengan demikan kehidupan di bumi ini menjadi sangat terancam. Laboratorium-laboratorium manusia TIDAK mungkin berpacu dengan LABORATORIUM ALAM.
Kembali Dan Bersatu Dengan Alam
Gerakan kembali kea lam (Back To Nature) sejak tahun 70 –an sudah menggema. Realitas kehidupan secara menyeluruh teleh mendorong lebih kuat , tidak hanya kita kembali kea lam, namun bagaiman kita juga bersatu dengan alam. Gerakan menyeluruh akan ketidakterpisahan kehidupan dengan alam, ini melahirkan kehidupan holistic. Konsep hidup menyeluruh, bukan saja bagaimana kita memanfaatkan alam, tetapi dilengkapi pula dengan semangat bagaimana menjaga keseimbangan alam, berdetak dengan irama alam, dan melangkah dengan kaidah-kaidah alam.
Bagaimana Dengan Bidang Kesehatan ?
Berfikir holistic tentang kesehatan masa depan, adalah sebuah keniscayaan yang perlu dilakukan. Realitas ekologis dengan “berlimpahnya UV” yang mutagenic, dan bertumpuknya mutagen kimiawi yang berasal dari berbagai aktifitas umat manusia, menjadikan atmosfir bumi seakan tabung reaksi besar tempat para mutan siap lahir.
Virus, bakteri dan berrbagai mikroorganisme yang selama ini dikenal sebagai mutagen biologis, dengan meliu “tabung reaksi raksasa” di atmosfir jusatru kana menjadi mjutan-mutan baru. Ini mengingat dengan struktur yang lebih sederhana, maka kemungkinan berupah menjadi lebih mudah disbanding dengan makhluk-makhluk hidup yang memiliki struktur lebih komplek. Dengan demikian, akan muncul strain-starin baru, bahkan mugkin spesies-spesies baru.
Adanya mega perubahan pada tingkat mikroorganisme, termasuk mikroorganisme pathogen jelas akan mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi besar di dunia kedokteran. Apa yang selama ini digunakan sebagai terapi , kuratif maupun prefantif, atas dasar penelitian-penelitian sebelumnya, mungkin sudah tidak “manjur” lagi. Imunitas-imunitas yang dikembangkan dengan faksin-faksin lama sudah tidak kokoh lagi mengahadapi serangan –serangan mikroorganisme lama yang berubah, bahkan pathogen-patogen baru akhibat mutasi total. Obeservasi penulis 2 tahun ini menunjukan memang sedang terjadi hal yang demikian. Bahkan seperti apa yang ditulis oleh
"recent research in US has claimed that adverse hospital each year, making them one of the leading causes of death" (Dr. Trisha Macnoir, bbc.co.uk/health/futures/side)
Gaya hidup materialism telah menjebak manusia dalam lingkaran setan ketiodak menentuan bahkan ancaman kehancuran. Sejak tidak terkontrolnya konsumsi enargi, yang sangat tergantung pada jasa bahan bahan fosil yang menghasilkan tumpukan gas rumah kaca sebagai mantel atmosfir, membuat bumi makin panas. Bumi yang makin panas ini mendorong pola hidup serba AC, Peningkatan Penggunaan Freon, dan sejenisnya.
Dari “kepanasan” manusia terjebak untuk mencari “yang serba dingin” dengan menggali lubang dari lapisan pelindung atmosfirnya, karena zat-zat yang digunakan sebagai “pendingin” ternyata dalam proses lanjutnya berlaku sebagai penggali lubang ozon yang sangat diperlukan bagi kehidupan di muka bumi.
ODS , Ozone Destroyed Subtance , subtansi-subtansi perusak ozone, dengan berjalannya waktu, kiti muncul sebagai ancaman. Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) buatan manusia yang meningkatkan kadar penipisan ozon menyebabkan kemerosotan berangsur-angsur dalam tingkat ozon global.
CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, dalam kulkas, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan busa dan bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik.
Masa hidup CFC berarti 1 molekul yang dibebaskan hari ini bisa ada 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan.
Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Di atas lapisan ozon utama, pertengahan julat ketinggian 20 – 25 km, kurang sinar UV diserap oleh ozon. Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan UV, dan membebaskan atom klorin. Atom klorin ini juga berupaya untuk memusnahkan ozon dan menghasilkan lubang ozon
Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai 'lapisan ozon'. Ozon terhasil dengan berbagai percampuran kimiawi, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet (UV) dari matahari.
Ozon (O3) dihasilkan apabila O2 menyerap sinar UV pada jarak gelombang 242 nanometer dan disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi jarak gelombang yang besar dari 290 nm. O3 juga merupakan penyerap utama sinar UV antara 200 dan 330 nm. Penggabungan proses-proses ini efektif dalam meneruskan ketetapan bilangan ozon dalam lapisan dan penyerapan 90% sinar UV.
UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik. Peningkatan tingkat UV juga mempunyai dampak kurang baik terhadap sistem imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan, tumbuhan dan tanaman.
Penyerapan sinaran UV berbahaya oleh ozon stratosfer amat penting untuk semua hidupan di bumi.
UV dan Mutasi
Faktor- faktor yang menjadi penyebab terjadinya mutasi adalah demikian banyak aspek variabel faktor lingkungan. Faktor- faktor tersebut dikenal sebagai mutagen
Faktor itu jika menghantam apa yang ada didalam gen ( DNA ) disebut mutasi gen , sedang jika menghantam apa yang ada di dalam kromosom ( GEN ) disebut mutasi kromosom
jadi jika menghantam susunan basa nitrogen yang ada di dalam gen berarti mutasi gen
. Pada umumnya faktor- faktor lingkungan penyebab mutasi (mutasi) dibagi menjadi:
a). Faktor fisika (radiasi)
Agen mutagenik dari faktor fisika brupa radiasi. Radiasi yang bersifat mutagenik antara lain berasal dari sinar kosmis, sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar –X, partikel beta, pancaran netron ion- ion berat, dan sina- sinar lain yang mempunyai daya ionisasi.
Radiasi dipancarkan oleh bahan yang bersifat radioaktif. Suatu zat radioaktif dapat berubah secara spontan menjadi zat lain yang mengeluarkan radiasi. Ada radiasi yang menimbulkan ionisasi ada yang tidak. Radiasi yang menimbulkan ionisasi dapat menembus bahan, termasuk jaringan hidup, lewat sel-sel dan membuat ionisasi molekul zat dalam sel, sehingga zat- zat itu tidak berfungsi normal atau bahkan menjadi rusak. Sinar tampak gelombang radio dan panas dari matahari atau api, juga mem,bentuk radiasi, tetapi tidak merusak.
b). Faktor kimia
Banyak zat kimia bersifat mutagenik. Zat- zat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
• Pestisida
ü DDT, insektisida dipertanian dan rumah tangga.
ü DDVP, insektisida, fumigam, helminteik ternak
ü Aziridine, dipakai pada industri tekstil, kayu dan kertas untuk membasmi lalat rumah, mutagen pada tawon, mencit, neurospora, E, coli dan bakteriofage T4.
ü TEM, dipakai dalam teskstil dan medis (agen antineoplastik). Membasmi lalat rumah.mutagen pada mencit dan serangga, jamur, aberasi pada memcit, allium e coli dan lekosit.
• Industri
ü Formadehid. Zat ini digunakan dalam pabrik resin, tekstil, kertas dan pupuk, disenfektan benih, dan fungisida, anti pai , anti kusut pada tekstil . banyak dijumpai pada asap tembakau, asap mobil, mesin serta buangan pabrik tekstil. Mutagen pada drosophila, neuspora dan E, coli.
ü Glycidol. Zat yang digunakan untuk membuat zat kimia yang lain seperti, eter, ester, amin untuk farmasi, dan tekstil bersifat antibakteri dan antijamur pada makanan, mutagen pada drosophila, neuspora, aberasi dan jaringan mencit.
ü DEB (butadiene deipoxide), mencegah mikroba, untuk tekstil dan farmasi, mutagen pada drosophila, neuspora dan E, coli . salmonella, penicillium, lalat rumah ragi, jagung, tomat dan mamalia. Aberasi pada allium, drosophila dan mamalia.
• Makanan dan minuman
ü Caffein. Banyak didapatkan pada minuman, kopi, teh, cokelat, dan limun yang mengandung cola. Pada bidang medis untuk antihistamin dan obat pusing, pengembang pembuluh darah, koroner. Mutagen lemah pada drosophila, mutagen letal adan aberasi pada bakteri, bakteriofage, dan kultur sel orang,
ü Siklamat dan sikloheksilamin. Banyak dipakai untuk penyedap makanan dan minuman, aberasi secara invitro pada orang dan tikus.
ü Natriun nitrit dan asam nitrit zat ini digunakan mengawetkan daging, ikan dan keju, mutagen pada bakteri dan jamurdan virus: menghalangi replikasi ADN.
• Obat
ü Siklofosfamid. Pelawan berbagai jenis tumor. Toragen pada tikus, mutagen pada drosophila, mencit. Aberasi pada kultur jaringan orang.
ü Metil di-kloro etil amin. Banyak digunakan diklinik. Mutagen pada mencit, drosophila, aberasi pada Allium.
ü Antibiotik . sebagian berasal dari streptomyces, seperti mitomysin C, azaserine, streptonigrin, phleomycin. Anti neoplasma. Penghalang replikasi DNA. Mutagen pada drosophila. Aberasi pada kultur lekosit orang.
ü Aminopterin 4- aminoflic dan methoteraxate. Kedua zat antagonis terhadap asam folat. Banyak dipakai pengobatan kanker, seperti leukimia, dan choriocarcinoma, aberasi pada kultur lekosit..
!!! Bromo urasil
c). Faktor biologi
Lebih dari 20 macam virus penyebab kerusakan kromosom. Misalnya virus hepatitis menimbulkan aberasi pada darah dan sumsum tulang. Virus campak, demam kuning, dan cacar juga dapat menimbulkan aberasi.
Hypotesa Darwono
Hipotesa ini dipublikasikan pada 1 Agustus 2009, tulisan singkat tentang hypotesa ini sebagai berikut :
Mewabahnya berbagai penyakit viral (Viral Diseases) yang bersifat pandemic (menyebar di seluruh pelosok dunia) memunculkan berbagai dugaan adanya mata rantai mutasi dari “virus” induk menjadi mutan-mutan virus baru dari yang sedikit berbeda hingga berbeda sama sekali sifat-sifatnya dengan virus asalnya.
Melalui pendekatan teoritik, munculnya mutan-mutan virus ini dapat dipahami, bahkan tidak hanya virus, berbagai mutan dari berbagai organisme di muka bumi ini juga bisa diprediksikan kemungkinan perubahannya. Teori asal usul kehidupan, Urey, Mutasi, hingga Teori Evolusi dan Ekologi dapat menjelaskan fenomena mutakhir.
Inti dari teori asal usul kehidupan adalah bahwa bumi, atmosfir, laksana tabung reaksi dari Laboratorium Alam tempat terjadinya berbagai reaksi yang memunculkan kehidupan di Bumi. Harold Urey yang kemudian diteruskan oleh muridnya Muller, membuktikan adanya reaksi-reaksi tersebut.
Dipandang dari teori Mutasi, di alam terjadi mutasi spontan, yang diakhibatkan oleh adanya mutagen-mutagen alam seperti panas, radiasi sinar kosmis, batuan radioaktif, sinar ultraviolet, radiasi dan ionisasi internal mikroorganisme, dan kesalahan DNA dalam metabolisme. Sifat-sifat yang diwariskan oleh mutasi alam umumnya resesif, serta merugikan mutasi sendiri dan keturunannya. Umumnya mutasi ini bersifat letal (menyebabkan kematian bagi mutan). Mutan yang dapat bertahan hidup adalah mutan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya varietas baru. Jika mutan terus mengalami mutasi dan menghasilkan turunan yang adaptif dengan lingkungan maka pada suatu ketika akan dihasilkan turunan yang sifatnya sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya. Turunan baru ini akan mewariskan sifat barunya kepada keturunannya. Boleh jadi genotif dan fenotif sudah berbeda dengan nenek moyangnya. Dihasilkannya turunan baru melalui proses mutasi ini, merupakan salah satu mekanisme evolusi.
Fenomena Global warming, dimana terjadi peningkatan panas secara global akibat proses reradiasi panas terhalang oleh selimut gas rumah kaca (Green House Effect), Black hole, menipis dan berlubangnya lapisan ozon yang kian meluas, memungkinkan sinar ultraviolet menerobos ke bumi dengan intensitas tinggi. Dua fenomena ini ditambah fenomena lain terutama teremisinya kemikalia mutagenic (yang menyebabkan mutasi) seperti DDT, BHC, Agen Alkilase, Asam Nitrit, Hidrosil amin dll, menjadikan proses mutasi spontan mengalami booming.
Benang merah uraian di atas adalah, terdapat hubungan yang korelasional antara kondisi lingkungan dengan munculnya mutagen-mutagen mikroorganisme baru penyebab penyakit baru. Jika ini terbukti, maka prediksinya adalah, akan muncul penyakit-penyakit baru baik Viral maupun bacterial yang berbeda dengan apa yang sudah kita kenal selama ini. Bahkan berbagai vaksin yang selama ini diandalkan untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut, boleh jadi tidak ampuh lagi, karena virus maupun bakteri yang ada sifatnya sudah berbeda.Dengan demikan kehidupan di bumi ini menjadi sangat terancam. Laboratorium-laboratorium manusia TIDAK mungkin berpacu dengan LABORATORIUM ALAM.
Kembali Dan Bersatu Dengan Alam
Gerakan kembali kea lam (Back To Nature) sejak tahun 70 –an sudah menggema. Realitas kehidupan secara menyeluruh teleh mendorong lebih kuat , tidak hanya kita kembali kea lam, namun bagaiman kita juga bersatu dengan alam. Gerakan menyeluruh akan ketidakterpisahan kehidupan dengan alam, ini melahirkan kehidupan holistic. Konsep hidup menyeluruh, bukan saja bagaimana kita memanfaatkan alam, tetapi dilengkapi pula dengan semangat bagaimana menjaga keseimbangan alam, berdetak dengan irama alam, dan melangkah dengan kaidah-kaidah alam.
Bagaimana Dengan Bidang Kesehatan ?
Berfikir holistic tentang kesehatan masa depan, adalah sebuah keniscayaan yang perlu dilakukan. Realitas ekologis dengan “berlimpahnya UV” yang mutagenic, dan bertumpuknya mutagen kimiawi yang berasal dari berbagai aktifitas umat manusia, menjadikan atmosfir bumi seakan tabung reaksi besar tempat para mutan siap lahir.
Virus, bakteri dan berrbagai mikroorganisme yang selama ini dikenal sebagai mutagen biologis, dengan meliu “tabung reaksi raksasa” di atmosfir jusatru kana menjadi mjutan-mutan baru. Ini mengingat dengan struktur yang lebih sederhana, maka kemungkinan berupah menjadi lebih mudah disbanding dengan makhluk-makhluk hidup yang memiliki struktur lebih komplek. Dengan demikian, akan muncul strain-starin baru, bahkan mugkin spesies-spesies baru.
Adanya mega perubahan pada tingkat mikroorganisme, termasuk mikroorganisme pathogen jelas akan mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi besar di dunia kedokteran. Apa yang selama ini digunakan sebagai terapi , kuratif maupun prefantif, atas dasar penelitian-penelitian sebelumnya, mungkin sudah tidak “manjur” lagi. Imunitas-imunitas yang dikembangkan dengan faksin-faksin lama sudah tidak kokoh lagi mengahadapi serangan –serangan mikroorganisme lama yang berubah, bahkan pathogen-patogen baru akhibat mutasi total. Obeservasi penulis 2 tahun ini menunjukan memang sedang terjadi hal yang demikian.
Kesehatan holistic, yang dilandasi oleh semangat kezuhudan terhadap “keteraturan alam” dalam mencapai harmonis dan keseimbangan akan menjadi pilihan. Karena pada hakekatnya, alam sebagai makhluk Allah SWT telah ditata untuk keberlangsungan hidup umat manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi selama manusia benar-benar memperrhatikan amanat-Nya.
Kalau tidak, pasti akan terjadi sksesi umat manusia, suatu kamu akan diganti oleh kaum lain sebagaimana al Qur’an menggambarkannya. Yang kurang lebih artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman, barang siapa diantara kamu yang murtad (keluar)dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya,... dst"/
Shodaqallahul ‘adziim
Kesehatan holistic, yang dilandasi oleh semangat kezuhudan terhadap “keteraturan alam” dalam mencapai harmonis dan keseimbangan akan menjadi pilihan. Karena pada hakekatnya, alam sebagai makhluk Allah SWT telah ditata untuk keberlangsungan hidup umat manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi selama manusia benar-benar memperrhatikan amanat-Nya.
Kalau tidak, pasti akan terjadi sksesi umat manusia, suatu kamu akan diganti oleh kaum lain sebagaimana al Qur’an menggambarkannya. Yang kurang lebih artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman, barang siapa diantara kamu yang murtad (keluar)dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya,... dst"/
Shodaqallahul ‘adziim
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar