MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Rabu, 20 Juni 2012

KITALAH YANG BISA MENYELAMATKAN INDONESIA

Hidup bak air mengalir. Menelusur ketika poreus, menerjang ketika ada penghalang, berkelok ketika terbentur tembok dan menghanyutkan semua kelemahan. Semua ada romantikanya. Hidup bagaikan air mengalir bukan bermakna ngglonjor begitu saja, ini kesalahan paradigma yang sangat fatal. (Darwono Tuan Guru, Citarik Juni 2012)
"Orde Baru dilahirkan oleh para Brutus, dan menagsuh para brutus baru dengan air susu yang diperoleh dari tetesan darah haram multinasional, dan para brutus ini berdiaspora ke semua payung politik. Namun demikian, Dimana pun bernaung tak mungkin mereka yg dalam darahnya mengalir air susu orde baru tidak menjadi butus brutus bagi bangsa ini. Mereka yang punya cahaya kasih bagi pertiwi hendaknya menerangi fikiran dan nurani seluruh bangsa agar tidak mudah silau dg pencitraan yg mengagumkan. Dengan kecerdasan Politik, bangsa ini dapat keluar dari status bahaya (In Danger) berdasar Indek Kegagalan negara dengan melakukan suksesi terarah dan tak perlu reformasi apalagi Revolusi yang akan membuat negeri ini semakin terpuruk. " Kita harus prihatin, sebab berdasar Indek Kegagalan Negara, Indonesia dalam status In Danger (Dalam Bahaya). Hanya bangsa Indonesia yang dapat mengubah status ini menjadi semakin bahaya atau semakin baik. Seluruh komponen bangsa harus menyadarinya. Jika tidak maka masa depan anak cucu kita akan menjadi taruhan. Ironisnya, tokoh-tokoh muda yang pada lazimnya menjadi tokoh pendobrak kemapanan dan penyimpangan justru menunjukan kondisi sebaliknya. "Yang muda Yang Gila Harta" yang ditunjukan dengan fenomena mencengangkan "Yang muda yang Korupsi Bersama", yang diawali dengan "Rela Berkualisi Dengan Siapa Saja Asal Berkuasa" (baca juga : Kualisi Tanpa Hati) sungguh sebuah tragedi sejarah sebuah bangsa yang bernama Indonesia. Akankah indonesia terus berduka ? Tegakah kita melihat ibu Pertiwi Terus Menangis ? Betahkah kita derkutat dalam cerita miris ? Tentu Tidak ! Putra-putri pertiwi yang penuh kasih pada Ibunda tanah persada akan berteriak lantang " "Sang merah Putih Nan Perwira berkibarlah slama lamanya ! Saat Di Timur Matahari mulai bercahya, maka akan bangun dan berdiri kita semua, mari menyusun barisan kita seluruh pemuda Indonesia. Masalahnya siapakah yang akan membangunkan para pemuda ? siapakah yang mau bangun sebelum fajar menyingsing, sebelum ayam berkokok dan lalu mengumandangkan seruan kejayaan ; Khayya 'alal falaaah ?. Di tengah ironisme demikian,, ditengah skeptisme masyarakat menghadapi suksesi kepemimpinan 2014 nanti, sudah barang tentu kita semua memiliki kewajiban bagaimana melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Indonesia, dan saya sangat tahu banyak saudara-saudara kita yang selama ini disingkirkan, yang selama ini memilih berada "di luar" siatem maupun di dalam sistem, yang memiliki komitmen dan kemapuan. Banyak Soekarno Soekarno dari berbagai bidang yang siap menyelamatkan Indonesia. Satu diantara Soekarno-Soekarno itu adalah Prfo Dr. Ali Ghufron Mukti, mantan Dekan Fakultas Kedokteran UGM yang saat ini menduduki kursi Wakil Menteri Kesehatan RI. Dalam penilaian saya, profesor yang satu ini layak mendapat sebutan "Marhaenis Kedokteran". Keterpihakan kepada rakyat jelata dalam bidang kesehatan ini dapat dilihat dari karya-karya nyatanya tentang sistem kesehatan, keberaniannya menunjukan angka riil "yang memungkinkan" negara menanggung biaya kesehatan, bukan saja biaya sakit atau berobat bagi rakyat jelata. Prof. dr Ali Ghufrom Mukti M.Sc.,Ph.D. (lahir di Blitar, Jawa Timur, 17 Mei 1962; umur 50 tahun adalah seorang Wakil Menteri Kesehatan Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu dan juga Penjabat sementara Menteri Kesehatan Republik Indonesia menggantikan Endang Rahayu Sedyaningsih yang wafat pada tahun 2012. Ia digantikan oleh Nafsiah Mboi menjadi Menkes Republik Indonesia pada tahun yang sama. Pakar Jamkesmas ini juga merupakan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada termuda yang menjabat pada usia 46 tahun. Soekarno dari bidang Kedokteran ini dikalangan sahabat-sahabatnya terkenal sebagai pribadi yang Cerdas, Santun, Religius dan profesional. Prestasinya berjalan sepanjang hidupnya, mendapat nilai mutlak 10 untuk pelajaran matematika di Ujian SMA, menerima berbagai prestasi saat mahasiswa, juga menerima berbagai penghargaan dalam perjalanan kariernya. Saat Indonesia merdeka, Indonesia butuh pemimpin yang mampu merancang bangunan Indonesia, tampil Ir. Soekarno sebagai ahli architektur memimpin dan membangun fondasi dan bangunan bernama Indonesia. Saat ini, saat Indonesia dalam sekarat dalam bahaya, mungkinkah perlu seorang dokter untuk memimpin Indonesia agar mengobati dan menyembuhkan luka-luka Indonesia ? JIka demikian maka Profesor Doktor Ali Ghufron, layak dikedepankan sebagai Pemimpin muda yang Cerdas, Sholeh, profesional dan merakyat , pantas menjadi pilihan tepat.
KE MONAS Kemana 2x kt pergi kemana, mencari hiburan di mlm Minggu ini. Mencari 2x hiburan mlm ini, jgn jauh 2x kt ke Monas saja. Reff. Ada apakah kiranya di Monas ? Hingga kau mengajak aku kesana. Apakah engkau benar blm tahu ? Ada persiapan nggantung Anas. Hah ? Nggantung Anas ? Apa kau tak percaya ? Nggantungnya kapan bang ? a kalau terbukti salah. Hm emangnya kenapa ? Itu janjinya Anas. Hm dahsyat dong ya ? Memang dahsyat sekali. (Plesetan Lagu Ke Monas karya Rhoma Irama) Semoga tetap istiqomah dalam amanat, karena hanya kita seluruh bangsa Indonesialah yang dapat menyelamatkan Indonesia dengan pertolongan-Nya,