MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Jumat, 04 November 2016

JOKOWI MENGANGGAP KERETA LEBIH PENTING DARI PADA UMAT DAN ULAMA ?

(Dari Aksi Bela Al Quran,4 Nopember 2016)
Aksi Bela Al Quran yang berlanagsung hari Jumat, 4 Nopember 2016, semakin membuktikan bahwa kaum muslimin Indonesia, benar-benar menghargai dan menghormati sistem hukum NKRI. Meski aksi diikuti oleh jutaan kaum muslimin yang datang dari berbagai penjuru tanah air, dapat berjalan sesuai yang diharapkan termasuk memenuhi himbauan dari Presiden Joko Widodo sendiri. Sayang maksud hati umat dan ulama bersatu ingin menyampaikan aspirasi, naamun apa daya, justru ditinggal pergi oleh Jokowi
Barang kali , "Tinggal glanggang colong playu" adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan perilaku Jokowi yang meninggalkan istana dan seolah menghandar (?) untuk menghadapi perwakilan Umat yang membawa lebih satu juta jama'ah Aksi Suci Membela al Quran dari berbagai lapisan kaum muslimin.Bagi saya, perilaku Jokowi yang lebih mementingkan meninjau proyek kereta dengan menibggalkan jutaan kaum muslimin yang berusaha dengan santun untuk menyampaikan aspirasi dengan damai sesuai himbauannya, sangat tidak pada tempatnya. Jutaan kaum muslimin yang hadir dari berbagai penjuru tanah air, yang berangkat dengan segala pengorbanan, sudah seharusnya disambut dengan hsngat oleh Jokowi, sebagai tuan rumah Istana. Banyak penilaian dari kaum muslimin terkait perilaku Jokowi yang seakan tidak punya emphati ini, salah satunya adalah Joowi melecehkan umat Islam.
Sebelumnya bahkan sempat beredar kabar kalau Jokowi akan ke Australia untuk membicarakan masalah gula. Hal itu mendapat tanggapan negatif dari nitizen. Tetapi mengapa justru hari ini meninggalkan istana dan konon meninjau proyek kereta ? Bukankah ada pejabat teknis yang semestinya menangani masalah proyek ?Alasan mengapa Jokowi lebih memilih meninjau proyek kereta sangat perlu diketahui kaum muslimin khususnya jutaan peserta aksi suci membela al Quran.
 DPR sebagai pihak yang mewakili rakyat, harus bisa mendapat jawaban untuk ditetusksn kepada rakyat yang diwakilinya, DPR harus memanggil Jokowi untuk mempertanyakan prilakunya yang mengecewakan Rakyat. Apalagi akhibat gagal bertemu untuk menyampaikan aspirasinya, massa terus bertahan dan menjadi emosional hingga terpancing ketika diprovokasi hingga terjadi kericuhan.
Kericuhan yang berlangsung mulai pukul 19.15 WIB diawali ketika masyarakat menjadi tunggang langgang akhibat tembakan gas air mata untuk membubarkan massa saat mereka sedang mendengarkan orasidari para tokoh. Pengaruh penggunaan gas air mata sangat berbahaya bagi mata, pernapasan, dan kesehatan manusia. Hal ini dikarenakan gas air mata mengandung zat-zat beracun, seperti Chlorobenzylidene malononitrile (CS Gas). CS Gas bisa menyebabkan iritasi pada selaput lendir mata, hidung, tenggorokan, dan perut. Efek yang bisa ditimbulkan gas ini adalah mata sulit berkedip, sakit kepala dan sensasi terbakar. Namun, efek ini diperkirakan akan hilang sejam setelah semburan. Namun, beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa iritasi pada pernapasan dan mulut bisa berlangsung hingga sebulan.
Reaksi mata ketika terkena gas air mata adalah bertahan (defensif). Lalu terjadi sensasi seperti terbakar, mata berair, memerah, kornea melebar. “Ujung-ujungnya penghilatan menjadi kabur. Selanjutnya, reaksi alami dari orang yang terkena gas air mata adalah menempelkan atau mengusapkan tangan ke mata. “Ini justru memperburuk efek yang ditimbulkan oleh zat gas air mata, menyebarkannya dan mempenetrasi lebih jauh,
Efek gas air mata juga akan tambah parah jika orang menggunakan pakaian atau kain yang diusapkan ke bagia mata atau wajah. “Kain yang diresapi oleh zat gas air justru mempercepat penguapan zat-zat gas air mata, Pada mereka yang menderita konjungtivitis untuk menghindari dari aksi yang mengarah pada bentrokan dan penggunaan gas air mata. Sedang mereka yang menggunakan kontak lensa mata harus mencabutnya, dikarenakan dapat menyebabkan kerusakan pada kornea mata.
Dengan paparan pengaruh gas air mata di atas, maka dapat dipahami mengapa massa yang sedang tenang mendengarkan orasi menjadi tunggang langgang yang mangakibatkan kericuhan pada kasus Aksi Bela Al Quran itu. Padahal, menurut salah seorang negosiator yang menemui Jusuf Kalla, KH Arifin Ilham, menyatakan bahwa tembakan itu justru terjadi di tengah proses negosiasi yang akan digunakan sebagai hasil aksi bela al Quran itu. Kericuhan yang terjadi sudah barang tentu sangat disayangkan oleh kita semua.