MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Jumat, 26 Februari 2010

NATION'S CHARACTER BUILDING




Missi utama kehadiran dan kerasulan Muhammad SAW adalah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta, wamaa arsalnaaka illaa rahmatan lil ‘alamiin demikian kitabuullah menegaskan. Untuk mewujudkan missi kerisalahan ini hal utama yang dilakukan adalah menyempurnakan akhlaq mulia, membangun karakter umat manusia, membangun jati diri umat manusia sebagai ‘abdullah dan khalifatullah. Oleh karenanya, penilaian terhadap suatu kaumpun berlandaskan pada konteks ini, Suatu kaum akan kokoh, kalau kuat akhlaknya dan akan hancur jika hancur akhlaqnya. Dalam frame berbangsa, maka kuat tidaknya suatu bangsa ditentukan oleh kekuatan akhlaknya, kekuatan jati diri bangsa itu. Untuk itu, pembangunan suatu bangsa akan selalu berbarengan dengan pembangunan karakter bangsa (Nation Chatacter building).

Kesadaran ini sangat kentara disadari oleh para Founding Fathers, Pembangunan Karakter Bangsa menjadi tema central dalam tiap tahapan pembangunan. Bagi para founding farhers, karakter atau jati diri bangsa Indonesia tercermin pada pandangan hidup bangsa Indonesia yakni : bangsa yang berketuhanan yang maha esa, manusia yang beradab, spirit kesatuan, merakyat dan adil. Pengejawantahan dari cita-cita mewujudkan bangsa yang demikian dalam tema lain kita kenal sebagai Pembangunan Manusia Seutuhnya.

Pergantian kepemimpinan National dari periode ke periode idealnya semakin memperkokoh cita-cita mewujudkan manusia indonesia ideal, manusia Indonesia yang dilandasi oleh Idealisme kebangsaannya. Sayangnya pergantian kepemimpinan Nasional justru sering disertai dengan pergantian atau pergeseran kualitas dan idealismenya, sehingga pembangunan karakter bangsa direduksi nilainya. Ini bisa kita lihat dari pergeseran wacana pembangunan yang lebih artifisial, Pembangunan Bangsa yang bermartabat.

Jika kita klik, di google translate, bermartabat diartikan sebaagai “have a grade”, punya kelas, yang bisa juga dikatakan berkelas. Dalam kehidupan sehari-hari, terutama dilingkungan keluarga Jawa, diantara nasihat orang tua kepada anaknya mengatakan : jaga martabat keluarga, artinya, jaga harga diri, gengsi dan sejenisnya, sesuatu yang diukur dan dibandingkan dengan faktor eksternal.

Jika kita melihat bentuk kata asalnya, martabat, tentu berupa kata serapan dari bahasa Arab Martabathun. Kata ini sebentuk dengan marhamathun . Kata Marhamathun (diwakof jadi marhamah) terdapat dalam Q.S Al Balad : tawa shaubishobri wa tawaa shaubil marhamah yang di artikan sebagai berwasiat dalam kesabaran dan dalam kasih sayang. Merujuk kepada hal itu, Martabathun, yang akar katanya Rotaba, yang bisa jadi Tartib (berurutan)dalam makna prosedural atau tata cara, bukan dalam nilai (darojah) atau kemuliaan (karomah) atau hukum (tahkim, mahkamah)maupun kehormatan (marwah) dapat dimaknai keteraturan, jadi bangsa yang bermartabat bisa dimaknai sebagai bangsa yang teratur berurutan. Sebagai contoh, salah satu rukun sholat adalah tartib, maka sholat dilakukan dengan urutan dari takbirotul ikhrom hingga salam. Bukan takborotul ikrom terus salam baru baca alfatihah.

Melihat pengertian di atas, maka konsep pembangunan bangsa bermartabat, yang dimaknai bangsa berkelas, mengingatkan kita pada wacana sosiologis jaman perbudakan. Kelas, dalam wacana sosiologis, diartikan sebagai strata sosial. Pada zaman itu, ada kelas budak ada kelas tuan, wacana lain kelas proleterat dan kelas borjuis, wong cilik dan bangsawan. Pertentangan kelas melahirkan berbagai perang dan juga melahirkan dinamika sosial secara vertikal, kelas budak ingin menjadi tuan, buruh ingin menjadi majikan, atau kere ingin munggah bale. Obsesi-obsesi naik kelas, menjadi kelompok yang dihargai, yang bermartabat, bisa mengahalalkan segala cara, sehingga melahirkan berbagai “luka sejarah”.

Adakah konsep Pembangunan Bangsa Bermartabat, merupakan kesadaran kelas, bangsa berkelas rendah menuju bangsa berkelas tinggi ? Apakah ini sebuah “inferiority Syndrome” dari bangsa besar yang bernama Indonesia yang silau memandang klas “super power’ ? Layakkah kita menggunakan konsep ini mengingat bangsa kita adalah bangsa yang memiliki budaya Adiluhung, tumpah darah yang laksana surga diteteskan di atas khatulistiwa ? Atau memang ini kesadaran kolektif, kita bangsa budak karena mau diperbudak bangsa lain ?

Atau Jika kita diberikan pilihan : apakah membangun bangsa yang berkarakter dengan segala karakteristik khasnya atau membangun bangsa berkelas yang selalu dibandingkan dengan bangsa pembandingnya ?

Nation character building, akan melahirkan bangsa yang punya karakter yang sadar akan karakteristik-karakteristik bangsanya, alamnya, budayanya, falsafah bangsanya dan aturan, nilai, norma dan segala yang khas bangsanya. Manusia Indonesia yang berkarakter, yang punya jati diri, akan selalu mempertimbangkan setiap langkah hidupnya dengan keindonesiaannya, bukan dengan keeropaan, keamerikaan atau keaustraliaan. Manusia Indonesia yang berkarakter, tidak sekedar mengejar kelas, martabat atau gengsi dengan meninggalkan nilai, norma, hukum nasionalnya.
Manusia Indonesia yang berkarakter, tidak terobsesi melakukan dinamika kelas ke atas, naik kelas Sosial ekonominya, dengan korupsi, manipulasi dan konspirasi karena itu semua bukan jati diri manusia yang berketuhanan yang maha esa.

Renungan Maulid ini, semoga menyadarkan kita, bahwa bangsa kita sedang direduksi, digradasi oleh pemimpinnya sendiri hanya demi mengejar gengsi.

Atau memang kita dibangun sekedar menjadi bangsa yang mau teratur berurutan seperti teratur berurutan dalam antre BLT, antre pemberian zakat, teratur menunggu giliran pemadaman listrik dll ?

Wallahu ‘alam.


Jumat, 19 Februari 2010

THE 7 STEPS OF SQ




Dalam buku The 7 Steps of Spiritual Quotient (SQ) , Eckman memberikan empat sifat Individu Spiritual sebagai berikut :
1. Kebaikan yang jelas
2. Kesan ketidak egoisan, kurangnya perhatian tentang status, ketenaran dan ego. Transparansi antara kehidupan pribadi dan public mereka.
3. Energy belas kasih yang memelihara orang lain.
4. Kekuatan perhatian yang menakjubkan.

Pengertian Pribadi Spiritualis sejati, yakni pribadi yang sadar bahwa bila kita saling tergantung dengan segala sesuatu dan semua orang lain, bahkan fikiran, kata dan tindakan yang paling kecil dan tak penting memiliki konsekuensi nyata di seluruh alam semesta. Dengan demikian sebenarnya Pribadi Spiritualis sejadi adalah Pribadi Muttaqqin, yang haqqo Tuqotih, karena hakekat taqwa adalah keyakinan bahwa kita harus menjadi rahmat bagi alam semesta, penebar kasih bagi seluruh alam, sebagai Rahmatan Lil alamin.

Ada 7 langkah untuk menuju Pribadi spiritualis, yang terklasifikasi dalam 3 tahapan yakni : Memahami Kebenaran situasi kita , terpusat dalam kebenaran situasi kita dan tahap ke tiga adalah bertindak berdasarkan kebenaran di dunia yang lebih luas.

Lebih jauh, ketujuh langkah menuju Kecerdasan Spiritual (SQ) sebagai berikut :

1.Kesadaran
Kita menjadi sadar bahwa kita tersesat, bahwa kita tak memahami maksud kehidupan kita. Bahwa rasa “tidak tahu” yang internal ini sesungguhnya adalah rasa sebenarnya dari diri yang terbelenggu oleh kurangnya kecerdasan apapun untuk dapat melepaskan diri.
Dalam bahasa kita, Kita jadi sadar kita tidak tahu sangkan paraning dumadi diri kita.

Hal ini menyebabkan Pribadi SQ menjadi Pencipta Kesadaran. Membuat kita sadar tentang perasaan kita yang lebih dalam, yang memiliki arti penting dalam fase-fase kehidupan yang cerdas.

2.Makna
Kita menjelajahi gambaran yang lebih besar, untuk membuat kunci yang dapat membuka ruang tempat kita terbelenggu.

Pribadi Spiritual adalah Pribadi Pembawa Makna. Para individu yang bermoral yang telah mengklarifikasi konsekuensi tindakan yang keliru dipikirkan, apa yang etis tau tidak untuk dieksplorasi dan memandang pekerjaan mereka dalam konteks yang lebih luas dari pada tekanan social atau perolehan ego.

3.Evaluasi
Kita mencoba kunci-kuncinya, mencocokannya di dalam gembok dan memutarnya.

Seorang Pribadi SQ akan menjadi Evaluator, orang yang dalam menghadapi isu-isu menantang, besar atau kecil, telah meninjau ulang untuk menghindari asumsi dank arena itu menyadari bahwa ada lebih banyak hal untuk ditemukan, dilakukan, dan diekplorasi.

Berani menantang asumsi mereka sendiri dan asumsi budaya mereka dan menemukan obat baru, solusi baru terhadap problem lama.

4.Menjadi Terpusat
Kita membuka pintu ke dalam dan memungkinkan apa yang ada di sisi satunya untuk mengakses kita.

Pribadi SQ adalah pribadi yang Fokus, orang yang telah bertahan dalam krisis yang ekstrim namun terus menemukan nilai di dalam kehidupan. Terus melawan kepahitan dan kesalahan, serta berusaha mengatasi emosi mereka untuk menemukan makna baru.

Orang yang telah terpusatkan untuk memanfaatkan ketidaktahuan dan memilih untuk mendidik dan membawa cahaya. Orang yang telah mati dengan martabat dan mampu menghadapi diri mereka sendiri dengan nilai diri.

Pribadi SQ buka mengejar Martabat, tetapi lebih memilih mengembangkan Jati diri. Karena Martabat bersifat perbandingan relative dengan aspek ekstern, sedang Jati Diri bersifat sangat sublime dan internal.

5.Visi
Membiarkan cahaya dari “gambaran lebih besar” yang baru untuk membanjir sehingga kita dapat melihat.

Ketika rasul ditawari Malaikat Jibril apakah penduduk Thaif harus di jatuhi bukit, Rasulullah lebih memilih memaafkan mereka dan menunggu generasi berikutnya. Sebuah keputusan yang sangat Visioner.

Orang yang melihat bahwa dalam peristiwa sehari-hari selalu ada lebih banyak hal untuk didahulukan dan dimenangkan, bekerja untuk kebaikan lebih tinggi, yang berusaha menyembuhkan fikiran dan melepaskan orang lain, yang memiliki profesi dengan pengabdian yang luar biasa karena mereka ingin melihat sesuatu yang berharga terjadi, bukan untuk keuntungan pribadi atau popularitas.

6.Proyeksi
Memproyeksikan tingakt diri kita yang baru ke dalam wilayah baru yang dapat kita lihat sebelumnya.

Ciri lain pribadi SQ adalah pribadi yang menjadi Proyektor, orang yang berusaha membawa kecerdasan baru pada setiap situasi, entah itu melalui humor, tatapan, penolakan untuk mengkeritik dan menekan, yang memberikan diri mereka sendiri dengan bebas, bukan untuk mendapatkan bantuan atau posisi, tetapi karena mereka ingin dan yakin bahwa kebaikan hanya dapat berasal dari kebaikan. Orang berpikiran hebat yang dapat memvisualisasikan gambaran tentang masa depan dan hidup dalam kesulitan dan ketidak populeran karena menjalaninya.

Humor Rasulullah SAW kepada seorang nenek bahwa di surga tidak ada nenek-nenek merupaka sebuah contoh proyeksi yang bias dipahami dengan mudah.

7.Misi
Bertindak dalam wilayah yang baru dan sekarang sadar tentang apa yang sedang kita lakukan dalam wilayah yang lebih besar.

Dalam kehidupan keseharian, Pribadi SQ adalah pribadi-pribadi Misionaris. Orang yang mengintegrasikan isu Universal dengan tujuan pribadi. Pribadi SQ adalah pribadi-pribadi penerus Risalah, yakni Risalah Rahmatan Lil alamin, yang mengintegrasikan tujuan pribadinya dengan kasih universal, sebagaimana Diutusnya Rasul Itu sendiri.

Wamaa arsalnaak illa rahmatan lil alamin
Dan tidak Aku (Allah) utus kamu (Muhammad) kecuali untuk Rahmat semesta alam, sebagai anugerah kasih saying untuk seluruh alam.




KREDO ANAK PANAH ZAMAN
Anak Panah melesat menembus kefanaan Zaman,
mengoyak kebisuan abadi ,
mengalirkan gairah surgawi,
dimana nyanyian Sudah Bebas Negeri Kita,
benar-benar menjadi nyata.
Dan anak-anak Pertiwi bebas berteriak MERDEKA !
Atas negeri Zamrud Khatulistiwa.
Keindahan surga yang maujud di atas dunia.

Antara air - api alunku
Dengan hikmah Sulaeman, kumaknai setiap jengkal perjalan
dan dengan mukjizat Dawud kucoba taklukan karang demi karang
Sementara kearifan Hidr kugunakan untuk menyelami
Gemuruh samudra dada para dhuafa,
Yang terpaksa harus berkata Ya,
Meski nuraninya Menegaskan Tidak !

Dengan Kasih Muhammad,
Akan ku bangun istana istana di dalam dada
agar menjelma syurga di setiap taman kota
hingga anak semua bangsa
dapat bermain bersama
sambil bernyanyi lagu : Nenek Moyangku dari surga.


Kamis, 11 Februari 2010

YOUNG ENTREPRENEUR





Vision seminar Tianshi 7 Pebruari 2010 kali ini dipadati oleh anak-anak muda Pelajar SMA dan Mahasiswa yang berusaha meraih cita-citanya dengan bisnis mandiri, tanpa mengganggu sekolahnya. Mereka datang bergerombol, rombongan demi rombongan sejak pukul 11.30 WIB, padahal acara baru mulai jam 13.00. Sungguh pemandangan yang luar biasa berbeda dari kebiasaan yang ada. Mereka datang jauh sebelum acara dimulai karena sadar dan terbiasa berrgerak cepat yang dibentuk dari disiplin bisnisnya.

Sepanjamg acara yang diisi oleh para motivator muda, leader muda yang telah sukses dengan pendapatannya yang di atas 100 juta tiap bulan yang datang dengan mobil-mobil mewahnya. Diiringi musik yang menggairahkan anak muda ini, dinamis, romantis, dan reflektif, anak-anak muda ini anatusias ,emgikuti acara demi acara hingga akhir. Acara juga kian semarak karena kehadiran Hanung Bramantio (sutradara) bersama istrinya Zazkia Mekka juga Acha dan ferdy Nuril yang sedang membuat film Tianshi Menembus Mimpi yang merupakan kisah nyata keberhasilan Gadis Miskin anak tukang cuci yang berjuang untuk membiayai kuliahnya dengan bisnis mudah, halal dan berhadiah mewah, menjadi distributor Tianshi.

Bagaimana romantika dan lika-liku perjuangan hidup dan cinta Acha dalam film ini ? tunggu lamunching film layar lebar ini di bioskop-bioskop tepat pada hari Kartini, 21 April 2010 mendatang.

Habis acara mereka bergerombol seperti mentoring dibimbing kakak kelasnya. Anak-anak SMA ini sudah mencapai Leader, tagap pengembangan dan tahap awal. Dalam "afirmasi" tersebut, anak-anak SMA ini benar-benar tampil lugas, percaya diri dan dewasa. Inilah manfaat sekolah bisnis yang terintegrasi dengan dengan Pertemuan-pertemuan Tianshi.

Anak-anak SMA ini benar0benar telah membuka belenggu dirinya, belenggu kekanak kanakannya. Coba Open Your Mind dan mau datang mengamati dan mengikuti diskusi affirmasi tersebut, dapat dipastikan Fikiran Kita bisa terbuka dan tidak terkungkung oleh beribu alasan kesibukan. Seakan-akan hanya kita yang punya kesibukan.


Banyak anak-anak lingkungan kita juga. Sayangnya siswa-siswa dipschool imi justru ikut jaringan bisnis orang lain.Jika mitra Doitsoteam mau menjaringnya dan mengarahkannya sesuai kondisi psikologis mereka yang senang bersosialisasi dan berkelompok. Mungkin kita lebih suka menyendiri, tapi jika anak-anak muda lebih memilih soaialisasi, maka mereka akan memilih orang yang mendukung sosialisasi mereka.

Gmn nih bpk dan ibu Mitra Do It So Team ? Masih ada kesempatan ! Open Your Mind, Lihatlah realita saat ini maupun masa depan. Itulah yang disebut Visioner.





Teman Kencan Sehari

VALENTINE DAY AND MOSLEM'S TAUHID

Asal mula hari Valentine tercipta pada jaman kerajaan Romawi. Menurut adat Romawi, 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno. Ia adalah ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat Romawi juga menyebutnya sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan 'Feast of Lupercalia.

Pada masa itu, kehidupan belum seperti sekarang ini, para gadis dilarang berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu. Dalam tradisi ini para pria diperbolehkan memilih gadis untuk pasangan sehari.

Jika kita menilik ke belakang, sebenarnya tidak ada satu bukti pun yang dapat dijadikan sebuah pegangan tentang sejak kapan Valentine mulai dirayakan di Indonesia. Mungkin, saat penjajah Portugis atau Belanda mulai masuk ke Indonesia, yang kemudian seperti menularkan virus perayaan valentine kepada rakyat Indonesia. Tapi apa pun itu, harusnya kita bisa menyadari dengan pasti, bahwa itu bukanlah satu budaya yang serta merta dapat kita terima dan kita rayakan tiap tahunnya dengan kemeriahan layaknya hari besar agama kita.

Apa sebenarnya Valentine Day?

Sudah banyak kita jumpai literature yang menceritakan dan berusaha mencari tahu tentang histori munculnya Valentine Day. Dan dari sekian banyak literature itu, banyak pula yang silang pendapat tentang kebenaran dari asal mula perayaan hari yang diidentikkan dengan Kasih Sayang tersebut. Tapi yang paling banyak diyakini adalah kisah dari Santo Valentinus yang hidup di masa Kaisar Claudius II yang kemudian meninggal pada tanggal 14 Februari 269 M. Betul kah?

Yang pasti, ada sebuah tradisi yang biasa dilakukan pada masa Roma Kuno, bahwa pada pertengahan Februari merupakan periode cinta dan kesuburan. Dalam penanggalan Athena Kuno, periode antara pertengahan Januari dan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yaitu sebagai sebuah persembahan bagi pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.

Di Roma Kuno, 15 Februari merupakan hari raya Lupercalia, yang berdasarkan pada salah satu nama dewa yaitu Lupercus atau sang dewa kesuburan. Dan pada tanggal tersebut para pendeta mengadakan upacara penyembahan untuk Dewa Lupercus dengan memberikan sesembahan berupa domba. Kemudian mereka akan minum anggur dan berlari bersama di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa saja yang mereka jumpai. Perempuan-perempuan muda akan berebut untuk mendapatkan sentuhan kulit domba karena mereka yakin bahwa sentuhan tersebut dapat mendatangkan kesuburan bagi mereka, dan merupakan sesuatu yang dibanggakan di Roma saat itu.

Perayaan Lupercalia merupakan rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13 – 18 Februari. Dua hari pertama (13 – 14 Februari), dipersembahkan kepada Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) yang bernama Juno Februata. Di hari ini, para pemuda akan berkumpul dan mengundi nama – nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda akan menambilnya secara acak. Gadis yang namanya terpilih harus menjadi kekasih pemuda tersebut selama satu tahun untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya.

Esok harinya, 15 Februari, mereka menuju kuil untuk meminta perlindungan dari dewa Lupercus agar terjauh dari gangguan srigala. Selama upacara ini berlangsung, para pemuda akan melecuti pada gadis menggunakan kulit binatang.

Dari sumber lain yang tidak kalah absurdnya adalah, bahwa Valentino adalah nama pemuda rakyat jelata yang jatuh cinta kepada putri kerajaan. Karena budaya saat itu tidak memungkinkan perkawinan beda “kelas” maka dua muda-mudi ini saling sepakat, pada satu hari sebelum pernikahan Sang Putri dengan Bangsawan yang direstui keajaan, Sang Putri akan memberikan “Kegadisannya” kepada Valentino di bawah Patung Dewa Aprodite (dewa asmara) di tengah kota dengan menggunakan pakain sutera serba pink pada tanggal 14 malam.

Namun ketika mereka sedang melampiaskan api asmaranya di bawah patung Dewa Aprodite, pasukan kerajaan bersama sang pangeran mengetahuinya, sehingga pengwal kerajaan ini, atas Perintah sang raja menghujami mereka dengan panah sehingga Valentino dan Sang Putri meninggal di bawah patung dewa aprodite. Berlumuran darah.

Kejadian itu oleh para pengikut Valentino dijadikan hari Valentine, dengan lambang Apel yang diikat dengan pita merah (Keperawanan yang berdarah) dan Chokelat batangan (maaf alat vital Valentino). Berkobarnya api asmara (Birahi) malam itu makin nyata dengan ditunjukan di bawah Patung Aprodite, yang dalam bahasa Farmasi menjadi Aprodisiaka, agent penguat sex. Bahkan dalam khazanah cerita cerita cabul, tokoh Valentino cukup menjadi nama central.

Kristenisasi Legenda

Saat agama Kristen Katolik masuk ke Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. Agar lebih dekat kepada ajaran Kristen, di tahun 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Roma Kuno menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari. Tentang siapa Santo Valentino itu sendiri, tidak pernah ada yang tahu dengan pasti siapa orang yang dimaksud, karena sekurangnya ada tiga nama sama yang meninggal pada tanggal tersebut.

“Be My Valentine” Dan Syirik Rububiyah Dan Mulkiyyah

Setiap hari Valentine menjelang, dapat dipastikan banyak muda mudi terkhusus remaja muslim yang akhirnya ikut-ikutan menjadi bagian dari perayaan Valentine Day. Biasanya, terdapat kartu ucapan yang bertuliskan “Be My Valentine” atau ungkapan langsung yang akan diberikan kepada pasangannya masing-masing. Lantas apa sebenarnya arti dari Valentine itu sendiri?

Menurut Ken Sweiger, “Valentine” merupakan kata dalam bahasa Latin yang memiliki kesamaan arti dengan : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini dalam Romawi Kuno sebenarnya ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus yang merupakan tuhan orang Romawi.

Dengan demikian sadar ataupun tidak, dengan mengatakan kepada seseorang dengan kalimat “Be My Valentine”, maka secara terbuka orang tersebut telah melakukan adanya sekutu (syirik) kepada Tuhan, karena telah meminta seseorang untuk menjadi Yang Maha Kuasa bagi dirinya. Padalah Yang Maha Kuasa hanyalah menjadi hak Allah, selaku Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi.Ini bentuk syirik rububiyyah dan mulkiyyah, dan bisa menjadi Syirik Uluhiyah jika ada hal-hal yang mengarah pada seremonial dan pensyakralan sebagaimana laiknya peribadatan/kebaktian. Dengan demikian bisa menjadi Musyrik Total. Dan kita semua memahami, dosa Syirik adalah dosa yang tak terampuni.

Lebih jauh dari itu, perayaan “asmara” ini sesungguhnya dilatar belakangi oleh kisah sex bebas, oleh karena itu, tidak ada kalimat lain, Perayaan valentine sesungguhnya merupakan propaganda budaya untuk mensyahkan Free Sex (walaupun dalam kisah itu hanya satu hari). Tapi kalau sudah merasa enaknya, mau apa lagi ?

Kita telah lama menjadi bangsa yang Latah tanpa memahami masalah, oleh karenanya infiltrasi budaya yang justru merusak budaya dan pandangan hidup bangsa,Yang berketuhanan yang maha Esa harus kita pahami. Agar generasi muda menjadi Manusia Indonesia Seutuhnya (Insan Kamil).


Dari berbagai sumber.


Rabu, 03 Februari 2010

NEWTON'S RULE IN MOSLEM'S DAILY LIFE



(dilarang mengutip hasil renungan pribadi ini jika untuk kepentingan komersial)

Proyeksi antara Impian dan Realitasnya merupakan garis lurus (sirothol mustaqim) , dan Fokus bergerak menuju terwujudnya impian adalah Istiqomah. Percaya (yakin) lalu Istiqomah adalah kata akhirnya (Qul Aamanuu tsummastaqimuu, Percaya lalu Istiqomah, Yakin lalu Focus).

Orang yang mempunyai Impian (Visi, cita-cita, keinginan) dan Yakin Impiannya dapat terwujud, dan fokus dalam mewujudkannya, akan mempunyai energy ekstra yang tidak diperhitungkan sebelumnya hingga Impiannya terwujud. Hukum Inertia Newton mengatakan, benda cenderung diam atau bergerak terus menerus sebelum ada gaya yang bekerja padanya.

Lakukan akselerasi terhadap semua gerak kita, niscaya gaya yang ditimbulkan akan meningkat dan bisa melawan grafitasi. Formulasi Newton mengungkapkan, Gaya berbanding langsung dengan percepatan (akselerasi= a) dan massa (m) atau F=m.a, perbesar massa, dan lakukan akselerasi, maka kita bisa melawan hambatan-hambatan alamiah kita (dapat melawan gravitasi).

Tingkatkan massa (kulitas pribadi, integritas, nilai dan keyakinan diri) lalu lakukan akselerasi/percepat an terhadap semua gerak perjuangan hidup anda, maka Kekuatan Kesuksesan akan meningkat secara eksponensial dan dapat melawan hambatan-hambatan alamiah (belenggu diri, belenggu sejarah, belenggu budaya) menuju kesuksesan sejati.

Sebaliknya, jika tidak ada akselerasi (a) alias percepatan = 0, maka Kekuatan sukses anda menjadi mengecil atau bahkan nol , F=m.a jika a = 0 maka F=0.

Inilah hikmah hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Akselerasi perjuangan kita harus selalu meningkat jika kita mau sukses. JIka tidak, kita termasuk orang yang merugi.

(original quote by darwono)




YANG MUDA YANG PUNYA CITA CITA




Sejak Livia Helen mendapat reward BMW beberapa saat selepas SMA, Siswa-siswa SMA unggulan di Jakarta banyak yang terjun ke bisnis ini dan berhasil menjadi milyarder-milyarder muda. Mereka mengejar mimpinya kuliah di Manca negara dengan biaya ratusan juta hasil dari bisnis ini. Sebentar lagi adik-adik kelas merekapun segera menyusul mereka.

Mereka benar-benar memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang produktif. DEngan bisnis dan dibimmbing untuk mencap[ai kesuksesan, anak-anak mama ini berubah menjadi anak-anak yang mandiri, berdisiplin dan tidak menghamburkan waktu untuk hal-hal yang kontraproduktif. Kalau pun mereka kumpul, dapat dipastikan mereka sedang membicarakan bagaimana mewujudkan impian, diskusi Cash Flow Quadrant, atau bagaimana melakukan menularkan "Virus jadi Milyarfer" kepada temennya. Sungguh sangat berbeda dengan anak-anak sekolah yang tidak merasakan bagaimana beratnya mencari rezki. Siswa-siswa SMA unggulan yang terjud Bisnis, sangat paham menghargai uang berapapun dan juga menghargai waktu.

Mari kita tanggalkan "baju kesombongan" kita dan mau belajar kepada mereka. Hadiri Vision seminar hari Minggu, 7 Pebruari 2010 jam 12.00 di Jakarta dan ambil hikmah dari ribuan milyarder muda yang datang dengan mobil-mobil mewah di forum ini.

Di suatu siang saya ketemu rombongan siswa-siswa SMA masih memakai seragam SMA NEGERI selepas sekolah, ketika saya tanya, Lagi Pada ngapain ?

"Biasa pak, mraktekin pelajaran kewirausahaan ?

"Bisnis ya....." tanya saya sambil berakrab akrab

"iya dong, bapak kan juga bisnis juga kan ?" ungkap salah seorang dari mereka

" emang kenapa ?"

"Hari gene gak bisnis ? gak jaman pak !

Betul juga ya, Rosulullah saja keluar masuk Pasar. Dan bisnis.

Mari belajar kepada mereka yang muda yang berkarya lewat Vision Seminar besok Minggu.
Segera konfirmasi !


Just Call : 0878 777 85 989

Senin, 01 Februari 2010

MEMOAR OF EX CAMPUS ACTIVIST



“Alhamdulillah, lahir dan dibesarkan di kalangan marginal (lapisan bawah) saya dikarunia kemudahan mendapatkan pendidikan umum dan agama yang seimbang. Seiring belajar di pendidikan formal terbaik dari SD sampai Universitas, saya mendapat pendidikan agama setara tingkat SD hingga SMA dan dipermudah Masuk Pondok Pesantren Mahasiswa hingga lulus dari UGM Yogyakarta”. Sungguh karunia yang luar biasa, yang tidak semua orang mendapatkannya. Semoga Allah Tetap membimbing Hamba”

Spirit Kebangkitan Islam

Kemenangan Revolusi Islam Iran atas dominasi Amerika Serikat di ahir dekade 70 an, membangkitkan spirit dunia Islam, sehingga Dunia Islam menyambut abad 15 Hijriah dengan moment kebangkitan Dunia Islam. Spirit ini diwarnai dengan “ruju ila Qur an wassunnah” kembali kepada Qur an dan Sunnah. Spirit ini menegaskan selagi kita berpegang pada Qur an dan Sunnah, maka dia adalah Saudara kita seiman, apapun madzab dan alirannya.

Gema kebangkitan Islam benar-nenar menggaung terutama di kampus-kampus ternama di Indonesia. Masjid-masjid kampus ternama, seperti Salman di ITB, Al Ghifari di IPB, Shalahuddin di UGM semakin meningkatkan eksistensinya dengan program-program dakwah sepanjang tahun. Mahasiswa yang disupport Cendikiawan Muslim kampus seperti Amien Rais, Syefullah Mahyudin, Kuntowidjoyo, M Syahirul Alim, Ikhlasul Amal, Syafii Maarif, Yahya Muhaimin, Ahmad Baiquni dll (Yogya), Miftah farid, Kang Djalal (Bandung), A. M Syaefuddin, Hidayat Nataatmadja (Bogor), Fuad Amsyari (Surabaya), bahu membahu dalam menghijaukan kampus.

Silaturrahmi antar masjid kampus begitu intens, sehingga di pertengahan dekade 80, aktivis masjid kampus berkumpul di Jamah Shalahuddin UGM, yang dibantu oleh pondok Pesantren Shalahuddin secara mufakat membentuk Lembaga Dakwah Kampus se Jawa, yang pada kemudian hari berkembang menjadi Lembaga Dakwah Kampus seluruh Indonesia. Lembaga ini sejak awal merupakan lembaga Dakwah masjid kampus, tidak underbow orpol atau ormas manapun.

Ulul Albab sebagai main Stream

Ulul albab yakni orang yang senantiasa “mengingat Allah” dalam situasi apapun (berdiri, duduk dan berbaring) dan “memikirkan “ penciptaan langit dan bumi, sehingga sadar akan kemanfaatnnya dan berkembang kecerdasan spiritualnya. (Q.S Ali Imran 189 -190).

Bagian akhir dari Q.S Ali Imran itu seakan menjadi “ayat wajib” di sholat-sholat jamah di masjid-masjid kampus. Spirit keseimbangan “Dzikir dan Fikir” menjadi semangat kolektif jamaah jamah masjid kampus. Aktivis masjid kampus dari latar belakang disiplin ilmu apapun, serusaha mensibghoh leilmuannya dengan nilai-nilai Islam. Kajian-kajian Ekonomi Islam, Politik Islam, psikologi Islam, kepemimpinan Islam, Seni Budaya Islam, menjadi kajian-kajian yang menggairahkan di forum-forum kampus. Kaum cendikiawan Islam semakin sadar akan tugas kecendikiannya. Buku Ali Shariati (Iran) yang berjudul “Tugas Cendikiawan Muslim” , Buku-Buku M Abduh, Sayid Qutb, Said Hawwa, Maurice Bucaile samapai puisi-puisi M Iqbal (Pakistan) menjadi referensi dalam diskusi-diskusi itu.

Polaritas Kepentingan

Di Tengah semangat kesatuan itu, muncul arus perbedaan perbedaan yang memprihatinkan penulis. Melalui koran Masa Kini (Yogyakarta), penulis memaparkan fakta perbedaan-perbedaan itu, terutama berkaitan dengan Typology Dai Muda (aktivis kampus) saat itu. Warning akan sejarah aktivis islam berulang dan konsekuensinya, juga diketengahkan. Hal ini berkaitan dengan fakta di lapangan yang penulis alami. Dalam sebuah training pembinaan, karena adanya perbedaan, memporak-porandakan proses pembinaan.

Polaritas Kepentingan mantan aktyivis Islam kampus ini, saat ini semakin terdedah. Mantan Aktivis-aktivis mahasiswa Islam yang saat ini rata-rata umur 40 an dan menjadi tokoh-tokoh partai politik pun mengulang sejarah. Kembali trepuruk pada nilai-nilai pragmatisme dengan meninggalkan nilai-nilai Ideal. Kritik kepada para seniornya yang terkooptasi oleh kekuasaan, saat ini justru dilakukan dengan penuh kesadaran oleh mereka.

Jargon-jargon berpihak pada kaum duafa, menabur nilai-nilai rahmatalill alamin, hanyalah berhenti sebatas jargon. Dan dengan kepandaian argumentasinya, membungkus kebusukan jiwanya dengan mengatasnamakan Strategy.

Barangkali, bait akhir dari puisi “Adakah Kita Bangkit” yang ditulis pada 1 Muharram 1400 bisa dikedepankan disini untuk menjadi kesaksian sejarah :

“kebangkitan yang terbangun dari mimpi semalam tanpa sadar hari kemarin, adalah bergegas menuju kebinasaan yang berulang”

Naudzu Billah, tsumma Naudzu Billah.







Coba renungkan puisi berikut :

MAKAM MATAHARI

Jika kekuasaan jadi berhala,
maka segala alasan bisa jadi arca-arca.
Idealisme hanyalah sebatas kata
sedang pragmatisme adalah mantra senja kala,
dimana mentari akan terlelap mimpi dalam pelukan banaspati.
Dan esok kita harus takziah mentari.


Jika Tahta adalah dewa,
maka dusta menjadi mahkota.
Fitnah adalah kembang setaman
yang kita tabur di atas kuburan kebenaran.
Lalu di atas makam matahari,
kita beri batu nisan brtuliskan : Pak Amin Juga Manusia.

Catatan tambahan :

TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Pertengahan tahun 80 an, Rezim Pak De, demikian kami aktivist biasa memanggil Soeharto, sedang Represif-represifnya. Salah satu Peristiwa paling menyakitkan hati umat adalah pembantaian jamaah pengajian di Tanjung Priuk.

Kami, di Kom Fak HMI FKH UGM sepakat untuk "Meminta kejelasan Pemerintah" dan melalui "Rapat darurat" sepakat mengedarkan "Lembaran Putih dari Petisi 50". Sebagai koordinator Komunikasi dan Penerbitan, ini adalah bagian dari tugas saya. Namun karena Rapat darurat selesai tengah malam, penggandaan selebaran putih dihandle oleh Ketua Komisariat.

Eeeeeh tertangkap cecunguk Pak De. dalam Perhitungan kami, semua pengurus komisariat akan terseret, paling tidak sebagai penyumbang dana karena dana penggandaan Lembaran Putih adalah dana bantingan semua pengurus yang hadir di rapat darurat.

Masya Allah, ternyata segala hal "berhenti" di tangan Ketua Komisariat dan temen Sekretaris. Mereka berdua akhirnya mendapat hadiah "kuliah di luar kampus', di Penjara SATU TAHUN, tanpa menyeret dan mengusik pengurus komisariat HMI FKH UGM lainnya, Dia bertanggung Jawab ! Pemimpin Yang Bertanggung jawab.

Saat ini saya melihat, pemimpin justru lebih memilih menjadikan bawahan sebagai pengambil tanggung jawab, bahkan bawahan dijadikan kambing hitam, yang enak dikorbankan.

Semestinya, tugas dan wewenang bisa dilimpahkan, tetapi tanggung jawab ada di pundak pimpinan.

Bravo Uda !