MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Rabu, 26 Februari 2014

JURNALIS PEMILIH PEMULA

Menjadi nara sumber pada diskusi politik bagi jurnalis SMK di jakarta timur ternyata begitu komplek. Para Jurnalis yang rata-rata pemilih pemula itu ternyata begitu detail menyoroti realitas politik mutahir negeri ini. Pertanyaan-pertanyaan terkait diskusi dari gratifikasi hingga dana aspirasi mereka ungkap dengan fakta-fakta. Sedasng terkait dengan pencalegan penulis sendiri, mereka ekplor daro motivasi, visi misi termasuk pandangan pandangan penulis terkait dengan Golput, strategy pemenangan dan janji-janji politik. Tulisan berikut merupakan berbagai hal yang terungkap pada Jurnalis SMK untuk penerbitan edisi Politik.
Tentang kisah motivasi dan dorongan pencalegan kami, diawali dari pembelajaran luar sekolah yang kebetulan kami menjadi pembimbing ke Gedung MPR/DPR dan linkungan adat betawi sekitar akhir Mei 2013. Gema dukungan dari murid-murid dan teman-teman guru saat Pembelajaran Luar Kelas di Gedung DPR/MPR itu telah membangkitkan motivasi dan merajut kembali Impian pasca keikutsertaan sebagai caleg pada Pemilu awal Reformasi. Itulah yang mendorong kami mendaftar sebagai caleg di hari-hari terkahir pendaftaran caleg. Dan sesuai dengan komitmen kami, kami mendaftar di partai tidak memungut biaya. Sebab saat itu, di media massa maupun sosial media berkembang informasi yang intinya untuk mendaftar sebagai caleg dibutuhkan uang ratusan juta hingga miliaran.
Alhamdulillah, sampai saat ini murid-murid dan teman-teman guru bersemangat “membantu kami” di garis edarnya masing-masing. Tiap pagi, sebelum mengajar, teman-teman guru SMK mendoakan setelah melakukan tausiah rutin. Banyak pihak-pihak juga yang terus “cawe-cawe” ikut handarbeni pada pencalonan kami kali ini. Disamping guru dan murid, juga alumni, orang tua murid, para penjaga kantin, office boy, warteg, dll.
Bahkan saudara-saudara kami di luar Jakarta juga bersemangat membantu kami. Mas Muhammad Choiron SH mantan Ketua Cabang HMI Yogyakarta ketika kami aktif, meski beliau di Pekalongan, namun selalu membantu kami dengan berbagai hal. Teman-teman Guru, Alumni, karyawan SMA dan Mantan Kepala Sekolah SMA Islam Bumiayu , juga teman-teman Kajasha UGM Yogyakarta, Keluarga Besar PP Budi Mulia, Teman-teman Fakultas Kedokteran Hewan UGM dari berbagai angkatan dan masih banyak lagi yang tidak dapat kami sebut satu persatu terus membantu kami. Subhanallah.
Semua itu semakin memperkokoh tekad kami untuk istiqomah dan amanah dalam memperjuangkan aspirasi mereka. Kedailan pendidikan, keadilan sosial termasuk kesejahteraan guru, dosen, ustadz dan ustadzah di dalamnya. JUga kesejahteraan orang tua dengan tunjangan kesejahteraan hari tua bagi semua orang tua Indonesia yang tidak menerima dana pensiun sperti tukang ojek, pemulung, buruh angkut, buruh bangunan, supir, pedangang asongan dll.
Karena kami merasa ini semua sebagai kerja kolektif, maka apa yang akan kami dapatkan sebagai anggota dewanpun diutamakan untuk kepentingan kolektif anggota masyarakat, untuk kepentingan umat. Kepada team sukses dan pendukung kami telah sampaikan, termasuk gaji dan dana aspirasi untuk mendukung peningkatan kesejahteraan umat. Dana aspirasi yang sempat dikritisi oleh para Jurnalis SMK itu, 5 Milyar per tahun, jadi 25 M selama 5 tahun, biasanya digunakan caleg inkumben untuk money politik dengan memberikan sembako, sarung, atau baju koko pada saat-saat kampanye seperti sekarang ini. Mungkin oknum tersebut sekedar mengeluarkan 1 - 5 M, berarti oknum Anggota DPR itu masih mengkorup 20 - 24 M. Bagi kami sebagai relawan pengembangan masyarakat (Community Development), dana aspirasi dikelola untuk kepentingan masyarakat sepenuhnya, untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat dengan mengelolanya dalam program ekonomi kreatif, pengembangan kewirausahaan generasi muda termasuk lulusan SMK/SMA yang tiodak bisa melanjutkan ke bangku kuliah, juga pemberdayaan saudara kita penyandang disability aghar potensi dan konstribusinya kepada bangsa dan negara dapat dioptimalkan.
Semua kami tulis untuk menjadi catatan sehingga dapat menjadi pengingat nantinya. Dengan adanya catatan ini (tidak sekedar catatan uang) saudaraku dapat dijadikan bahan tausiah nantinya. Semoga kami tetap Amanah dan Istiqomah. Teriring dengan tausiah mari kita terus meningkatkan ikhtiar lahir batin, sehingga mendapat kemenangan yang diridloi-Nya. Mohon doa dan dukungan.
Tentang Golput, inilah pendapat penulis : Yang mengkampanyekan Golput tentu saja bukanlah rakyat biasa, tetapi kaum elit yang sadar akan kepentingan-kepentingan juga. Kelompok elit tertentu yang boleh jadi merasa kepentingannya kurang terakomodir, yang sudah barang tentu mereka juga memiliki aganda-agenda sndiri. Dengan berlindung di balik Hak kelompok ini bisa saja ingin memaksakan kehendaknya. Padahal sebagai warga negara semestinya sadar, selain ada hak tentu juga ada kewajiban. Jika kita mengerdepankan hak, maka mengkampanyekan GOLPUT syah-syah saja.
Apabila kita brersedia untuk menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, sudah barang tentu kita akan bersikap melawan GOLPUT. Coba kita jawab dengan jujur, kewajiban apa yang sudah kita perbuat agar rakyat tidak apatis ? apa pula yang sudah kita lakukan agar para elit yang eksploitatif tidak melakukan hal-hal itu ? Konstribusi apa yang telah nyata-nyata kita berikan untuk negeri ini , upaya apa yang telah kita lakukan untuk membangkitklan kesadaran kolektif untuk guyuip rukun memperbaiki kondisi negeri ini ?
Lebih jauh dari itu, apakah kita tidak berfikir apabila kampanye golput sukses, pemilu tidak syah, kelompok itu berpesta, SEBALIKNYA negara bisa chaos, kepemimpinan kosong, maka semua kita kena imbas, rakyat terkena dampaknya, padahal rakyat tidak berdosa. Kondisi choas dapat dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mencapai maksudnya, dan rakyat, NKRI sendiri yang menjadi korban. Dengan kerangka berfikir demikian, maka kampanye Golput mengarah pada terjadinya kekacauan negara, hancurnya negara. Menyengsarakan rakyat yang sudah sengsara. Jika demikian adanya, maka sesungguhnya mereka yang aktif mengkampanyekan Golput dapat terjebak pada perbuatan Makar.
Sebenarnya lebih elegan ” Jika kelompok Penganjur Golput” apabila mereka merasa lebih bisa menjamin tegaknya NKRI, konstitusi dan dasar negara, merekalah yang mengurus negeri ini. Bangunlah kekuatan untuk dapat memenangkan melalui jalur konstitusional . Sebagai kekuatan politik, kelompok Penganjur Golput dapat saja memenangkan pemilu secara syah, jika memang kelompok ini kuat dan solid.
Kita semua sepakat bahwa kita harus melakukan perbaikan negeri ini segera agar tidak semakin hancur. Semua bangsa Indonesia harus bahu membahu membangun bangsa ini. Kita semua harus melakukan perubahan positif agara negeri ini menjadi negeri yang adil makmur . Oleh karena itu pergunakan hak pilih kita secara cerdas agar terpilih pemimpin dan wakil rakyat yang dapat melakukan amanah perubahan itu.
Mungkin pilihan-pilihan yang ada kurang ideal, tentu kita pilih yang menurut kita paling baik dari yang ada. JIka anda merasa tidak ada yang baik ? Maka sesungguhnya hanya orang yang merasa dirinya paling baiklah yang menilai dari sekian pilihan tidak ada yang baik. Dan karakter yang merasa dirinya paling baik adalah karakter iblis. Tentu kita tidak mau dibilang iblis. Karepmu opo toh le ?
Darwono, Jurkamnas PBB Pemilu 2014, Relawan Sosial dan Pengembangan Masyarakat. Caleg DPR RI Dapil Jakarta Timur Nomor 4.

Sabtu, 22 Februari 2014

PBB MENGAJAK HIDUP BERKAH MENUJU SURGA ALLAH

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Salah satu ciri ibadurrahman adalah kepedulian kepada keluarga (anak isteri) dan kepedulian sosial. Bahkan dalam kepedulian sosial, dirinya tidak sekedar menuntut orang lain melakukan hal-hal taqwa, namun dia sendiri “siap” untuk memimpin masyarakat dalam ketaqwaan, memohon kepada Allah SWT agara dirinya dijadikan Pemimpin Kaum bertaqwa.
Ayat ini terasa memberi motivasi kepada kita, agar kaum bertaqwa tidak terjebak memilih pemimpin yang salah, yang dilarang agama, kepemimpinan kufur dan kafir, setiap individu muslim benar-benar memiliki tekad untuk menjadi pemimpin kaum bertaqwa. Ini tentu kesadaran lebih tinggi setelah kita meyakini bahwa hakekatnya kita semua adalah pemimpin, yang sudah barang tentu akan dimtuntut pertanggung jawaban kepemimpinan kita.
Dalam konteks kepemimpinan secara lebih luas, hakekatnya ada yang memimpin (pemimpin/imam) ada yang dipimpin (jama’ah/umat). Lebih spesifik lagi dalam skala nasional, dalam berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu ada pemimpin-pemimpin nasional, dan ada umat dalam skala nasional. Dalam konteks nasional ini, kita mengenal kepemimpinan nasional dengan segala dinamikanya termasuk suksesi kepemimpinan nasional yang dilaksanakan melalui jalan legal pemilu.
Dalam kontek dan skla apapun, kaum muslimin tetap selalu berpegang pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai kepemimpinan yang digariskan oleh Al Quran dan Assunah. Komitmen pada penegakkan kepemimpinan sesuai dengan prinsip=prinsip dan nilai-nilai al Islam, Al Qur an dan Assunah diyakini sebagai refleksi dari upaya pengamalan Dinul Islam sendiri.
Terkait dengan suksesi nasional, kita dihadapkan pada realitas bahwa banyak dari sebagian saudara kita kaum muslimin, yang benar-benar kecewa dan patah arang dengan perilaku “para pemimpin Nasional”. Imbasnya adalah terbangu persepsi dan bahkan sikap apatis dengan suksesi kepemimpinan itu sendiri. Konsekuensinya, adalah saudara-saudara kita memilih untuk tidak memilih alias Golput. Bahkan didorong oleh pihak-pihakl tertentu sikap ini diperkuat dengan istilah hak, golput pun adalah hak, mereka mengklaim memilih atau golput akhirnya toh sama juga, pemimpin-pemimpin atau wakil-wakil rakyat itu cuma akan memikirkan dirinya.
Terlepas dari kontroversi golput itu hak atau pilihan syah, klaim yang mendorong kita golput itu perlu kita didiskusikan. Menjustifikasi, para calon pemimpin mau pun caleg yang ada, secara pasti sama dengan mereka yang telah membuat mereka patah arang adalah sikap kurang fair. Sikap ini akan sangat janggal ketika kita komparasi dengan realitas bahwa Allah menciptakan manusia itu tidak seragam. Dengan segala sifat negatifnya, mungkin pemimpin atau wakil rakyat yang saat ini ada memang benar membuat mereka kecewa, tetapi menyamakan orang-orang yang berbeda akan melakukan hal yang sama adalah sikap su’udhon yang sangat terlarang dalam agama.
Lebih jauh dari itu, pilihan golput dengan praduga yang akan dipilih juga sama, adalah sikap pengingkaran terhadap firman Allah sendiri. Allah menegaskan, jika telah terjadi penyimpangan dari nilai-nilai seharusnya (nilai nilai kebenaran) maka Allah akan mendatangkan kaum yang mencintai dan dicintai ALLah , yang mencintai kaum yang penuh iman, dan tegas terhadap kaum yang ingkar (koruptor, manipulator, dll) yang berjihad di jalan Allah dan tidak takut celaan orang yang suka mencela, lhat QS. Al Maidah : 54
Keyakinan bahwa disamping ada pemimpin atau wakil rakyat yang telah membuat berbagai penyelewengan juga meyakini Allah menciptakan hamba-hambanya yang baik, khisbullah, yang mau menegakkan kebenaran, membawa ke jalan dan kehidupan surga adalah konsekuensi logis dari keyakinan pada firman Allah di atas. Dengan demikian sikap patah arang yang mendorong pada pilihan Golput sangat tidak relevan dengan karakter kaum beriman. Apalagi pemimpin bertaqwa adalah mutlaq dibutuhkan oleh kaum muslimin. Golput juga berarti tidak p[eduli dengan masalah kaum muslimin untuk memperoleh pemimpin bertaqwa. Konsekuensi dari orang yang yang tidak peduli dengan permasalahan umat Islam, kaum muslimin, dianggap bukanlah termasuk dalam golongan kaum muslimin.
Berbagai fenomena yang membuat kita kecewa, patah arang, harus kita lupakan untuk kembali punya berikhtiar dengan segala sikap khusnudhon. Dengan harapan semoga Allah telah mendorong putera-puteri bangsa terbaik mau turun tangan, kit terus memilah dan memilih calon-calon yang ada sesuai nilai-nilai ideal kita sebagai kaum bertaqwa. Telusuri prestasi dan track record setiap calon, dan pilih yang terbaik dari yang ada. Ikhtiar adalah kewajiban kita, setelahnya adalah wewenang Allah. Yang penting kita memilih yang terbaik dario yang ada. Jika yang ada dianggap tiadak lebih baik dari anad, maka mengapa anda tidak mencalonkan diri ?
Sewaktu musim pemdaftaran caleg, dengan berbagai tawar menawarnya, penulis menyatakan “partai-partai jangan GR, Rakyat muak terhadap kalian, kok mau jadi caleg saja harus mengeluarkan uang segala !”, “saya mau menjadi caleg, kalau tidak bayar dan mau melakukan tugas untuk kepentingan rakyat bukab kepentingan partai” ternayat, Partai Bulan Bintang membalas tulisan tersebut dan mempersilakan saya datang ke kantor DPP PBB.
Ketika proses pencalegan di PBB, kami disodori form janji caleg , bermaterai, hitam di atas putih yang berisi beberapa point, diantaranya harus menjadi orang tua bagi anak yatim, mau bekerja untuk rakyat terutama fakir miskin, tidak melakukan pelanggaran hukum negara dan ajaran agama dll. Membaca itu semua maka kamipun tertarik untuk mendaftar di PBB. Suara hati saya menyatakan, wong diajak hidup berkah dan ke surga, masa ditolak !”.
Sejalan dengan janji hitam putih di atas materai itu, sejak mendaftar kami bertekad, sebagai anggota legislatif nantinya kami akan menyediakan gaji kami sebagai dewan untuk keperluan masyarakat, kami mengambil sekedar untuk biaya hidup wajar dan biaya operasional untuk menjalankan tugas-tugas sebagai dewan, hal in kami telah sampaikan kepada team sukses dan masyarakat pendukung. Sedang masalah dan aspirasi yang selamah ini konon "dimakan" para legislator, kami akan menunjuk team untuk mengelolanya bagi kepentingan masyarakat. Sehingga kami dapat fokus menjalankan amanah sebagai anggota dewan. Mudah-mudahan apa yang kamim lakukan merupaka jalan menuju hidup berkah dan surga Allah.
Penulis yakin kita sama-sama menginginkan berbagai hal lebih baik ketimbang apa yang sekarang ada. Oleh karenanya, mari kita bekerja sama, bahu-membahu dengan kontribusi kita masing-masing. Insya Allah kerja sama baik kita, ta’awwun alal birri wattaqwa kita, kerjasama dalam kebaikan dan taqwa kita, akan dapat mewujudkan Kepemimpinan Kaum bertaqwa, yang dengan itu akan terbuka pintu-pintu keberkahan bagi kita semua, bagi Indonesia tercinta. Insya Allah,

Rabu, 19 Februari 2014

CAWAPRES CAWAPRES BAGI GUS YIM

“Jika Allah menolongmu, maka tidak ada satupun yang mampu menghalangimu”
Kita sudah mahfum bahwa Partai Bulan Bintang telah mencalonkan Ketua Majlis Syuro Prof. Yusril Ihza Mahendra sebagai satu-satunya Capres resmi dari Partai Bulan Bintang. Namun hingga kini, kita belum mendengar siapa calon “pendamping” Gus YIM sebagai Cawapres (Calon Wakil Presiden) dari PBB.
Masalah Cawapres tidak kalah pentingnya dengan susunan kabinet yang akan disusun oleh YIM, bahkan menurut hemat penulis, sebaiknya Gus YIM telah menentukan siapa pasangannya, sebelum “menawarkan” Kabinet Penyelamat Indonesia yang berupa Zaken kabinet nantinya. Hal ini dimaksudkan agar penyusunan zaken kabinet nantinya bisa merupakan hasil sinergy pemikiran antara Gus YIM dan Cawapresnya. Menurut hemat penulis, Gus YIM dapat memilih Cawapresnya yang berasal dari main stream dukungan yang memperkuat posisinya akhir-akhir ini.
Dalam perhitungan penulis, ada 3 kelompok pendukung yang kian memperkokoh Gus YIM menuju RI I dan sekaligus menjadikan PBB sebagai Partai Berjaya Benar pada Pemilu 2014. Tiga kelompok dukungan itu adalah ; 1. Persatuan raja, sultan dan pemangku adat seluruh Nusantara. 2. Saudara-saudara Nahdliyin terutama yang semula aktif di PKNU dan PKB Gus Dur (Gusdurian) 3. Aktivis Idealis sebagai swich vooter dari PKS, PAN, PD, PPP dan partai partai lain.
Sebagai salah satu Inisiator pemberian gelar Sri Narendra Dyah Belitung Asysayif Ad Din wa ad Daulah bagi Prof. DR. Yusril Ihza Mahendra SH. MH., Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat atau utusan resminya, sangat layak mendampingi Gus YIM. Bagaimanapun juga, masyarakat Indonesia masih banyak yang paternalistik, sangat patuh dan loyal kepada pimpinannya. Dengan mengambil Sultan atau Utusan Resmi Sultan Ngayogyakarta sebagai representasi kelompok Raja, Sultan dan Pemangku Adat seluruh Nusantara diharapkan, masyarakat dalam naungan Raja, Sultan dan Pemangku Adat seluruh Nusantara itu dapat mendukung Gus YIM secara bulat.
Apalagi mengingat ada amanah untuk meneruskan perjuangan dalam memakmurkan Indonesia dari kelompok ini. Jika perwakilan dari para Raja, Sultan dan Pemangku adat ini menjadi tandem GUS YIM dalam melaksanakan amanah tersebut, maka Insya Allah GUS YIM akan mendapat akses yang lebih mudah. Bahkan Gus YIM dan Wapresnya dapat menyusun dan melaksanakamn agenda-agenda kongkrit untuk melaksanakan amanah menyelamatkan dan memakmurkan Indonesia. Sekaligus Para Raja, Sultan dan Pemangku Adat sebagai stabilisator ekpolisosbudhankam ratanya.
Pilihan ke dua bagi Gus YIM adalah wakil dari kaum Nahdliyin yang kembali mendukung partai dengan jiwa masyumi, partai yang didirikan oleh Hadratus Syaih Hasyim As ‘ari, Kakek Gusdur. Gus YIM dan PBB dapat memilih salah satu tokoh muda Nahdliyin Gusdurian yang memiliki prestasi dan trck rekord terbaik, baik pria maupun wanita. Dari kalangan wanita bisa saja Yeni Wahid, Khofifah Indar P, Lili Wahid atau yang lainnya. Amat sangat indah, jika Gus Durian benar-benar mendukung Yusril karena pada tahun 1999, Yusril telah memberi kesempatan bagi Gus Dur sehingga mendapat dukungan penuh dari Partai-partai Islam.
Gus Yim juga dapat mengambil tokoh-tokoh idealis profesionalis dari berbagai latar belakang dukungan. Tokoh-tokoh kredibel dan berprestasi dengan track record yang baik dari berbagai partai, ormas atau profesional yang memiliki dukungan massa, bersih dan track recordnya ok. alam hal ini banyak alternatif yang dapat GUS YIM Pilih seperti, Wamenkes Prof. Ali Ghufron, Ono W Purbo atau tokoh lain yang memiliki koncern pada rakyat terpinggirkan, Wardah Hafidz.
Siapapun yang dipilih Gus YIM dan PBB, diharapkan mampu semakin mempertegas PBB sebagai Partai Berjaya Benar, dan lebih dari itu, mampu mewujudkan harapan bangsa Indonesia terhadap pemimpin yang amanah, siddiq, fathonah, tabligh untuk membangun kembali dan menyalakan cahaya kejayaan sabagai bangsa yang memiliki latar belakang sejarah kejayaan raja-raja, sultan, sunan dan adat isti adat yang adiluhung, yang mampu menata bangsa dengan harmini dengan nilai-nilai berkah.
Kita tunggu saja, sesuai mekanisme yang ada di PBB, insya Allah everything is Oke.
Darwono, Jurkamnas Partai Bulan Bintang Pemilu 2014, Caleg DPR RI Dapil Jakarta Timur.

Minggu, 16 Februari 2014

KONDOM HINGGA IMUNISASI DAN MIMPI MIMPI KAMI

Saat kami sama-sama nyantri di Pondok Pesantren Budi Mulia di awal 80-an, ada lagu yang sedang hit, yang dinyanyikan oleh John Travolta, Saturday Night Fever. Tembang-tembang itu biasanya kami nikmati sebagai pengiring belajar, setelah mengaji rutin di Pondok Budi Mulia. Kami, satu kamar bertiga bersama Muhammad Gunawan dan Ali Ghufron ( sekarsang wamenkes) memang bisa belajar seusai seson sore dan ba’da maghrib ngaji rutin di Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq Banteng 3 Yogyakarta.
Malam minggu bagi kami, Santri-santri Pondok Pesantren Budi Mulia, yang pada awalnya bernama Padepokan Budi Mulia, memang sering digunakan untuk belajar terutama menyelesaikan tugas-tugas entah laporan praktikum, pembuatan makalah dll. Hal ini dikarenakan jadwal kami tiap hari full kegiatan. Bangun dini hari jam 03.00, tahajjud diteruskan jama’ah subuh kemudian mengaji sesuai jadwal ba’da subuh sampai jam 06.00. Pagi hingga sore kami, yang rata-rata kuliah di fakultas fakultas IPA dipenuhi jadwal kuliah dan praktikum hingga sore hari. Dilanjutkan dengan menngaji hingga jam 20.00.
Setelah itu belajar sesuai kuiliah masing-masing. Inilah resiko yang kami sadari sebagai pemuda yang belajar di dua tempat : kampus dan pondok pesantren mahasiswa. Tetapi kadang kadang malam minggu juga kami “tetap ngaji” di luar pondok, yang sering ke alun-alun diajak Pak Amien Rais (Kini di PAN) dan Pak Ahmad Watik Pratiknya (di THC) untuk berdiskusi barbagai hal. Santri-santri yang sering diajak belajar “di dunia nyata” itu adalah, Pramono (LIPI), Misbah (Temprina) Khusnan (Kehutanan) dan penulis sendiri kadang disertai mentor kami Bang Zul (Zulkifli Halim, Staf Ahli menristek) dan Bang Said (Said Tuhuleley, UMY).
Tidak jarang, karena sering kelelahan atau ngantunk, Misbahul Huda (sekarang di Temprina Group Surabaya), mengaji sambil matanya kadang kiyip-kiyip, makanya Ustadz (panggilan akrab kami kepada KH Suprapto Ibnu Juraimi) sering memberi pertanyaan mendadak dengan terlebih dahulu memanggil namanya : Sentiir ! Yang artinya ceplik atau pelita (bahasa Arabnya Misbah). Tidak kalah dengan itu, Ali Ghufron, sudah jauh melangkah,tubuhnya tersandar di tiang masjid, sambil pecinya sudah dalam posisi miring menutupi salah satu wajahnya. Sedang penulis yang sering ditunjuk membaca ulang atau baca tarjamahan sebelum diurai mufrodatnya oleh pak Ustadz mau tidak mau harus selalu stand by, melek !.
Malam Minggu semalam, setalah 35 tahun dari masa itu, kami, penulis dan Prof. Ali Ghufron Mukti, Wamenkes RI, bersama-sama menikmati malam minggu di Rumah dinas Wamenkes Komplek Kemenkes Hang Jebat Jakarta Selatan. Kali ini memang tidak lengkap, sebab Dr. Gunawan Wibisono, tidak hadir diantara kami, karena tugas beliau ada di Nganjuk Jawa Timur. Maka malam minggu kami nikmati dengan acara ngobrol ngalor ngidul.
Awal mula “reuni” mendadak itu adalah kontak kami kepada beliau Wamenkes menanyakan kabar keluarga di Blitar terkait dengan Aktivitas Vulkanik Gunung Kelud. Saat kami jawab balik dialog via Hp itu, bahwa posisi kami sedang berada di BI dalam rangka bersilaturrahmi ke Edi Setijawan, salah seorang santri PP Budi MUlia yang sekarang di OJK BI, Wamenkes langsung menanyakan : Mas Darwono, kapan kita ngobrol ?, Kami jawab Sabtu - Minggu kami bisa. Kebetulan Bandara Adi Sucipto ditutup karena abu vulkanik kelud, maka Prof. Ghufron pun bisa karena tidak pulang ke Yogya, jadilah acara malming mendadak.
Memasuki pintu gerbang komplek kami menanyakan kepada salah seorang yang ada di situ, ternyata pendudiuk sekitar juga sangat mengenal. “Tadi sih lagi main tenis di PLN pak” , Rumahnya terus lurus, belok kanan, ada masjid, nah di depan mesjid itu Pak”. Salam ya Pak dari Santo”. Keakraban masyarakat terhadap sahabat saya yang pejabat ini membuat saya semakin bangga. Wamenkes Prof. Ali Ghufron, pejabat dengan reputasi Internasional di bidangnya, masih tetap memasyarakat seperti yang selama ini kami kenal. Jabatan tidak membuat beliau berubah penampilan. Tetap sederhana merakyat dan masih tetap sempat memberikan pengajian di tingkat musolla jika tidak ada tugas-tugas negara. Dan lebih bahagioa lagi, meminjam istilah Ustadz Prapto (allah yarham) “atine tetep kumantil mantil ing mesjid”, tetap aktif dalam jama’ah dan kegiatan mesjid. Subhanallah !.
Dalam penilaian kami, Sahabatku yang satu ini memang tipikal seorang intelektual muslim (ulul albab) sebagaimana digambarkan tokoh cendikiawan muslim Ali Shariati. Memiliki kemampuan Intelaktual dan tanggung jawab Intelektual luar biasa. Komitmen sosialnya sebagai intelektual dibuktikan dengan karya nyatanya jaminan kesehatan daerah (DIY) yang kemudian diadopsi oleh DKI dan saat ini Nasional. Terlepas dari masih ada kekurangan, karya dari niat baik dan kapabilitas yang baik pada saatnya akan terlihat kebaikannya. Prestasi profesional dan intelektual Prof. Ali Ghufron ini menurut hemat kami layak mengantarkan beliau menjadi orang nomor satu di kementrian kesehatan, bahkan lebih dari itu.
Obrolan pun merambah pada hal-hal muttakhir. Ketika beliau menanyakan Bang Ka’ban, Dr. MS Kaban MSi, Ketum PBB, kami jawab beliau barus SMS kami (kebetulan pas di mesjid seusau sholat Maghrib Bang ka’ban SMS), karena saya memahami arah pertanyaannya kemana, maka kami pun jawab Bahwa Bang kaban hanya sebagai Saksi Kasus Anggoro. Kami pun menjelaskan sebagaimana Pak Yusril menjelaskan melalui twitternya. Lalu kami ceritakan mimpi kami pasca pemilu 1999 yang menjelma menjadi impian yang insya Allah terwujudkan.
Ketika berdiskusi beralih ke Prof. Yusril, kami jelaskan bahwa posisi Prof Yusril sebagai Sri narendra Dyah Belitung Asysayifuddin wa addaulah adalah sangat kuat untuk menuju kursi presiden. Dukungan para Raja, sultan dan pemangku adat seluruh Nusantara itu jika diwujudkan dalam pemilihan nanti maka menjadi kekuatan dahsyat bagi PBB, dan kami berharap Prof. Yusril bisa menjadikan utusan dari forum itu menjadi wapres pasangan beliau, jika hal ini dilakukan, maka PBB dan Prof Yusril menjadi “Seng ada lawan !”. Dan kami yakin Prof. Yusril akan menyusun Zaken Kabinet dari putra-putri terbaik.
Tidak lengkap tentunya kalau ngobrol-ngalor ngidul itu tidak dilengkapi dengan apa yang sering dirindukan sahabat-sahabat kami. prof Ghufron, mengajak kami membaca puisi dengan beliau mengiringi dengan organ. kami pun menuju ke ruang santai dimana ada organ yang di atasnya ada foto aktifitas sosial Istri beliau, Inayati. Ketika intro lagu Tuhan mulai mengalun, tak tahan rasanya tangan ini mengambil mix, lalu kami berdua pun menyanyi Lagu Tuhan bersama dengan penuh penghayatan. Setelah satu lagu utuh dinyanyikan, musik tetap dimainkan lalu kami pun membacakan puisi.
Lalu mengalun beberapa lagu, diantaranya lagu Biarlah Bulan Bicara, wow, jadi ingat pusi monumental : Purnama di Budi Mulia. Jadi Ingat Juga Trio Budi Mulia saat tampil di panggung 17 an Perumahan Banteng 3, Pramono, Kusnan dan penulis menyanyikan Sepasang Mata Bola yang “salah masuk” ha ha ha.

Selasa, 11 Februari 2014

CALEG DENGAN KOMITMEN SOSIAL UNTUK MEMBANGUN TAMAN SURGA DI ATAS DUNIA

DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll. Sejak duduk di bangku SD kepekaan sosial telah terasa, tidak heran jika kepekaan, kepedulian, dan aktivitas sosial benar-benar mewarnai pikiran, karya, dan aktivitas sepanjang hidup Caleg DPR RI Pemilu 2014 dari dapil Jakarta Timur ini. Membangun Taman Surga di atas dunia adalah impian terbesar Caleg ini. Hal tercermin dalam puisi Kredo Hidupku
Kredo hidup Caleg DPR RI ini, terafirmasi dan semakin jelas saat memasuki usia 50 tahun. Caleg menggugat dirinya : Keresahan belum dapat berbuat banyak untuk umat, selalu menjadi obsesi, renungan dan munajad :
Semua aspek hidup termasuk karya idealnya adalah merupakan cerminan kasih untuk sesama termasuk dalam mendidik : Dengan bahasa Cinta Tuhan, manusia dapat menabu kasih, saling peduli, dan menghapus luka dunia.
Dengan menabur Kasih Tuhan, berarti kita menjadi Cahaya, Cahaya bagi dunia yang kian gelap. Negeri Surga yang semakin gelap, dengan multi krisisnya, sudah barang tentu membuat kita malu di hadapan-Nya.
Penyadaran kepada semua anak bangsa, bahwea keterpurukan yang ada terkait dengan jiwa korup kita, melahirkan puisi Anti Korupsi yang dibaca pada "Aksi damai Anti korupsi" pada hari Sabtu, 4 Januari 2014 di Bundaran HI Jakarta Pusat. Mari kita tetap pada garis edar kita, agar kita tidak saling berbenturan .
Coba renungkan puisi berikut :
Caleg kita Saat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik. Jejak Pemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com Jejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam.
Puisi yang termaktub pada Antologi Puisi Sosial kemahasiswaan itu diterbitkan oleh Balairung UGM 37 tahun lalu. Pemuda yang memotret masa depannya dengan kamera batin dan fikirannya, tetap bertekad untuk membangun taman surga di atas dunia. Menciptakan dunia yang penuh damai, terbebas dari perilaku kortup, manipulatif dan ekploitasi.
Untuk menahapi menuju peran mulia dan besar itu, penulis dengan segala keterbatasan dan niat tulus menjadi Caleg DPR RI pada pemilu 2014 ini. Sudah barang tentu, untuk mencapai hal itu, harus dilakukan dengan cara-cara muilia dan mendidik. Bagi kami, Cara terbaik untuk memenangkan persaingan yang penuh kecurangan adalah dengan TIDAK MELAKUKAN kecurangan sedikitpun. Teriring Mohon Doa dan Dukungan kepada seluruh saudara sebangsa dan se tanah air, kami mengajak, mari bangun Taman-Taman surga di atas dunia, dengan mengembalikan Indonesia sebagai Taman Surga Khatulistiwa terlebih dahulu. Semoga Allah SWT, memudfahkan kemenangan kita. Amin