MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Selasa, 29 Oktober 2013

SUMPAH PEMUDA DAN SPIRIT BERKAH

“Pemuda Indonesia, telah menagalami dan merasakan sendiri” bagaimana pemuda sulit mencari pemimpin yang jadi panutan, pemimpin yang dapat dipercaya, pemimpin yang tidak korup pada para pemimpin yang saat ini menguasai Indonesia.” demikian salah satu poin yang disamapaikan oleh DR. MS. Ka’ban selaku Ketua Umum Partai Bulan Bintang pada salah satu sesi dari serangkaian Indonesia memilih yang diselenggarakan di Ancol, Senin, 28 Oktober 2013 bertepatan dengan Peringatan Gari Sumpah pemuda.
Partai Bulan Bintang melalui Bang Ka’ban, demikian panggilan akrab Dr. MS. Kaban menjadi satu-satunya partai yang mengajak seluruh komponen bangsa kembali kepada UUD 1945. “Mari kita kembali kepada spirit berkah, spirit Berkah rahmat Allah yang Maha kuasa, spirit bangsa yang Berketuhanan yang Maha Esa. Demikian kurang lebih disampaianBang ka’ban.
Dengan realitas yang pemuda Indonesia Alami, dimana spirit Berkah dan spirit memimpin bangsa sebagai Bangasa Yang berketuhanan yang Maha Esa, dimana para pemuda sulit menjumpai pemimpin bangas yang jujur, yang amanah dan memperhatikan kepentingan bangsa, maka visi dan misi Partai Bulan Bintang yang ingin mengembalikan bangsa indonesia sebagai bangsa yang mengakui Berkah rahmat Allah yang Maha Kuasa, dan spirit Ketuhanan yang Maha Esa, sesuai amanah konstitusi, maka itu sangat relevan dengan apa yang dirindukan Pemuda Indonseia.
Pemuda dengan nilai-nilai Idealis bangsanya, akan bisa menemukan itu semua pada misi dan visi Partai Bulan Bintang. Apalagi, jika kita perhatikan apa yang diungkapkan wakil PBB itu, bahwa PBB berkomitmen pada pemberantasan korupsi yang memang tidak sesuai dengan spirit bangsa yang Berketuhanan yang maha esa. “PBB, akan membubarkan partai-partai yang terlibat dalam korupsi tersebut”. Ketika penegasan itu disampaikan, semua-partai-opartai terdiam, dan ruangan penyelenggaraan Indonesia Memilih, menjadi ajang gema takbir “Allahu Akbar”.
Tentu Partai Bulan Bintang telah belajar danb mengambil hikmah pada apa yang terjadi pasca reformasi 1998. tanpa sanksi dan proses hukum para pendukung orba dengan segala penyelewengan, kedzaliman, intimidasi, pelanggaran hak dll, justru menjadikan era reformasi sebagai meliu melakukan diaspora dari para penyeleweng itu. Dan dengan pengalamannya merekayasa sosial, pendukung-pendukung itu mampu menjadikan semua partai politik berada dalam kendalinya sehingga tercipta realitas menyakitkan, 230 Undang-Undang Distorsif, lebih mencerminkan proses “wani piro”, dan sungguh membuat kita harus “ngelus dada” ternyata semua fraksi menjadi Maklar Proyek. Oleh karenanya, tekad Partai Bulan Bintang untuk membabat para koruptor dan membubarkan partai yang terlibat, sungguh sebuah tekad yang memang dimiliki oleh para pemuda Indonesia.
Pemuda dan Partai Bulan Bintang memiliki tekad yang sama. Bahkan Partai Bulan Bintang menyediakan dirinya sebagai institusi diman para pemuda yang mencintai proklamasi RI 1945, Konstitusi UUD 45 dan spiritnya, untuk berkomitmen mengembalikan NKRI kepada rel yang benar dan spirit yang tertuang dalam mukadimah UUD 45, yakni Spirit Berkah Rahmat Allah yang Maha Kuasa dan Spirit Berketuhanan yang maha Esa. Artinya.
PBB menjadi pendekar bangsa untuk mengembalikan kehidupan berbangsa dan bernegara, kehidupan yang Pemuda Indonesia harapkan sesuai dengan amanah para pendiri bangsa, dan mencegah Indonesia terperosok lebih dalam ke berbagai sistem kehidupan berbangsa dan bernegara yang mengarah pada penghianatan spirit Berketuhanan yang Maha Esa, seperti atheisme, komunisme, kapitalisme, liberalisme dan neoliberalisme yang nyata-nyata telah menjadi penyelewengan nyata dalam praktek berbangsa dan bernegara selama ini. Hal ini berarti, Pada haris Sumpah pemuda 2013 itu, Partai Bulan Bintang telah melakukan langkah strategis, mengajak Pemuda Indonesia dan seluruh eleman bangsa untuk menyelamatkan NKRI dari bahaya yang siap melumatkan NKRI itu sendiri.
Bahkan, tekad Bang Kaban dan PBB, juga bisa menjawab 12 surat yang disampaikan oleh dua belas abak jalanan. yang rata-rata menyoroti penyelewengan presiden, harapan akan pendidikan beserta kesejahteraan gurunya. Dalam berbagai kesempatan Bang kaban selalu menekankan agara pendidikan semua jenjang harus gratis termasuk kesehatan untuk semua penyakit. Sebagai Mantan Menteri Kehutanan, Bang Ka’ban melalui perhitungan yang matang, meyakinkan kepada kita semua, bahwa kita dapat mengelola hutan dengan baik untuk kesejahteraan Rakyat dan membebaskan pendidikan semua jenjang termasuk kesehatan gratis. Dengan mencontohkan Finlandia, bang Kaban menekankan pemanfaatan [engelolan hutan di Finlandia, mampu meberikan konstribusi 50 % bagi APBN nya. Seperti kita ketahui, Finlandia adalah negara dengan Pendidikan terbaik di dunia, dan semua jenjang pendidikan gratis, semua guru dan tenaga pendidikannya menjadfi tanggungan negara (PNS_). Sungguh sangat dibutuhkan oileh Indonesia jika hal itu benar-benar diterapkan di Indonesia, sudah barang tentu akan beriombas positif bagi guru, ustadz, ustadzah, yang selama ini hanya mendapat jauh di bawah UMR.
Sebagai tambahan, dalam Masalah pendidikan perhatikan fokus perjuangan penulis sebagai caleg DPR RI partai Bulan Bintang yang telah disampaikan kepada masyarakat luas berikut :
Pada bidang keadilan sosial, kami insya Allah fokus berjuang dengan prioritas mengmproduk undang-undang yang memungkinkan orang tua yang telah berjuang untuk bangsa ini apapun profesinya mendapatkan jaminan sosial hari tua untuk hidup layak. Dengan demikian para lanjut usia itu dapat menikmati hari tuanya dengan fokus beribadah, tanpa harus dipusingkan untuk mencari penghidupannya di usia pensiun.
Penulis yakin, para pemuda Indonesia adalah pemuda-pemuda yang sangat memahami Birul walidain, yang sangat menghormati orang tuanya, maka penulis yakin pemuda Indonesia akan sangat mendukung terhadap jaminan Sosial bagi orang tua sebagai rasa hormat kita sebagai bangsa beradab.
Uraian di atas menunjukan, bahwa Pemuda Indonesia benar-benar mendapat ruang penyaluran apresiasi dan pengembangan idealismenya di Partai Bulan Bintang. Oleh karena sangat beralasan jika generasi muda yang sadar akan tanggung jawab sejarahnya tentu memilih Partai Bulan Bintang pada pemilu 2014, untuk mengembal;ikan NKRI sebagai negara yang sadar sepenuhnya akan Tuhan Yang Maha Esa dengan segala perintah dan larangan-Nya.

Minggu, 27 Oktober 2013

MENYAMBUT 35 TAHUN ABAD KEBANGKITAN ISLAM (1400 H - 1435 H)

Memasuki abad XV Hijriah 35 (tiga puluh lima) tahun lalu, dunia Islam menyambutnya dengan kebersamaan tekad, menjadikan abad XV H sebagai abad kebangkitan Islam ke 2. Tema tunggal kebangkitan Islam adalah seruan Ruju’ ilal Qur’an Wassunnah. Kesadaran akan kemunduran dan ketertinggalan kaum muslimin di seluruh dunia hampir di semua bidang kehidupan, telah mengobarkan semangat kebangkitan umat terutama kaum intelektualnya.
Tidak heran, jika kebangkitan Islam benar-benar berdegup di kampus-kampus utama negeri ini. UGM Yogyakarta dengan Jama’ah Shalahuddinnya, ITB dengan Jama’ah Masjid Salmannya, IPB dengan Jama’ah Al Ghifarinya, UNY yang waktu itu masih sebagai IKIP Yogyakarta dengan Jama’ah Mujahidinnya juga Jama’ah jama’ah masjid di kampus-kampus lain. Kesadaran akan “Tugas Cendikiawab Muslim” dipertegas melalui peran-peran untuk menjalankan tanggung jawab sosialnya. Keseimbangan akan aktivitas dzikir dan fikir diejawantahkan dalam kreatifitas intelektualnya.
Demikian juga dalam konteks dakwah, sadar akan fungsi kekuatan dan kesatuan dakwah dalam “memanggil” dan “menyeru” umat ke jalan Allah, pada pertengahan tahun 80 an, Jama’ah Shalahudiin UGM memrakarsai dan sekeligus menjadi tuan rumah pembentukan forum Lembaga Dakwah Kampus se Jawa bekerja sama dengan Pondok Pesantren Budi Mulia Yogyakarta, sebagai Pondok Pesantren Mahasiswa berprestasi baik akademik maupun non akademik. LDK ini kemudian berkembang pada tingkat nasional di awal tahun 90 an. Bahkan, keberhasilan memanfaatkan tugas mandiri mata kuliah Agama yang hanya 2 SKS menjadi mentoring resmi yang dirintis di Fakultas Kedokteran UGM oleh Ali Ghufron Mukti (sekarang Wamenkes), Awaluddin Nur dan Gunawan Wibisono yang waktu itu adalah juga santri Pondok Pesantren Budi Mulia disosialisasikan kepada LDK se Jawa Tersebut.
Tokoh-tokoh intelektual muslim kampus, seperti Saefullah Mahyudin, Sahirul Alim, Amin Rais, Djamaluddin Ancok, Achmad Muhammad Djoyosugito dan Kuntowidjyo (Yogya), AM Syaifuddin dan Hidayat Nata Atmaja Bogor, Kang Jalal (Jalaluddin Rachmat) dan Miftah Farid (Bandung), Fuad Amsyari (Surabaya), Muhtar Naim, Deliar Noer (Padang) bahkan Amri Yahya, Taufik Imail, MH Ainun Najib dan Bimbo dari kalangan budayawan dan seni adalah tokoh-tokoh penggerak Kebangkitan Islam melalui didang masing-masing. Adagium “La syarkiyyah walaa ghorbiyyah walakin Islamiyah”, bukan Timur dan Juga Bukan Barat tetapi Islam, dicoba diterapkan dalam semua bidang kehudipun. Islam yang menjadi warna kehidupan sehari-hari merupakan tema sentral gerakan kebangkitan Islam awal abad XV H. Oleh karena itu, pada awal kebangkitan ini kajian-kajian bahkan pesantren-pesantren kilat di kampus-kampus yang memanfaatkan moment-moment hari besar Islam terutamanya Ramadhan di Kamupus, sungguh berfaruasi. Di jama’ah Shalahuddin UGM dimana penulis berkiprah, terdapat berbagai pesantren Ramadhan seperti Pesantren Ramadhan umum, Pesantren Seni Budaya, Pesantren Jurnalistik, Pesantren Akhlaq, dll. Oleh karenanya, tokoh sekelas Noerkholis Majid yang dianggap sekuler, tidak banyak terlibat dalam gerakan kebangkitan Islam abad XV H itu dalam artian “kurang laku” pada moment moment yang terkait dengan Gema Kebangkitan Islam. Bahkan kehadiran Nurcholis Majid di Gedung PDHI Yogyakarta dalam rangka Halal Bi Halal, menuai protes dari kadert-kader HMI Yogyakarta dengan teror amoniak.
Ciri Gerakan Kebangkitan Islam yang diselenggarakan resmi di kampus-kampus adalah gerakan dakwah terbuka, dengan kaderisasi berjenjang, memiliki tujuan jangka panjang, dan terlepas dari kooptasi kekuatan politik yang saat itu dikuasai Golkar. Dengan karakter ini, gerakan kebangkitan Islam yang dimulai dari kampuspun melalui program-program pengembangan masyarakat spiritnya meluas ke keidupan masyarakat. Diharapkan, melalui dakwah dan pengembangan masyarakat yang sadar akan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin, pada akhirnya nilai-nilai syariah itu akan terejawantah dalam kehidupan masyarakat dengan sendirinya, termasuk di dalamnya spirit amar ma’ruf nahi munkar.
Spirit amar ma’ruf nahi munkar yang telah dipupuk melalui spirit kebangkitan Islam tersebut pada akhirnya mengkristal untuk melakukan reformasi agar kehidupan berbangsa dapat diperbaiki. Bisa dipahami mengapa pada reformasi 1998, Amin Rais mendapat dukungan luas terutama oleh aktivis-aktivis mahasiswa muslim melalui berbagai kesatuan aksinya. Selain Amien Rais sebagai Ketua Dewan Pakar ICMI yang saat itu “dikuya-kuya” raezim Orde Baru. Juga pada dasarnya Amin Rais bersama para Cendikiawan Muslim kampus telah menyemai spirit kebangkitan, spirit amar ma’ruf nahi munkar dari kampus ke kampus seluruh Indonesia melalui Lembaga Dakwah kamusnya juga melalui tokoh-tokoh aktivis kampus seluruh Indonesia melalui Pengajian Itikaf Ramadhan sejak Awal tahun 80 an di Pondok Pesantren Budi Mulia Yogyakarta.
Sayangnya potensi “kader-kader” aktivis kampus yang tersebar di seluruh Indonesia kurang di sadari oleh Amin Rais, sehingga Amien Rais ketila ditawari memimpin sebuah Partai Dengan dasar Islam, merasa kesempitan dan lebih memilih PAN sebagai Partai terbuka. Pilihan itu terbukti sebagai pilahan tragis, karena PAN yang waktu itu dibidani Muhammadiyyah, dengan anggota 25 Juta, artinya sebagai boleh dibilang basic Constituen PAN 25 Juta, namun hasil Pemilu 1999 menunjukan bahawa PAN mendapatkan jauh di bawah itu, artinya, Amien Rais berusaha merangkul kelompok lain, tetapi pada realitasnya malah ditinggalkan basic konstituennya. Dalam bahasa teman-teman, Amien Rais telah dicelakakan oleh kader-kader jalannanya, bukan kader yang selama ini dibinanya.
Perjalanan reformasi yang pada awalnya juga diwarnai spirit amar ma’ruf nahi munkar sebagai komitmen pada kebangkitan Islam Ruju Ilaa Qur’an Wassunah, semakin mengenaskan sehingga mati suri dan bangkit sebagai zombi. Akhibat tidak ada sanksi tegas terhadap oknum-oknum pendukung rezim Orde Baru, oknum-oknum tersebut melakukan Diaspora dan berlindung di bawah payung berbagai partai politik.
Dengan memanfaatkan kepiawaian gerakan politiknya, oknum-oknum berpengalaman murid-murid penguasa Orde baru itu pada akhirnya menduduki posisi-posisi strategis hampir di semua partai dan berhasil mewarnai partai dengan warna ideologi kapitalisnya. Oknum-oknum ini berhasil menyeret partai-partai itu ke dalam mavia perampokan bersama kekayaan bangsa, dengan kesepakatan bersama berbagi-bagi proyek, sehingga tercipta realitas, semua fraksi DPR adalah maklar proyek.
Menjelang tiga puluh lima tahun kebangkitan Islam yang sekitar seminggu lagi (1 Muharram 1435 H), oknum-oknum yang entah datang dari mana, dan berbaju partai mengatas namakan Islam, justru menjadikan keindahan Islam tertutupi oleh perilaku oknum-oknum tersebut. Sehingga sungguh sungguh Islam di negara yang berdasar pada tauhid ini, benar-benar dipermainkan. Islam ditutupi oleh kaum muslimin (oknum) sungguh-sungguh terjadi setelah 35 tahun dibangun setahap demi setahap. Bahkan kelompok minoritas berani melakukan perang terbuka melalui selebaran-selebaran dan sosial media.
Oleh karena itu, meski terasa berat, bagi kita, kaum muslimin yang sangat yakin pada keagungan Al Islam, Pada keindahan Al Islam, kita harus terpanggil kembali, membangkitkan spirit kebangkitan Islam, mempertegas Ruju’ Ilaa Quran Wassunah, melalui karya=karya kemuliaan kita, untuk mengibarkan panji-panji rahmatan lil ‘alamin. JIka kita belum bisa terlibat langsung melakukannya, maka bantulah dan support saudara-saudara kita yang serius melakukannya.Insya Allah, Allah menolong kita.
Sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/10/25/tiga-puluh-lima-tahun-kebangkitan-islam-604754.html, Kompasiana.com/DarwonoGuruKita

Kamis, 24 Oktober 2013

NKRI Bersyariah, NKRI Berkah

Minggu lalu, penulis dihubungi sahabat penulis Mas Gatot, yang dikenal sebagai KH Muhammad Khotot, Pemimpun Umum Suara Islam, sebuah media massa yang menyatakan diri sebagai media yang memperjuangkan Aspirasi dan hak-hak umat, terkait dengan pooling Capres Syariah. Dalam SMS nya beliau menyebut jika berpartisipasi untuk memberikan pendapat bisa menghubngi Radio Silaturrahmi (Rasil Cibubur). Kemudian Mas Gatot menympaikan kabar bahwa nomor saya telah di disampaikan ke pihak Rasil dan tinggal menunggu kontak dari Rasil.
Tidak lama setelah SMS-an dengan Mas Gatot, sekitar jam 11.00, Rasil menghubungi penulis. Karena penulis memang terbiasa menyampaikan pemikiran melalui baca puisi, maka saat itupun panulis membacakan puisi “Berhentilah Menadah Tuah Dajjal Serakah” , yang intinya, selama ini kita sangat tergantung dengan Tuah Dajjal (negara-negara neolib, utamanya sang Dajjal) sejak oknum-oknum Orde Baru berkonspirasi dengan CIA untuk merampok bersama kekayaan Tanah Surga. Proses itu terus menerus terjadi hingga era reformasi yang masih dikendalikan oleh “murid-murid Sasng Guru Orde baru” bahkan telah berdiaspora di seluruh kekuatan politik
Puisi ingin menegaskan cobalah kita berhenti dari ketergantungan dan stagnasi politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam dari tetesan air kencing Sang Dajjal, apalagi Sang Dajjal sendiri beserta penyembah-penyembahnya, justru sedang kolap menunggu sakaratul maut. Tulisan Jimmy Carter, mantan penguasa gedung Putih yang pernah dikutip pada edisi lalu, merupakan bukti introspektif tentang hal itu. Sehingga tidak ada alasan bagi bangsa Indonesia untuk tetap menadah tuah Dajjal serakah. Kita harus memulai melanhkah dengan kekuatan kaki sendiri menuju berkah. Orang-orang pintar, para pemimpin Indonesia harus berani berhanti menjadi “Sales Kredit” dari lembaga-lembaga keungan kaum neolib hanya karena ingin menadapatkan “komisi” dari komitmen fee maupun sejenisnya. Kita harus berani melangkah bersama menuju berkah.
Berbicara berkah, kita tidak bisa lepas dari pengakuan tulus religius bangsa Indonesia yang tertuang dalam konstitusi kita, bahkan mukadimah konstitusi 45, yang tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk MPR hasil Pemilu (DPR dan DPD), bahka kemerdekaan Indonesia adalah “berkah rahmat Tiuhan yang maha Kuasa”. Oleh karenanya, tidak heran jika NKRI juga berdasar “Ketuhanan yang maha Esa”.
Ketuhanan yang maha Esa, yang sebelumnya dalam Piagam Jakarta disebut sebagai Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi para pemeluknya melaluiproses yang disebut sebagai getlemen Agreement dari Para Founding Fathers muslim bangsa Indonesia, yang dimaknai sebagai Tauhid, bagi penulis merupakan juga Intelligent Agreement, sebuah kesepakatan cerdas, karena Ketuhanan Yang maha Esa dalam makna tauhid itu sebuah penegasan bahwa Indonesia, NKRI adalah negara Tauhid, yang meruoakan esensi syariah bagi umat Islam zaman nabi Muhammad SAW, maupun agama-gama Samawi sebelumnya yang mengikuti Millah Ibrahim.
Sebenarnya, penerapan syariah di NKRI bukanlah hal asing, kita menerapkan syariah pada Peradilan Agama, bahkan perkembangan mutahir kita dapat melihat penerapan syariah di bidang ekonomi di sektor perbankan dll. memang kita belum melaksanakannya secara sempurna, masih banyak yang perlu diperbaiki, disempurnakan, ditambah dan didiversifikasi ke bidang kehidupan berbangsa yang lebih luas, juga mengembalikan pelakuan yang dulu pernah ada, seperti dalam bidang pendidikan, yang dulu menggunakan konsep hijab, sekolah pria dan wanita banyak yang memisahkan sebagai madrasah ala Indonesia yang semakin ditinggalkan, namun kita bisa melihat banyak sekolah-sekolah unggul Katolik justru tetap menerapkan pemisahan gender ini, karena memang dalam tinjauan apapun pria dan wanita tidak sama sehingga sangatlah memaksakan diri jika dilakukan pencampuran.
Untuk keperluan menerapkan syariah di NKRI yang berbineka sehingga tercipta NKRI yang berkah, maka diperlukan pemimpin Bangsa yang bersyariah pula. Presiden Republik Indonesia yang memiliki pemahaman dan komitmen syariah yang kuat, juga para anggota DPR yang memiliki niatan, daya juang dan komitmen penerapan perundang-undangan yang bersifat mengasihi seluruh alam (Rahmatan Lil alamin) yang merupakan karakteristik dari syariah. Perlu disampaikan disini, bahwa dalam syariah juga menghormati perbedaan, menghormati kebinekaan, dan dalam syariah, penuh dengan keberkahan, jika ada hal-hal yang bersifat kurang menyenangkan, maka itu hanya berlaku bagi mereka yang melakukan kejahatan, penyelewengan, korupsi, kriminal dan sejenisnya.
Aksi riil telah dilakukan oleh Forum Umat Islam, silaturrahmi dan training Relawan Capres Syariah telah dilakukan di Jakarta dan diikuti oleh ratusan relawan dari Jakarta, Bekasio, Bogor, Bandung, Banten, Medan dll. Juga mulai diambil jajak pendapat (pooling) tentang capres Syariah ini. Prof. Yusril Ihza Mahendra, Habib Rizieq, KH Abu Muhammad Jibril, KH Abu Bakar Basyir dll adalah figur-figur yang masuk dalam bursa Capres bersyariah.
Sudah barang tentu, gerakan relawan Capres syariah akan menjadi lengkap manakala berbarengan dengan gerakan dukungan bagi Caleg syariah dari Partai-Partai yang memeliki komitmen pada dasar dan penegakkan syariah. Pada pemilu 2014 nanti, hanya 2 (dua) partai dari 15 partai kontestan pemilu adalah partai syariah, satu diantaranya adalah Partai Bulan Bintang yang ternyata, Ketua majelis Syuronya yakni Prof. Dr. Yusril Ihza mahendra juga masuk dalam bursa Capres bersyariah. Untuk partai-partai lain apalagi partai terbuka seperti PKS, PAN, PKB dan lain lain sudah barang tentu akan tidak mudah untuk terlibat dalam upaya penegakkan syariah ini, karena paling tidak, parttai-partai ini harus melakukan penyesuaian intern terlebih dahulu dan itu merupakan jalan berliku dan panjang. Oleh karenanya, bagi kaum muslimin yang memiliki niat baik, untuk menjadikan NKRI berkah dengan bersyariah, maka segeralah dukung dan bantulah capres maupun caleg syariah dario partai yang memilik komitmen syariah seperti Partai Bulan Bintang itu.
Insya Allah, dengan dukungan, bantuan dan doa seluruh kaum muslimin yang merupakan 90 % bangsa Indonesia, niatan untuk menjadikan NKRI Berkah dengan NKRI bersyariah akan menjadi kenyataan. Adalah tanggung jawab kita bersama agar Perahu Negeri Ini tidak semakin tenggelam. Oleh karenanya, kiprah kita semua akan menjadi sesuatu yang berharga. Insya Allah !
Darwono, peserta pelatihan Relawan Capres Syariah Forum Umat Islam (RCS FUI) relawan dan pelatih pengembangan Masyarakat (Community Development), pendidik dan Caleg DPR RI Partai Bulan Bintang Dapil Jakarta Timur. Sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/10/23/nkri-bersyariah-nkri-berkah-604171.html

Rabu, 16 Oktober 2013

SUPERMAN IS DEAD

Jika boleh diungkapkan dalam satu ungkapan, maka kurikilum 2013 ingin menegaskaan "Superman is dead", Supermen telah tewas !. Yang dibangun melalui kurikulum 2013 adalah generasi Indonesia yang memiliki kompetensi "team building" untuk membangun Indonesia dalam kebersamaan menghadapi kancah persaingan global.
Untuk tujuan tersebut, maka seluruh komponen yang terkait dalam kurikulum itu didesign dengan basis paradigma kebersamaan. Paradigma kebersamaan ini juga idealnya terejawantahkan dalam setiap aspek kurikulum termasuk terbreakdown dalam model, methoda dan penedekatan pembelajaran hingga ke sistem evaluasi dan penilaiannya. Kurikulum 2013 pada akhirnya bermuara pada peserta didik yang memiliki kompetensi Spiritual (KI 1), Kompetensi Sosisl (KI 2), Kompetensi Pengetahuan (KI 3) dan kompetensi keterampilan dalam makna keterampilan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Keempat kompetensi perlu dikembangkan secara simultan sehingga peserta didik memiliki kepribadian yang holistik. Ibadah Qurban, sudah kita pahami bersama memiliki nilai-nilai yang dapat mengembangkan kompetensi spiritual, kompetensi sosial bahkan kompetensi Inti pengetahuan dan Keterampilan. Oleh karena itu, sejalan dengan kurikulum 2013 maka ibadah Qurban di sekolah dapat dijadikan kegiatan pembelajaran yang berparadigma kebersamaan di sekolah.
Sudah banyak sekolah-sekolah yang sadar akan hikmah ibadah qurban bagi pendidikan terutama terkait dengan pengembangan kompetensi spiritual dan kompetensi sosialnya, oleh karenanya telah banyak sekolah yang melaksanakan kegiatan ibadah qurban di sekolah. Namun karena masih terbatas pada konteks pengembangan sikap religiusitas dan sosial peserta didik, maka tidak mengherankan jika pelibatan komponen pendidik terbatas pada dua bidang tersebut yang biasanya guru agama dan pembina OSIS atau Rohis dan itupun masih sebatas pada pelaksanaan qurban sebagaimana biasa dilakukan oleh masyarakat, tanpa terkait dengan kontek pendidikan. Atau dengan kata lain belum memanfaatkan moment Qurban dalam Contextual Learning. Sehingga wajar pelaksanaan qurban tidak menyediakan perangakat pembelajaran termasuk indikator-indikator kompetensinya hingga sistem penilaian dan evaluasinya.
Kegiatan qurban sebatas menyembelih dan berakhir pada pembagian daing qurban atau paling jauh hingga penyampaian laporan pelaksanaan Ibadah qurban, proses refleksi, affirmasi apalagi evaluasi dan penilaian hampir tidak ada yang melakukan. Seperti telah disampaikan pada bagian terdahulu, bahwa ibadah Qurban sesungguhnya dapat dijadikan pembelajaran berparadigma kebersamaan,maka pelaksanaan ibadah qurban perlu didesign sebaik mungkin sebagaimana proses pembelajaran pada umumnya dari penyusunan kompetensi-kompetensi intinya hingga indikator-indikator pencapaiannya beserta sistem penilaian dan evaluasinya. Dengan tuntutan ke empat kompetensi, maka pelaksanaan ibadah qurban di sekolah disarankan melibatkan pendidik yang luas seperti guru science/biologi untuk spesifikasai KI 3 dan KI 4 nya.
Contextual learning ini dapat didesign untuk pencapaian kompetensi organ, sistem organ, mekanisme, kelainan dan penyakit dari hean-hewan Qurban. Karena pada umumnya hewan Qurban adalah ruminansia, maka kompetansi pengetahuan diarahkan pada spesifikasi ruminansia dan komparasinya dengan mamalia lain terutama omnivora khususnya manusia. Melalui basis proyek atau penugasan kelompok, peserta didik secara langsung dibudayakan pada pembelejaran yang terkait dengan kehidupan nyata (Contextual Learning) yang pada akhirnya membangun peserta didik yang "menyatu" dengan lingkungannya, bukan mnusia yang hidup di awang-awang alias tidak membumi.
Kompetensi keahlian dan terampil menerapkan ilmu pengetahuan dapat dikembangkan melalui kerja langsung menangani hewan qurban ante maupun post mortem, sebelum dan sesudah disembelih. Sebagai misal, pada penanganan post mortem, pserta didik melakukan bagaimana melepaskan otot, tendo dan ligament dari tulang-tulangnya sehingga tinggal tulang yang bersih tanpa sisa sisa otot (daging) yang melekat. Hal ini membutuhkan keterampilan tersendiri yang dapat difasilitasi pembimbingnya. Keterampilan ini selain sangat penting dalam pengembangan keahlian anatomi dan bedah, juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sosio religius dalam acara-acara keagamaan seperti ibadah Qurban , aqikah maupun bekal keterampilan bisnis kuliner berbasis daging.
Benang merah dari uraian singkat di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa amat disayangkan jika momentum ibadah Qurban tidak dimanfaatkan oleh pihak sekolah dalam kontek pembelajaran berparadigma kebersamaan.
Penulis adalah Pendedik, aktivis Education For Sustainable Development, Relawan pengembangan Masyarakat (CD) dan Caleg DPR RI dari Partai Bulan Bintang Dapil Jakarta Timur. Dari : http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/16/qurban-dan-pembelajaran-berparadigma-kebersamaan--602025.html

Minggu, 13 Oktober 2013

ARAFAH TERJELMA PASCA TARWIYAH

Sepi, bentangkan samudra tak bertepi ! Dalam senyap, keagungan_Mu tak lepas kudekap ! Gemuruh lautan tercipta di dada berharap menatap wajah_Mu , agar Tarwiyah berubah menjelma Arafah Dimana semua yang terasah, merebah pasrah meneguhkan mahabah yang memeluk tiap butir pasir berdzikir dalam ketulusan takbir mengalir Bismillahi Allaaahu Akbar ! Dan kepasrahan itupun menjelma muntaha taqwa ! Ketika Tarwiyah Menjelma Arafah. Hati nan pasrah taburkan permata Dimana Hajar maujud cahaya cinta. Dan cahaya cinta tak pernah melahirkan tragedi Jadilah Bulan Bintang untuk Indonesia gemilang, sayang ! Pancarkan cahaya ilahi di setiap hati anak negeri yang gamang Warnai bahter NKRI dengan syariah Ilahi Sahabat, Agar hari-hari Ibu Pertiwi sumringah penuh berkah Jadilah Bulan Bintang bangsaku, Supaya Gulita Indonesia segera sirna Dimana merah putih berkibar dengan megahnya Dan kita siaga berlari membawanya ke seluruh persada Sambil berkata kepada dunia : Lihatlah Indonesia sudah merdeka ! Kami putera puteri Indoneisa akan menjaganya Selalu Merdeka ! BERHENTILAH MENADAH TUAH DAJJAL SERAKAH
Untaian zamrud khatulistiwa Kini kehilangan kilaunya Negeri tanah surga menjelma gubug derita Dimana senyum ramah, berubah sumpah serapah ! Dimana gemerlap Swarnadipa, lenyap terperangkap asap gelap Dimana kesejukan Jawadipa, berganti api Banaspati ! Dimana taman surga Papua, Tinggal bara neraka lembah Nevada
Berhentilah menadah tuah Dajjal serakah ! Meski berpijak pada tanah yang berbongkah, di atas kekuatan kaki kita semua, teruslah melangkah menuju berkah ! Wahai jiwa yang di dadanya menyala api cinta Tanah Surga Jadilah Bulan Bintang bazgi gulita Indonesia hingga Rahwana menuju ajalnya dan Sang Dorna terhimpit dadunya Jadilah Bulan Bintang di kegelapan malam kelam Agar Indonesia bertabur cahaya Cahaya di atas cahaya yang akan menyalakan api Indonesia Jaya
Renungan Idul Adha : Berbicara masalah methode ilmiah dan experimen empirik, kita tidak bisa melepaskannya dari kisah nabiyullah Ibrahim A.S. Sepanjang hidup beliau, sejak membantu Azar menjual berhala, hingga mencari tuhan dan pembuktian hari berbangkit, kita dapat mengambil pelajaran luar biasa, bahwa apa yang disebut sebagai Millah Ibrohim (Methode Ibrahim) dalam menemukan “Keesaan Tuhan” sungguh merupakan dasar dari sains moderen. Nabi Ibrahim mencari Tuhan dilakukan melalui observasi empirik, pengajuan Hipotesa, Pengujian Hipotesa, Melakukan Ferivikasi, dan pada akhirnya beliau merumuskan kesimpulan “keesaan” tuhan yang sangat mengagumkan. Karakter Nabi Ibrahim yang hanif (cenderung kepada kebenaran) dan patuh (disiplin) serta kreatif berfikir dapat menjadi karakter yang perlu dikembangkan dalam kajian methode ilmiah ini. Sumber : http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2013/10/12/ketika-tarwiyah-menjelma-arafah-600756.html Mohon maaf jika paragraping Puisi Puisinya jadi baur. Tulisan - tulisan up to date ada di kompasiana.com/DarwonoGuruKita

Selasa, 08 Oktober 2013

AWAS ANTRAK, ZOONOSIS LAIN DAN RACUN PADA HEWAN QURBAN !

Idul Adha Tahun lalu, pada pemeriksaan post mortem hewan-hewan Qurban di sekolah kami di Jakrta, kami menemukan adasatu sapi yang seluruh hatinya harus dibuang karena bernanah, penuh endapanbatu hitam dll, Ada juga Kambing yang ternyata kudisen di daerah ikatan di leher dan di telinga dan juga sapi yang mengalami radang testis.
Sudah barang tentu heawan yang sakittidak SYAH Untuk digunakan dalam Ibadah Qurban seperti hadits yang diriwayatkan oleh ImamBukhari dan Muslim. Disamping itu dagingyang tidak sehat akan mengancam kesehatan bahkan nyawa yang mengkonsumsinya.
Terkait dengan hal itu, Untuikmemberikan masukan kepada masyarakat akan Hewan yang Syah Untuk Qurban(ditinjau dari Medik Veteriner tentunya) beserta beberapa penyakit Zoonosis,yakni penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia dan sebaliknya.
Disamping resiko dari penularan zoonosis, hewan hewan yang sakit boleh jadi sesungguhnya mengandung deposit toksik yang membahayakan. Toksik-toksik dalam hal ini racun khemikalia misalnya yang dapat berpindah melalui rantai makanan juga dapat berpindah melalui bagian hewan yang mengandung deposit toksik yang dikonsumsi manusia. Menurut Balai Besar Penelitian Veteriner Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Pestisida sebagai salah satu senyawa racun yang sering ditemukan dalam pakan ternak, terutama dalam pakan konsentrat yang terdiri dari jagung dan jenis biji- bijian, sementara selama pertumbuhannya (mulai tanam sampai panen) umumnya mengalami perlakuan pestisida untuk mengejar target produksinya. Penggunaan pestisida yang tidak sesuai aturan dosisnya akan menyebabkan residu dalam produk pertaniannya dan dapat mengakibatkan keracunan bagi ternak.
Cemaran pestisida yang terdeteksi dari lingkungan pertanian (tanah, air, dan sedimen) diduga sebagai sumber kontaminasi pada produk pertanian dan ternak(INDRANINGSIH et al., 1990; WILLETT et al., 1993;NTOW, 2003). Keracunan pestisida pernah dilaporkan terjadi di Jawa Barat pada itik yang digembalakan di sawah yang menggunakan pestisida cukup tinggi (SABRANI dan SETIOKO, 1983; YUNINGSIH dan DAMAYANTI, 1994). Selanjutnya keracunan organofosfat dilaporkan meracuni sapi perah di Jawa Barat (INDRANINGSIH, 1988). Gejala keracunan seperti hiperemia mata, eksudasi cairan mukus dari mata, hipersalivasi, diare, sesak nafas dan berakhir dengan kematian ternak, muncul setelah sapi mengkonsumsi rumput terkontaminasi oleh pestisida
Dalam kadar rendah, gejala keracunan tidak terjadi, namun Residu insektida/pestisida akan terdeposit dalam jaringan lemak. Residu yang terdeposit di dalam jaringan lemak dari sapi-sapi, kerbau, kambing maupun domba yang digembalakan di sawah sawah pasca panen, boleh jadi jerami-jerami atyau sisa-sisa tanaman itu mengandung residu insektisida/pestisida yang kemudian dideposisi di jaringan lemak seluruh tubuh hewan dan menyatu dengan otot (daging). Ketika hewan hewan Qurban tinggal sementara di lokasi pelaksanaan pemotongan hewan Qurban, boleh jadi hewan tersebut mengalami stress yang bisa berdampak pada penurunan nafsu makan yang drastis. Unruk menjalankan fungsi-fungsi fisiologis tubuh sementara asupan pakan kurang mencukupi akhibat kurang berselera, tubuh akan memanfaatkan lemak lemak itu sehingga residu residu akan terlepas dan dapat mengakhibatkan gejala keracunan akan nampak seperti seperti hiperemia mata, eksudasi cairan mukus dari mata, hipersalivasi, diare, sesak nafas dan berakhir dengan kematian ternak akan nampak
Oleh karena itu, ketika hewan-hewan qurban kita di lokasi “transit” sebelum dipotong pada hari raya qurban mengalami gejala-gejala di atas, jangan dianggap remeh, karena boleh jadi material hewan qurban tersebut jika dikonsumsi justru akan berkontribusi bagi masuknya residu pestisida itu kedalam tubuh masyarakat yang mengkonsumsinya.
WHO (World Health Organisation) memperkirakan bahwa setengah juta kasus keracunan pestisida muncul setiap tahunnya, 5000 orang diantaranya berakhir dengan kematian.Dampak secara tidak langsung dirasakan oleh manusia, oleh adanya penumpukan pestisida di dalam darah yang berbentuk gangguan metabolisme enzim asetilkolinesterase (AChE), bersifat karsinogenik yang dapat merangsang sistem syaraf menyebabkan parestesia peka terhadap perangsangan, iritabilitas, tremor, terganggunya keseimbangan dan kejang-kejang (Frank C. Lu, 1995).
Untuk detailnya, baca Edisi Idul Adha tahun-tahun lalu (lihat di arsip) tahun 2012, 2011 dst. Buka juga tulisan di : kompasiana.com/DarwonoGuruKIta