MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Jumat, 23 November 2012

BANYAK JALAN MENUJU SURGA

Bisakah kita masuk surga ? Jawabnya semua bisa kecuali yang tidak ! Siapa kah yang tidak ? paling tidak ada 4 golongan yang tidak bisa masuk surga 1. Dari segi iman dia syirik (Allah mengampuni semua dosa kecuali syirik), 2. Dari segi ibadah dia menyembah selain Allah dan tidak dengan cara yang Allah dan Rasul-Nya gariskan (Lihat Q.S. Al Kafirun) 3. Dari segi Akhlaq dia Takabur (sombong, tidak masuk surga orang yang dalam hatinya ada sebesar zarah kesombongan) dan ke 4. dari segi muamalah dia memutuskan tali kasih sayang (tidak masuk sura barang siaapa memutuskan silaturrahmi). Inilah p[ertanyaan mendasar yang akan diungkap dalam buku "Cara Indah Masuk Surga". Masuk surga tidak mesti dengan menjadikan tubuh kita atau tubuh orang lain tercabik-cabik karena bom.
Dengan bebas dari 4 "penghalang" masuk suga dari aqidah (Syirik uluhiah), ibadah (Syirik 'ubudiyah) , akhlaq (Kibr/sombong) dan muamalah Memutus silaturrahmi), kita dpt berupaya meraih surga dg amalan 2 yg indah, peduli, berbagi, saling mengasihi dan saling membahagiakan sesuai dengan bidang-bidang kita, sesuai dengan kemampuan kita. sebagaimanja difirmankan ; i'maluu alaa makaanatikum inniii 'aamil berbuatlah kamu pada makan makan kamu (posisi posisi) sesungguhnya Aku (Allah) juga berbuat (action). Kita bisa memilih dari pintu surga mana kita ingin masuk dengan amalan-amalan yang sesuai untuk itu. Karena sebagaimana kita pahami bahwa pintu surga tidak satu. Pemilihan amalan unggulan sesuai kondisi dan karakter diri kita dapat membuat upaya kita meraih surga menjadi aktifitas yang indah.
Cara Indah Masuk Surga, adalah buku yang mengupas bagai mana upaya masuk surga dengan hal-hal indah dalam hidup bersama, membagi kasih, saling peduli tanpa harus saling menyakiti apalagi menabur benci dan hal-hal yang merusak diri, orang lain dan alam raya. Dengan demikian kita beislam tidak sekedar "mencegah" terorisme tetapi membangun surga di atas bumi, sebelum maeraih surga di langit, sebab dalam keyakinan kami, Addunyaa mazroatul akhiroh, dunia itu adalah ladang akhirat, tempat menanam kebaikan untuk mendapatkan kebaikan berlipat di akhirat kelak. Siapa yang memudahkan urusan hamba-Nya di dunia, maka akan dimudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Bahagiakan mereka yang kurang bahagia, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat .
Ide utama buku "CARA INDAH MASUK SURGA" adalah bgmn upaya kita menggapai surga dg membangun surga di bumi. Action 2 real yg dicintai "penghuni langit" dan "membuat bahagia penghuni dunia.
Pilihan amal amal tertentu yang menjadi unggulan biasa disebut (thoriq) dan jama'ah dengan amalan tertentu untuk menuju surga disebut Thoriqoh atau Tarekat. Pada era globalisasi dengan segala kompleksitasnya kit... a memerlukan mengambil amal unggulan menuju surga yang menghindarkan dari benturan 2 antar umat beragama sedunia dan mengambil amal 2 sholeh yg menjadi problematika bersama (camonsense) untuk hidup damai sejahtera dg tetap commeted pa prinsip 2 keimanan kita.
Pada era globalisasi ini, benturan atau penistaan terhadap suatu agama atau umat beragama di suatu tempat akan bisa menjadi isue dunia, bahkan dapat menjadi alasan terbentangnya neraka dunia. Apa yang terjadi di Jalur agza saat ini, bisa memicu solidaritas umat di seluruh dunia. Demikian juga beberapa waktu belum lama ini, sebuah film telah menjadi pemicu solidaritas seluruh dunia yang dampaknya adalah berbagi kerugian.
Neraka dunia akan tercipta lebih dahsyat jika benturan-benturan sentimen keagamaan semakin hebat. Inilah yang harus kita hindarkan. Salah satu caranya adalah bagaimana kita menghidupkan pilihan untuk menuju pintu surga dengan pilihan amal-amal unggulan yang menabur rahmat bagi semua. Pilihan pintu surga yang Indah, indah di dunia dan bahagia di akhirat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyebutkan bahwa seseorang yang berwudhu dengan benar dan menyempurnakan wudhunya, kemudian ia menengadah ke langit sambil berdo’a: “Asyhadu an laa ilaaha illallohu wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluhu.” Bagi orang ini, akan dibukakan delapan pintu Surga dan ia akan masuk ke dalamnya melalui pintu mana saja yang disukainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُسْبِغُ الْوَضُوْءَ ثُمَّ يَقُوْلُ: أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ
“Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu’ dan menyempurnakan wudhunya, kemudian ia mengucapkan: “Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allah semata, tiada sekutu baginya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.” melainkan pasti akan dibukakan baginya pintu-pintu Surga yang delapan. Silakan ia memasuki pintu mana saja yang disukainya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 345)
Kebiasaan berwudlu dan lalu berdoa ini mudah dan ringan, tetapi nilai pahalanya begitu indah, begitu dahsyat. Sudah barang tentu, kita bisa memilih pintu-pintu yang mana saja. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ مِنْ شَيْءٍ مِنْ الأَشْيَاءِ فِي سَبِيلِ اللهِ دُعِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةَ : يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا خَيْرٌ، فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ
“Barangsiapa yang menginfakkan sepasang harta dari segala sesuatu di jalan Allah (yakni sepasang kuda, unta atau yang lainnya), maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu Surga (dengan panggilan): “Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan.” Barangsiapa termasuk orang yang ahli sholat, dia dipanggil dari pintu sholat. Barangsiapa termasuk ahli jihad, akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa termasuk ahli sedekah, akan dipanggil dari pintu sedekah. Dan barangsiapa ahli puasa, akan dipanggil dari pintu ar-Royyan.”
Jadi, banyak jalan menuju surga kan ?

Rabu, 14 November 2012

KEBANGKITAN ISLAM SETELAH 33 TAHUN

(Catatan kecil seorang aktifis)
Abad XV Hijriah pada awalnya ditekadkan sebagai abad Kebangkitan Islam. Robithoh Alam Islami menetapkan hal ini pada 1400 Hijriah 33 tahun lalu. Tekad untuk bangkit dari keterpurukan sepanjang abad pertengahan hingga abad XIV diawali dengan berbagai peristiwa penting, puncaknya adalah Kemenanagan Rakyat Iran atas Cengkeraman USA melalui bonekanya Syah Reza. Namun sebagaimana saya lukiskan dlam Puisi yang saya tulis di dusun Donomulyo, Nanggulan Kulon Progo Idul Adha 1404 saat Jama'ah Shalahuddin Menyelenggarakan Pengabdian Masyarakat berjudul "Adakah Kita Bangkit ?" yang diterbitkan harian Pelita Jakarta 5 Februari 1985 : "Kebangkitan yang terbangun dari impi semalam sebelum sadar hari kemarin adalah bergegas menuju kehancuran berulang" , hari-hari ini terasa menjelma kembali. Umat Islam kembali sebagai buih yang mudah diombang ambingkan arus utama duniawi. Rakyat Iran yang gagah berani berhasil menyeret USA keluar dari negaranya. Realitasnya saat ini justru para Kepala negara atau Kepala Pemerintahan Islam "ndepe-ndepe" pada kecongkakan Amerika. Na'udzu billah, dan diakui atau tidak hanya Republik Islam Iran yang berani tegak menghadapi Amerika dan sekutu sekutunya dengan segala konsekuensinya.
Sebagai mahasiswa yang merasakan degup kebangkitan Islam di awal abad HV, saya mencoba merangkai kembali ingatan itu untuk dijadikan ingatan kolektif sesama kaum muslimin. Dan alhamdulillah pada 1 Muharram 1434 H tulisan singkat (kolom) itu dapat diselesaikan setelah nongkrong 4 jam. Mudah-mudahan kolom kecil berjudul "Kebangkitan Islam setelah 33 tahun itu ada manfaatnya. Semoga.
Telah dimahfumi bersama, Shah Muhammad Reza Pahlevi menjalankan pemerintahan yang brutal, korup, dan boros. Kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah yang terlalu ambisius menyebabkan inflasi tinggi, kelangkaan, dan perekonomian yang tidak efisien. Kebijakan Shah yang kuat untuk melakukan westernisasi dan kedekatan dengan kekuatan barat (Amerika Serikat) berbenturan dengan identitas Muslim Syi'ah Iran. Hal ini termasuk pengangkatannya oleh Kekuatan Sekutu dan bantuan dari CIA pada 1953 untuk mengembalikannya ke kekuasaan, menggunakan banyak penasihat dan teknisi militer dari Militer Amerika Serikat dan pemberian kekebalan diplomatik kepada mereka. Ia, seperti ayahnya, Shah Reza Pahlevi merupakan orang yang sekuler, berbeda dengan cara pandang rakyat Iran pada umumnya yang sangat menghormati agama (Islam Syiah) dalam kehidupan mereka sehari-hari. Semua hal tersebut membangkitkan nasionalisme Iran, baik dari pihak relijius dan sekuler. menganggap Shah sebagai boneka barat, sebuah revolusi yang disebut sebagai Revolusi Islam Iran pun berakhir dengan kemenangan Rakyat Iran, kaum mustad afin.
Revolusi ini memiliki keunikan tersendiri karena mengejutkan seluruh dunia. Tidak seperti berbagai revolusi di dunia, Revolusi Iran tidak disebabkan oleh kekalahan dalam perang, krisis moneter, pemberontakan petani, atau ketidakpuasan militer; menghasilan perubahan yang sangat besar dengan kecepatan tinggi ;mengalahkan sebuah rejim, walaupun rejim tersebut dilindungi oleh angkatan bersenjata yang dibiayai besar-besaran dan pasukan keamanan; dan mengganti monarki kuno dengan ajaran teokrasi yang didasarkan atas Guardianship of the Islamic Jurists (atau velayat-e faqih). Hasilnya adalah sebuah Republik Islam "yang dibimbing oleh ulama berumur 80 tahun yang diasingkan ke luar negeri dari Qom," sebagaimana seorang cendekiawan menyatakan, "jelas sebuah kejadian yang harus dijelaskan.
Kejatuhan terakhir Dinasti Pahlavi segera terjadi setelah 1 Februari dimana Angkatan Bersenjata Iran menyatakan dirinya netral setelah gerilyawan dan pasukan pemberontak mengalahkan tentara yang loyal kepada Shah dalam pertempuran jalanan. Iran secara resmi menjadi Republik Islam pada 1 April 1979 ketika sebagian besar Bangsa Iran menyetujuinya melalui referendum nasional
Kemenangan kaum muslimin Iran atas rezim diktator boneka negara adi kuasa Amerika telah membangkitkan semangat kebangkitan bagi umat Islam seluruh dunia yang pada realitasnya ada di dalam genggaman negara-negara kapitalis maupun komunis, negara Blok barat maupun blok timur. Adagium "la syarkiyah walaa ghorniyyah walaa kin Islamiyah" menjadi adagium pemersatu Kaum muslimin di dunia, untuk kembali sadar dan bangkit. Sehingga di awal Tahun Baru Hijriyah 1400 secara internasional kaum Muslimin Seluruh Dunia menyatakan abad XV H sebagai abad kebangkitan kaum muslimin seluruh dunia apapun madzabnya, tidak pandang Sunni maupun Syiah. Dan spirit utama abad kebangkitan islam adalah : Ruju ila Qur'an Wa sunnah. Revolusi Iran yang dipimpin oleh Khomeini tidak hanya memberi dampak kepada komunitas syiah, tetapi juga kepada masyarakat Sunni secara umum, setidaknya pada tataran psikologis.
Di Indonesia sendiri, tahun 1980-an memperlihatkan tanda-tanda kebangkitan yang sangat kentara terutama di dunia kampus. Kampus terbesar di Asia tenggara, UGM Yogyakarta, gema kebangkitan Islam dimotori oleh Jama'ah Shalaguddin UGM yang merupakan Unit kerokhanian Islam resmi di bawa Purek Tiga waktu itu. Berdiri sejak tahun 1976 dengon pendiri Achmad Fanani Cs (Fak Arsitektur) di awal 80 an benar-benar membangkitkan seluruh civitas akademika dan kaum muslimin sekitarnya. Di Bandung Mesjid Salman semakin semarak, Bogor, Al Ghifari, bahkan UKKI Universitas Trisakti Jakarta pun sangat bersemangat dalam aktivitas kebangkitan Islam.
Kesadaran tanggung jawab sebagai kaum muslimin terpelajar (intelektual) banyak dikaji melalui biku-buku Ali Shariati (Tugas Cendikiawan Muslim) maupun buku-buku sejenis. Ayat ayat akhir dari surat Ali Imron, menjadi kajian yang sangan populer dan menarik terkait dengan penggalian karakter "ulul Albab". Kesadaran untuk bisa melahirkan generasi yang imbang antara dzikir dan fikir juga telah melahirkan pusat-pusat kajian. Di Yogyakarta lahirlah Pondok Pesantren Budi Mulia yang dimotori oleh Cendikiawan Islam kondang waktu itu : Doktor Amien Rais sepulang dari sutdynya di USA dan Mesir. "Semangat Ruju Ilaa qur an wa sunnah" benar benar melahirkan dimensi baru dalam berilmu, beramal, bermasyarakat, termasuk dalam berseni budaya.
Perjuangan untuk menegakkan isyhaduu bianna muslimin tidak pernah mundur meski harus berhadapan dengan laras senjata rezim orde baru yang sering diinterperestasikan sebagai jelmaan "Rezim Syah Iran" yang sama-sama boneka USA. Lahirnya HMI MPO adalah salah satu fakta sejarah yang tidak dapat dipungkiri bahwa di negeri ini selalu muncul; anak-anak bangsa yang siap berani melawan kesewenang-wenangan rezim berkuasa.
Kini, setelah 33 tahun abad 15 H kita jalani. Terasa sekali bukannya kebangkitan yang didapati, melainkan kemunduran dan tragedi yang berturut-turut yang menimpa umat Islam diseluruh dunia. Tampaknya, keinginan untuk mengangkat kembali ide kebangkitan dunia Islam merupakan sesuatu yang akan terdengar menggelikan sekarang ini. Gagasan ini kini terlihat seperti sesuatu yang utopis dan mengada-ada. Bagaimana mungkin kaum Muslimin akan mampu keluar sebagai pemenang peradaban, sementara kelemahan internal mereka sendiri masih begitu kentara. Mereka bahkan tidak mampu untuk menyepakati tujuan serta langkah-langkah mereka bersama. Malah, tak henti-hentinya mereka berkelahi satu sama lain. Lebih dari itu, dunia Islam saat ini lebih dinina bobokan dalam pelukan firkoh-firkoh kembali semangat "Ruju Ila Qur'an Wa Sunah" sebagai langkah utama agar Kaum Muslimin tidak tersesat jalan harus terus disemaikan dalam kehidupan kaum muslimin. Adagium "La syarkiyyah walaa Ghorbiyah walaa kin Islamiyah" harus selalu kembali dikumandangkan bersamaan dengan seruan "tama khayya 'alassholah hayya 'alal falaah".
Sebuah puisi yang ditulis di Donomulyo Nanggulan Kulon Progo 30 tahun lalu, tepat malam Idul adha yang berbarengan siaran langsung pertandingan tinju Ellyas Pical waktu itu benar-benar layak direnungklan kembali. Judul Puisinya "Adakah Kita Bangkit ?". Saya mempertanyakan dalam baris baris puisi itu : "Kebangkitan yang terbangun dari mimpi semalam, tanpa sadar hari kemarin, adalah bergegas menuju kehancuran berulang" dan saya melihat, saat ini kaum muslimin menjadi porak poranda kembali, menjadi saling serang kembali, di Indonesia, fenomena itu sangat jelas terjadi. Kita tidak sadar di tengah keberanian Iran atas kepongahan Amerika dan sekutu sekutunya hal paling strategis adalah Amerika dan sekutu-sekutunya membenturkan kembali sentimen Sunni - Syiah, yang ujung-ujungnya adalah timbulnya permusuhan terhadap Iran oleh negara-negara muslim. Disisi lain, Kaum muslimin lebih suka berkiblat ke isme-isme bahkan copy paste dari cara-cara yang dikampanyekan pihak lain yang justru untuk menghancurkan kaum muslimin.
Lagi-lagi, cara-cara Al Qur'an , cara-cara yang digariskan As Sunah dianggap ketinggalan Zaman. Dan inilah konsekuensi yang harus kita terima. Menjadi umat yang laksana Buih, yang bisa digiring kianm kemari sesuai kemauan arus utama duniawi. Maka thesa atas jawaban pertanyan "Mengapa Kaum Muslimin Mundur dan Umat lain Maju" sebagai salah satu yang banyak diungkap pada awal kebangkitan Islam pun terjadi kembali. Kaum muslimin meninggalkan Al Qur'an dan As Sunnah !. Oleh karena itu, moment 1 Muharram 1434 H ini, sangat relevan u8ntuk tadzkiroh, rausiah, mengingatkan kembali akan perjalanan dan nasib Umat Islam se dunia jika benar-benar ingin terlepas dari keterpurukan : Ruju Ilaa Qur'an Wassunah sebagaimana wasiat awal kebangkitan Islam abad XV Hijriah 33 tahun lalu.

Kamis, 08 November 2012

PAHLAWAN PENGHAPUS AIR MATA IBU PERTIWI

Ibu Pertiwi banyak melahirkan putra-putra terbaik bangsa, ironisnya masih ada juga diantara kita yang justru mendukung mereka yang telah terbukti lacut, pelaku Tipikor, Pelaku Tindak Pidana dan bahkan pelanggar HAM berat, maklar proyek, maklar Lembaga Keuangan Dunia untuk mernjadi pemimpin negeri ini. Apakah Ibu Pertiwi tidak semakin sakit ?. Adalah tanggung jawab kita bersama untuk membuat Ibu Pertiwi tidak bersedih hati lagi. Dukung yabg terbaik dan ajak semua komponen bangsa mendukung yang terbaik. Mungkin inilah menyelamatkan Indonesia sebagai pengejawantahan jiwa kepahlawanan kita saat ini ! Jika anda setuju dengan visi dan misi Presiden idaman Kita ini, share link http://www.facebook.com/PresidenIdamanKita ke seluruh sahabat-sahabat kita dan klik like/suka (Darwono Tuan Guru). (Menyambut Hari Pahlawan 2012)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (190). “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (191
Kepejuangan, Keberanian dan Kejujuran juga adalah masalah karakter. Di tengah krisis kepemimpinan nasional,menengok proses regenerasi kepemimpinan negeri ini patut dicermati. Rezim otoriter Orde Baru telah ambil bagian penting dalam memporak-porandakan regenerasi kepemimpinan nasional dan tatanan kepemimpinan secara keseluruhan. Kepemimpinan otoriter militeristiknya telah membangun pola kepemimpinan yang lacut, hipokrit dan antikritik. Kader-kader bangsa yang memiliki karakter seperti itulah yang telah mendapat dempul kosmetik menjadi pemimpin-pemimpin nasional tanpa memiliki akar yang kokoh akan nilai-nilai keperkuangan, patriotisme apalagi pengorbanan. Berkibarnya kepemimpinan mereka tidak lain seperti cream pasta yang biasa menghiasi cake nasional yang berwarna gelap (Topping Leadership).
Gempita reformasi di akhir dasa warsa 90-an,telah membuka peluang bagi setiap anak negeri untuk muncul ke depan dalam proses suksesi kepemimpinan nasional. Namun demikian peluang ini lebih cepat dimanfaatkan oleh pemain-pemain lama dalam konstelasi politik Indonesia dengan jalan berdiaspora ke bebagai wadah yang menggunakan “jaket palsu reformasi”. Pemain-pemain lama yang talah berganti bulu, telah berkamuflase (bukan bermetamorfosis) memerankan dirinya sebagai kupu kupu kertas yang menghiasi puncak-puncak “pohon” indah yang benama Indonesia.
Pola 98 itu , telah menumbuhkan kepemimpinan dengan pendekatan ayakan, yang kuat muncul di atas, seperti juga topping hiasan, coklat atau gula-gula yang kelihatan menarik pada puncak cake raksasa "kepemimpinan nasional". Suksesi kepemiminan memang berjalan, namun hasil suksesi yang mayoritas berasal dari penghuni menara gading ini sejatinya tidak mengakar, kurang menghujam ke akar rumput dan tidak bernafas sebagaimana degup jantung akar rumput. Ironisnya pemimpin (tepatnya petinggi/topper) hasil proses yang demikian ini merasa merekalah penentu segalanya atas arah perjalanan biduk bangsa. Tragisnya, karena mereka merasa dipilih seara syah melalui pesta demokrasi , maka senjata ampuhnya adalah menjadikan “pemilih/pendukung” sebagai kambing hitam, sehingga anak-anak bangsa sering diadu dalam berbagai kasus kebijakan yang kontroversi. Sebuah langkah yang jauh dari sikap kenegarawanan.
Reformasi tahun 98, telah melahirkan banyak sosok yang digadang-gadang layak menjadi Pemimpin namun realitasnya tidak didukung oleh karakter yang baik serta integritas yang dapat diandalkan. Budaya politik bangsa Indonesia masih dibangun atas pemikiran yang menilai bahwa Kepemimpinan itu jabatan bahkan identik dengan jabatan yang basah dengan kekayaan. Sehingga Orang yang memegang kekuasaan politik cenderung memperbesar simpanan harta dan kekayaannya selain untuk kepentingannya sendiri juga untuk mempertahankan jumlah bawahan dan pengikut yang berjuang bersamanya.
Pusat kekuasaan bukan lagi pada sistem melainkan lebih kepada orang perorang. Elite politik berusaha agar selalu dekat dengan pucuk Pimpinan sehingga posisinya dalam sistem politik selalu terjaga. Akibatnya, gagal menjadi perwakilan kepentingan rakyat. Dan masyarakatpun seringkali mementingkan orang-perorang daripada kelembagaan. Krisis multi dimensional telah bermetamorfosis menjadi krisis intelektual dan krisis nurani yang bermuara pada krisis identitas dan krisis jati diri.
Saat ini kita dapat merasakan di tengah-tengah kehidupan berbangsa kita dapat menemukan begitu banyak pemimpin-pemimpin palsu, yang tidak seia-sekata, berbeda antara ucapan dan perbuatan, antara janji politik dan realitas kebijakannya setelah mereka terpilih. Kita dengan mudah menemukan kasus kasus yang meprihatinkan, petinggi yang lebih memilih jalan-jalan ketimbang menangani hal-hal yang urgent dan darurat atas apa yang menimpa rakyatnya. Petinggi yang memilih silau dengan pujian-pujian international dari pada melidungi rakyatnya atas kebijakan yang diambilnya.
Sebenarnya, banyak ikhwan-ikhwan yang punya komitmen dan kemampuan yang jauh lebih bagus dari mereka yang ada di panggung sandiwara " Jagad Perpolitikan Indonesia saat ini.Mereka menjaga idealismenya untuk tidak tercemar oleh "pesan sponsor" namun tidak terakomodir dalam proses rekrueitmen kepemimpinan Nasional karena dogma kepartaian yang memang Undang-Undangnya dibuat agar orang-orang partai yang terus berkuasa. Sayangnya rakyat telah muak dengan perilaku orang-orang partai yang memiliki kedudukan. JIka benar semua fraksi terlibat dalam maklar proyek maka jika tidak ada "bedol senayan", penggantian calon-calon penghuni senayan secara total yang ditawarkan oleh partrai-partai pada pemilu legislatif 2014 kelak sama saja Partai-partai menawarkan "daging busuk berpenyakit" kepada pemilih, dan rakyat dipaksa menelannya.
Akan sangat bagus jika mekanisme pemilihan juga mengakomodir Calon Independent di legislatif juga di buka, dengan cara demikian kemungkinan tampil pemimpin-pemimpin yang mengakar bukan polesan instan akan menjadi lebih besar. Sayangnya, lagi-lagi kita terjebak copy paste demokrasi barat yang instrumenya partai politik, ya beginilah jadinya. Harapan kepada ikhwan dan akhwat yang masih memiliki Api kebangkitan di dadanya, yang masih punya komitmen pada Ruju ila Quran wa shunnah dalam makna luas dimanapun berada, kiprah anda untuk menjadi pencerah bagi negeri ini sangat dibutuhkan. Saya sangat yakin dengan integritas saudara-saudara. Diskusi Syawalan Alumni HMI MPO 16 September 2012 untuk mengupayakan alumni kader HMI MPO lebih berperan aktif dalam pembangunan bangsa, semoga tidak sekedar menjadi notulensi diskusi yang beku tanpa makna. Moment Hari Pahlawan 2012 ini, mudah-mudahan benar-benar membangkitkan spirit perjuangan kita. Saatnya kita membumikan khittoh MPO, sebagai Ulul Albab untuk mengamalkan segala potensi yang kita miliki dengan ikhlas dalam kontek Kebangsaan, Keindonesiaan sebagai negara kesatuan yang realitasnya berbhineka. Kader-kader dari berbagai organisasi dan kelembagaan sudah memimpin negeri ini dan beginilah kondisi Indonesia yang kita mahfumi bersama. Saatnya Alumni HMI MPO beserta kader -kadernya berani tampil menjawab tantangan kebutuhan bangsa akan pemimpin yang sejat.
Kita harus yakin, Ibu Pertiwi senantiasa melahirkan putera-putera patriotiknya, puluhan tahun saya aktif di Partai, hingga dicalonkan sebagai Caleg DPR RI oleh masyarakat, saya sangat paham, banyak kader-kader partai yang berpengalaman, kapabel dan berjiwa pejuang untuk menjadi Wakil Rakyat Yang Amanah. Tinggal Paradigma Partai Partai yang harus berubah untuk menjadi partai yang dipercaya. Pilar demokrasi adalah Trust bukan intimidasi seperti saat era otoriter. Kemenangan Jokowi bisa dijadikan pembelajaran bagi pimpinan-pimpinan partai dan kita semua, hanya trust lah yang bisa menggiring hingga bilik suara. Jadi Bangunlah Trust, jadilah orang yang dapat dipercaya .
Catatan : FAHMI MPO atau Forum Alumni HMI MPO adalah wadah tausiah untuk kjita semua terutama Alumni HMI MPO yang kelahirannya bukan saja karena alasan External adanya represifitas Rezim otoriter ORDE BARU, tetapi juga atas mawasdiri internal dan koreksi terutama terkait dengan outcome kader HMI insan Cita untuk lebih utuh dalam "keintelektualan, Keislaman dan Keindonesian" dalam satu Istilah Qur'ani Ulul Albab. Silakan Klik Suka/Like di Face book