MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Kamis, 28 Januari 2016

POISONED COFFEE

Kematian Wayan Mirna Salihin, karena keracunan sianida dalam kopi yang diminumnya, telah menjadi headline berbagai media massa dan sosial media domestik bahkan mendunia. Pers Inggris malah menyamakan kasus kematian kema nten baru itu sebagai "patronnase" salah satu novel dari pengarang terkenal inggris Agatha Christy. Agatha Cristie adalah penulis kisah misteri paling terkenal di dunia yang karyanya paling laku sepanjang masa dengan pengecualian William Shakespeare. Buku-bukunya telah terjual sebanyak lebih dari satu miliar eksemplar dalam bahasa Inggris dan satu miliar lagi dalam 45 bahasa asing (hingga 2003).
Disebut nama Agatha Christy, tentu kita dihadapkan pada imajinasi cerita detektif berliku yang, menyuguhkan pertanyaan-pertanyaan menantang dan membingungkan dalam artian tidak mudah ditebak endingnya jika kita tidak membaca novel itu secara tuntas. Apabila benar, pembunuhan Wayan Mirna Salihin diilhami oleh cerita dari salah satu novel Agatha Christy, maka mau tidak mau polisi maupun penegak hukum harus membuka kembali liku cerita novel itu, untuk menemukan jejak-jejak pembunuhan yang sangat tidak berjejak, meski muncul berbagai pertanyaan kunci yang menggiring pada potensial suspect, terduga potensial. Adakah jejak yang sama dari cerita Agatha Christy dengan kasus yang menimpa Wayan Mirna ?
JIka ada tentu simpulan dari kasus pembunuhan mirna hanyalah repetisi dari scene yang dibuat oleh Agatha, atau paling ada 2 dua hal yang terjadi, yakni mengahiri dengan variasi ending, atau mengahiri dengan kisah berlawanannya. Kita memang dapat mengajukan pertanyaan Mengapa salah seorang dari tiga sahabat itu datang beberapa wkatu sebelum ketiganya berkumpul ? Mengapa salah satu dari mereka meletakkan paaaper bag di atas meja dan menutupi minuman yang biasanya paper bag ditelakkan di bawah atau di jok tempat duduik ? Mengapa Waiter dan hani secara reflek mencicipi kopi sementara jesika dalam kontrol penuh tidak spontan mencicipi apa yang disodorkan Mirna setelah mengeluh ? Apakah Jesika tahu kalau disitu ada sesuatu yang dapat membunuh ? keterkaitan emosi ini juga terlihat saat terjadai "puncak krisis Aksiden" dimana semua panik dan Jesika tenang ? Mungkinkan ketenangannya menyebabkan celana robek karena mau menolong ? Mengapa Jesika menyuruh SR untuk membuang celana dan dia berbohong seolah SR yang menyarankan celana dibuang karena sobek ? Wajarkah seorang pembanu berani menyarankan demikian ? dan masih banyak rahasia dan misteri seperti cerita Agatha Christy.
Yang jelas, Mirna dan Jessica pernah kuliah bersama di Billy Blue College of Design Australia dan Swinburne University of Technology, Melbourne. Dan sudah barang tentu, jika kemungkinan yang saya ungkapkan kepada teman guru di sekolah bahwa itu mungkin terkait asmara benar, maka pemesan minuman sangat tahu, minuman yang paling favorit untuk cepat dilahap oleh korban dan cepat pula merengguk nyawa. Polisi tentu sangat lihai membaca gelagat, dan bahkan menemukan bukti. Tapi apakah bukti itu dapat diterjemahkan dan dirangkaikan dalam legal formal untuk penentuan tersanagka, itu memer4lukan keahlian lain polisi.
Perkembangan baru nampak mewarnai perjalanan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Dengan telah diberikannya kesaksian Ahli dari Dr Sarlito Wirawan Sarwono. Profesor Psikologi UI itu mengungkapkan : "Saya di sini diminta oleh Pak Reserse untuk jadi saksi ahli kasus Wayan Mirna, jadi saya memberikan kesaksian dan saya laporkan pada berita acara," Selanjutnya beliau menilai : " "Terkait alat buktilah, dan menurut pendapat saya, sudah cukup baik dan signifikan"
Dalam pandangan Guru Besar fakultas Psikologi UI itu menyatakan bahwa "keterangannya cukup baik untuk dijadikan alat bukti penetapan tersangka" Dengan kesaksian Ahli ini, Polisi memiliki dasar yang kuat menetapkan siapa tersangkanya Namun hingga tulisan ini diupload, sebenarnya Polisi belum menentukan siapa tersangkanya. Apa yang disampaikan polisi selama ini sekedar pukulamn wantu atau "job-job" pemancing untuk menarik respon "Hiddeen Murder" .
Kehati-hatian dan ketelitian Polisi memang sangat diperlukan, sehingga bukan target waktu yang harus dikedepankan namun target ketepatannlah yang harus ditekankan. Walau polisi belum menetapkan siapa tersangkanya hingga kini, namun sudah sejak lama Jesika dan pengacaranya yang justru memposisikan dirinya sebagai tersangka. Terkait dengan hal itu langkah Jesika yang mendatangi dan curhat kepada komnas HAM boleh jadi merupakan bagian dari menggiring opini publik agar pertama, publik semakin beropini, memandang bahwa dirinya adalah korban, dan yang utama jelas bahwa langkah itu boleh jadi sebagai penegasan bahwa dirinya bukan pelaku.
Namun demikian apa yang ditunjukan oleh pengacara Jesika justru dapat memancing pertanyaan publik, mengapa yah, pengacara Jesika belum apa-apa seakan berupaya menegaskan bahwa jesika bukan pelakunya ? Boleh jadi Jesika dan pengacaranya terpancing oleh "job-job" Polisi yang mendapat riuhnya teriakan supporter baik melalui media massa maupun sosial media. Apa bila pada ahirnya keduanya terpukul telak, boleh dikatakan strategi pancingan polisi sukses menuai point-point penting.
Sudah barang tentu semua langkah yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dengan peristiwa yang merenggang nyawa kemanten baru Wayan Mirna Salihin itu tidak akan lepas dari pemantauan, pengawasan dan rekaman polisi untuk kepentingan penyelesaian tugas aparat keamanan menuju penuntutan dan penghukuman yang fair nantinya jika tersangka pembunuhan Mirna Wayan salihin telah ditetapkan, siapapun tersangkanya nanti.
Yang pasti, kesahksian Ahli Dr. sarlito Wirawan Sarwono dan kesaksian ahli lainnya yang sangat dnantikan untuk memberi makna serentetan bukti yang diperlukan dapat menjadi angin segar yang akan menambah energi bagi polisi untuk melangkah ke depan dengan pasti dalam menyelesaikan kasus Pembunuhan Wayan Mirna salihin yang menjadi sebagian dari tugasnya. apalagi jam berapa cianida dimasukkan ke dalam kopi sudah diketahui. Bravo Polri !

Kamis, 07 Januari 2016

MOSLEM UNITY IN THE WORLD

Membaca pemenggalan Ulama Shiah di Arab saudi karena menyampaikan aspirasinya saya jadi ingit puisi : "Jangan Kau Bunuh Burung Burung", puisi yang tercantum dalam Antologi Puisi Sosial Mahasiswa terbitan Balairung UGM (1987, puisi yang menjadi salah satu puisi piklihan lomba Deklamasi Dies Natalis UGM 1987 juga. Puisi itu merupakan protes saya atas tindakan represif rezim Soeharto (Orde Baru, tahun 80 an) yang menyeret, menyiksa dan membunuh para aktivis Islam yang mengkritik Rezim ORBA.
Puisi itu adalah monumen kesaksian kejahatan ORBA yang anti kritik yang mungkin mirip Saudi saat ini. Salah satu korban adalah KH. Ir Syahirul Alim MSc (al hafidz), Dosen Tafsir Kauniyah PP. Budi Mulia Yogyakarta, yang sebenarnya jika ceramah pasti mengedepankan argumentasi Ilmiah termasuk saat ceramah di Masjid jenderal Soedirman waktu itu, alaasan beliau ditangkap hanya karena ada berita kalau salah satu pelaku Pengeboman Candi Borobudur lewat dekat komplek perumahan dosen UGM di Skip. Yang paling senang dari permusuhan sesama kaum muslimin adalah Dajjal dan antek-anteknya. Dan Iran adalah satu-satunya Negara Islam yang ditakuti Dajjal, karena kekuatan teknologinya.
Membaca status saya di facebook begitu, Seorang teman mengajukan pertanyaan : Iran bukannya gudangnya syiah, apakah negara Islam ? demikian pertanyaannya. Dari berbagai sumber yang pernah saya pelajari, saya dapat mengambilpelajaran bahwa Setelah Rasulullah meninggal, umat Islam terbagi dua kubu, Yang mengangkat Abu Bakar RA sebagai Khalifah disebut Sunni, sedang kelompok yang mengangkat Ali Karomallahu wahwajhah disebut sebagai Shiatu Ali (Kelompok Ali) disebut Shiah saja.
Memang ada perbedaan tetapi Sunni dan Shiah tetap Islam, karena Tuhan, Nabi, kitab sucinya sama, sedang hadits, Shiah hanya mempercayai hadits-hadits yang terkait Ahlul Bait (keluarga Rasul) sampaikan. Terkait hadits, Antara NU dan Muhammadiyah juga berbeda, Muhammadiyah hanya memegang hadits yang Rajih (maka perlu Majlis Tarjih) sedang NU lebih terbuka. Dalam hal aqidah kita mengenal di kalangan muslim ada Qodariyah, jabariyah dan Maturidiyah ada khawarij, kita juga mengenal As Ariyah (banyak dianut Kaum muslimin Indonesia) termasuk kita juga mengenal empat mahzab, Syafii, Maliki, Hanafi dan Hambali. Islam yang Saudi Arabia ikuti dikenal sebagai Islam Wahabi, di Indonesia Wahabi kurang diterima (saat kampanye menjadi bahan penolakan terhadap Partai tertentu di kalangan umat jarena disinyalir alirannya wahabi).
Sejak masalah suksesi imamah (politik) pasca wafatnya Rasulullah SAW itu Shiah dan Sunni terus bermusuhan tentu dengan alasan masing-masing. yang tidak akan pernah ketemu. Akhirnya memasuki abad XV hijriah (1400 H), Dunia Islam menyatahan sebagai abad kebangkitan Islam, umat Islam seluruh dunia bersatu menatap masa depan dengan mengubur luka lama.
Kaum muslimin yang kuat, tentu tidak akan membuat hati tenang orang kafir (negara dajjal dan antek-anteknya), paling mudah mengadu domba yang dampaknya mendunia adalah terus mngadu domba Sunni - Shiah dengan argumentasi-argumentasi lama yang sebenarnya berusaha dikubur melalui kebangkitan dunia Islam abad XV H. KIta juga harus memahami dalam dinamika kelompok, adanya ekstremitas baik di kalangan Suni maupun Shiah tentu wajar terjadi., dalam upaya membangun soliditas kelompok perbedaan-perbedaan ekstrim sering dibangun. Kebetulan shian kelompok kecil, tetapi kehebatan Iran di bidang teknologi dan science terutama Teknologi Nuklir, menjadikan Iran ditakuti USA (USA pernah diusir dari Iran pada Revolusi Islam Iran 1979). cara terbaik melumpuhkan Iran adalah mengadunya dengan negara-nnegara boneka dari USA salah satunya adalah Saaudi, yang pangeran=pangerannya sudah terseret kehidupan global.
Bagi sahabat sahabat yang aktif dalam kegiatan lembaga dakwah kampus dalam rangka Kebangkitan Islam, tentu sangat memahami makna kemenangan Revolusi Iran atas kolonialisme Amerika di Iran yang menjadi salah satu inspirasi bagi kebangkitan Dunia Islam. Oleh karena itu saya sampai kini tetep bersikap menghormati perbedaan-perbedaan di kalangan umat, termasuk Sunni - Shiah, karena bagi saya setiap kelompok pasti punya argumentasi masing-masing untuk mengalahkan atau memenangkan perdebatan, dan kita dapat terseret kembali dalam permusuhan panjang itulah yang diharapkan musuh-musuh Islam.
Bagi saya, toleransi dengan orang kafir (beda agama) kita tegakkan dalam rumusan ~lakum dinukum waliyadin" , dalam perbedaan amaliah dikalangan sesama muslim tentu juga harus lebih-lebih toleransi "lana a'maluna walakum a\malukum~ Kaum muslimin saat ini justru terbalik, mau bertoleransi dengan mereka yang berbeda agama, tetapi justru bersitegang, bermusuhan dan saling mengkafirkan antar kaum muslimin sendiri. Terpelintir ! Saya yakin, ini garapan orang-orang atau antrk-antek yang menginginkan Islam hancur. Dan saya lebih memilih, lebih mengharapkan kaum Muslimin bersatu dengan segala perbedaannya, untuk menjadi kuat dan jaya.
Lantas Pak Darwono Sunni apa Syiah ?, dengan senang hati saya jawab, "La Sunni walaa Syiah, walakin Islamiyyah" meminjam spirit kebangkitan Islam "La syarkiyyah wa laa ghorbiyyah walakin Islamiyyah" "bukan Blok Timur atau Blok Barat, tetapi Islam" ! The Unity In Diversity of Islam must be Relized

Senin, 04 Januari 2016

JOKOWI TELADANI KHALIFAH UMAR BIN KHATAB

Sewaktu saya pertama kali melihat foto Jokowi melepas burung (Foto Di bawah) di Facebook, saya langsung berkomentar singkat : jadi ingat kitab usfuriyah. Sekedar itu, tapi sewaktu melihat untuk yang ke dua kali, saya merasa perlu membuat catatan kecil tentang kitab usfuriyah tersebut.
Seingat saya, Kitab kecil berisi 40 hadits dan atsar itu saya baca sekitar 35 tahun lalu saat saya kuiah di UGM dan mondok di Pondok pesantren Budi Mulia (Satu kamar dengan Prof. Ali Ghufron, mantan Wamenkes). Terutama pada bagian yang mengisahkan Sayyidina Umar RA melepas burung pipit setelah membelinya dari seorang anak yang sedang mempermainkan burung kecil itu.
Kisah singkat fragmen Sahabat Umar bin Khatab mmembeli dan melepas burung pipit sebagai berikut : Setelah khalifa ke dua Umar bin Khattab wafat, para sahabat berjumpa khalifah kedua ini melalui mimpi. Mereka pun bertanya, ”Bagaimana Allah memperlakukanmu?” Dalam Kitab tersebut dikisahkan sahabat Umar bin Khatab menjawab bahwa Allah telah mengampuni kekeliruan-kekeliruannya dan membebaskan siksa dari dirinya. Para sahabat menyahut dengan pertanyaan susulan. ”Apa penyebabnya? Apakah karena kedermawanan, keadilan, atau kezuhudanmu?”
Khalifah ke dua Umar bin Khatab RA menjawabnya dengan mengisahkan peristiwa di alam kubur. Sejenak usai ia dimakamkan, dua malaikat menghampirinya. Umar RA dalam perasaan takut luar biasa. Nalarnya hilang. Sebelum malaikat bertanya, tiba-tiba suara tanpa rupa terdengar. ”Tinggalkan hamba-Ku itu. Jangan bertanya apapun kepadanya ( Umar bin Khatab RA). Jangan dibuat takut. Aku mengasihi dan membebaskan siksa darinya. Tatkala di dunia, ia pernah berbelaskasihan kepada seekor burung pipit.”
Awal Kisah burung pipit bermula ketika Sahabat Umar Bin Khattab RA tengah berjalan menuju alun-alun kota dan berjumpa anak kecil. Hati Sahabat Umar RA sedih. Anak kecil itu terlihat sedang memagang burung pipit sembari memperlakukannya selayak mainan, dilepas dan ditarik dengan diikat kakinya. Rasa Iba Umar bin Khattab tergerak untuk segera membeli burung pipit malang itu, dan akhirnya dibelilah oleh Sayyidina Umar RA . Sehingga burung pipit sepenuhnya menjadi milik Sahabat Umar RA . Untuk menyelamatkannya dari perlakuan buruk anak kecil tersebut, khalifah yang terkenal adil dan tegas ini pun melepaskan burung pipit itu untuk terbang bebas ke udara dengan merdeka.
Kisah Burung Pipit di atas menunjukan bahwa akhlak Islam, himayah, telah tertanam di hati dan perilaku Sahabat Umar bin Khattab RA. Meski Umar bin Khattab menampilkan sosok yang tegas dan keras, Namun Khalifah pengganti Abu Bakar ashiddiq itu memiliki kelembutan hati sebagi cerminan akhlakul karimah menyayangi mahluq Allah SWT (Himayah). Hikmah tarbiyah yang dapat ditangkap adalah bahwa kasih sayang bersifat tanpa batas. Selain kepada manusia, juga kepada mahluk Allah SWT lainnya. Cinta kasih kita terhadap semua makhluk Allah SWT mendorong kita menjadi pribadi holistik.
Semoga ratusan burung maupun Kodok yang dilepas Jokowi mengantarkan kemuliaan hati jokowi dan terus dapat meneladani Al faruq. Saya jadi ingat saat menulis "Jomowi Musli Rahmatan Lil Alamin" yang dipublikasikan di kompasiana, "blusukan Jokowi memanggul bahan makanan meningatkan kita pada khalifah yang memanggul bahan makanan karena melihat rakyatnya kelaparan dan hanya bisa masak batu". Saya yakin Jokowi memang tidak cuap-cuap dengan beribu dalil, namun beliau melakukannya dengan fasih contoh-contoh mulia kepemimpinan Islami. Semoga di bawah pimpinan "Muslim rahmatan lil akamin" ini Indonesia makin berkah
Jujur saya heran, mengapa tidak ada satupun aktifis Islam yang mengapresiasi tindakan mulia Jokowi ini. Justru malah sebaliknya, banyak yang meremehkan dan menganggap yang macam-macam. Dari yang menilai sebagai upaya mistis untuk melanggengkan kekuasaan, paling rendah menyatakan sebagai pencitraan. Yang semuanya terbantahkan dengan sendirinya dengan memperhatikan cara Jokowi melakukan secara spontan dan berulang.

Sabtu, 02 Januari 2016

JOKOWI AN UNIQUE PERSON

Satu tahun ini dunia dicengangkan oleh kehadiran pemimpin yang perjalanan kepemimpinannya begitu berjenjang. Dimulai dari pemimpin keluarga, pemimpin perusahaan, wali kota, gubernur dan akhirnya Presiden Republik Indonesia. Dunia mengakui kehebatan kepemimpinan dari alumnus Managemen Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyaakarta ini dengan segala prestasinya uniknya.
Penulis jadi teringat, Pagi tadi, penulis bertadarus melalui youtube Q.S Ar Rahman dan kemudian penulis share ke teman-teman FB dengan judul Maha Cinta Menyapa Dengan Cinta. Subhanallah, melalui surat Ar Rahman kita dapat mengambil tarbiyah atau pembelajaran tentang Maha cinta sendiri, kreasi dan Edukasi-Nya, Kekuatan jin dan manusia, kesetimbangan alam dan kehidupan, dan juga Teguran (gugatan) berulang "Maka nikmat tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?"
Sungguh keagungan, kekomplekan, kenikmatan juga teguran yang indah dari Allah yang disampaikan melalui surah Arrahman ini. Gambaran kehebatan itu tidak diberi nama atau diawali dengaan Al Aziz, Al Hakim, At Tamim atau lainnya, tetapi dengan Ar rahman ! Yang Maha Pengasih, Maha Cinta ! Yang Mengajar Manusia. Sebagai guru, penulis menangkap Maha Cinta mengajar manusia tentu dengan kemahacintaan-Nya, bukan dengan kemahakuasa-Nya, bukan dengan kemahakuat-Nya atau dengan kemahaberkehendak-Nya, sekali lagi dengan Kearrahmanan-Nya, Kemahacintaan-Nya.
Manusia diciptakan dan diajar (dididik, diberi pengetahuan, diberi Ilmu) dengan sifat kemahacintaan_Nya. Manusia dengan keunikannya, dididik dengan cinta yang unik pula. Allah mendidik, memberi pengetahuan dan ilmu, serta "takdir-takdir" kepada setiap manusia, setiap mahluk dengan unique pula. Pemahaman itu saya coba proyeksikan dengan apa yang terjadi di Indonesia selama satu tahun terahir ini yang kina semua paham, dipimpin oleh Ir. H. Joko Widodo, yang mendapat panggilan unik Jokowi.
Bagi penulis, Jokowi adalh pribadi yang unik yang diberi kemampuan (ilmu) dengan unik pula oleh Yang Maha Cinta. Tentang keunikan Jokowi penulis dapat telusuri jejaknya melalui tulisan-tulisan kami di kompasiana. Keunikan Jokowi tentu melahirkan sikap, perilaku dan tidakan yang unik, termasuk pada gaya kepemimpinan dan komitmen-komitmennya. Keunikan ini tentu akan gagal dipahami oleh mereka yang menggunakan pisau analisa dengan tingkat berfikir linier, logis - analitis-generalis belaka. Dan itulah yang nampak satu tahun ini, dengan berbagai gemuruh kritik, sisnisme bahkan pelecehan terhadap beliau.
Salah satu hal unik Jokowi adalah penunjukan Ibu susi sebagai menteri pada kabinetnya. Pandangan wajar pemikir linier tentu menggunakan premis-premis umum yang dibangun pada dunia formalistis. Maka hasilnya adalah pelecehan, sinisme pada kehadiran Ibu Susi di kabinet Indonesia Hebat. Namun bagi pribadi Unik Jokowi, jelas sudah memahami keunikan Ibu Susi. Dan fakta telah membuktikannya, dan para linieris tetap saja tidak akan mampu memahaminya. Cara mendidik Allah yang unik dengan cinta-Nya, memang dapat dibuktikan dengan lahirnya orang-orang "extra ordinary" yang menghasilkan karya-karya "extra ordinary" pula. Mereka yang terbatas berbagai faktornya (biaya, kesempatan dll) tetapi terus mau belajar (manusia pembelajar) ecara unik "dicerdaskan " oleh Allah.
Banyak pribadi-pribadi extra ordinary, meski pendidikan formalitasnya sangat minim, tetapi tingkat berfikirnya, karyannya, jauh melampaui mereka yang secara formal memegang gelar profesor doktor. Keunikan cara mengajar Allah menuntun pemahaman penulis, bahwa belajar itu bukan berarti berada di tempat formal yang di batasi dindingnya dan diberi label sekolah/universitas. Alam dan kehidupan dalah tempat belajar pribadi-pribadi unik yang akan dicerdaskan dengan cara unik pula oleh Yang Maha Cinta.
Allah maha tahu, mereka yang terus belajar dimanapun, adalah hamba-hamba yang ingin mengetahui kemahaluasan ilmu-Nya, untuk terus mengasah keyakinan keagungan-Nya dari ainul yakin, hingga haqqul yakin. Hal jazaaul ihsaan illal ihsan, demikian garis ketentuan_Nya, tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan. Dan "barang siapa yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, maka akan kami tunjukan jalan kemudahannya" Oleh karena itu, jangan putus belajar, bagi kita yang mungkin tidak mendapat kesempata belajar di sekolah/universitas formal. Universitas alam raya, universitas kehidupan jauh lebih luas kajiannya, jadilah manusia pembelajar, hingga kita mendapat gelar "Ulul Albab"
Dari Page/halaman Facebook : Darwono Tuan Guru

Jumat, 01 Januari 2016

MALAM TAHUN BARU 2016 : PETISI KEMBANG API

Setelah menyelesaikan beberapa esei, sekitar jam 23.30 hari Kamis, 31 Desember 2015, perut lapar, dan ketika akan mengirimkan ucapan HBD kepada kawan yang ulang tahun 1 Januari ternyata gagal terkirim karena kehabiskan pulsa, maka penulis keluar rumah menuju salah satu mart yang buka 24 jam untuk membeli semua itu. Keluar dari mart, suara-suara memekakkan mulai berteriak-teriak, dan penulis menatap langit, dan duduk tetrmenung di post satpam di dekat gapura masuk, dan penulis ketik di hp dan dikirim seorang teman. Kemarin puisi itu sudah dipublikasikan disini, nampun untuk lebih jelasnya berikut cuplikannya :
PETISI 00.01,01,2016 PETISI SEMBURAT CHLORAT LAKNAT Mega menyala, kuterhuyung termenung, semburat clorat laknat, mengikir tabir stratosfir ! wajah wajah anyir, sisir penyisir, teriak teriak terompet cerewet, dentumkan letup jahim, menderu menghujam dalam kalbu biru, yang beku terperangkap sembilu waktu.
Meski bayu wahyu kobarkan kehangatan, namun kebekuan batu tak tercairkan, massif memantalkan segala daya yang mencoba membagi cahaya, agar kegelapan berahir , bersama hijab tersingkir, wajah berdarah penuh nanah, humazati lumazah nan bergairah, pancarkan aura huthomah
Setelah dipublikasikan seorang sahabat menanyakan kok Petisi Petasan ? Agar petisi penulis dapat dipahami, penulis mencoba menerangkan alasaannya, terkait dengan kandungan kimiawi (senyawa) yang ada pada kembang api sebagai berikut :
Logam-logam memang memiliki warna nyala berbeda-beda, Alumunium menampakkan warna perak dan putih berkelap kelip, Barium menghasilkan warna hijau, Kalsium menghasilkan warna nyala oranye, Natrium kuning, Magnesium menghasilkan warna putih, Titanium merah, Stronsium warna merah. Logam-logam itu dalam bentuk garam nitrat, klorat atau perklorat. Sedang untuk penyalaan (sumbu) biasanya adalah serbuk hitam yang merupakan campuran dari carbon, belerang, pospor. dengan potasium nitrat, klorat dan perklorat.
Efek melesat, meledak dan menyala ada hasil oksidasi berbagai logam tersebut dan menyala adalah fenomena oksidasi (terbakar) yang mencapai titik nyalanya. Dengan kandungan tersebut maka dapat diprediksi hasil pembakarannya di ucara yang sekaligus menambah emisi oksida-oksida yang dapat menjadi polutan udara spt. Oksida Sulfur dan oksida nitrogen, sebagai penyebab acid rain, Hasil pembakaran karbon menjadi karbon dioksida (salah satu gas rumah kaca) yang menyebabkan global warming, sedang pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas karbon monoksida yang memiliki daya afinitas terhadap hemoglobin (Hb) lima puluh kali (50 X) lebih kuat dari oksigen, sehingga mengahibatkan kematian bagi penghirupnya sebagai contoh fenomena mati lemas dalam mobil tertutup.
Di samping itu dengan adanya dominasi senyawa klorat dan perklorat, maka dapat dipastikan ion clorin akan terbebeas. Keneradaan klorin dalam waktu panjang sampai ke stratosfir dan mampu menguraikan ozon (O3), menjadi oksigen sehingga lapisan Ozon di stratosfir menipis yang secara extrim disebut sebagai lubang ozon (Black Hole). Karena keberadaan Ozon berfungsi sebagai "filter" dari sinar ultra violet maka menipisnya atau berlubangnya lapisan ozon mengakibatkan sinar ultra violet berlimpah ada atmosfir. Tragisnya, UV ini bersifat mutagen, atau sebagai penyebab mutasi, maki hadirnya berbagai mutan di bumi tidak dapat dihindarkan (Baca Darwono Hypothesa edisi beberapa waktu lalu).
Dari uraian di atas, maka pembakaran berton ton kembang api atau petasan pada malam tahun baru berdampak pada konstribusi kita pada peningkatan polusi lingkungan hidup kita. Paling tidak ada beberapa dampak dari aktivitas tersebut yakni, peningkatan Global warming, terjadinya Acid rain, makin luasnya black hole dengan segala eksesnya. Oleh karena pada kondisi dimana lingkungan hidup sudah sangat rusak, maka aktivitas berpesta pora dengan kembangb api merupakan kegiatan yang semestinya dihindari. Oleh karena itu. Petisi kembang Api untuk masa-masa yang akan datang perlu diperjuangkan oleh setiap insan yang menginginkan lingkungan hidup kita bersih.