MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Kamis, 07 Januari 2016

MOSLEM UNITY IN THE WORLD

Membaca pemenggalan Ulama Shiah di Arab saudi karena menyampaikan aspirasinya saya jadi ingit puisi : "Jangan Kau Bunuh Burung Burung", puisi yang tercantum dalam Antologi Puisi Sosial Mahasiswa terbitan Balairung UGM (1987, puisi yang menjadi salah satu puisi piklihan lomba Deklamasi Dies Natalis UGM 1987 juga. Puisi itu merupakan protes saya atas tindakan represif rezim Soeharto (Orde Baru, tahun 80 an) yang menyeret, menyiksa dan membunuh para aktivis Islam yang mengkritik Rezim ORBA.
Puisi itu adalah monumen kesaksian kejahatan ORBA yang anti kritik yang mungkin mirip Saudi saat ini. Salah satu korban adalah KH. Ir Syahirul Alim MSc (al hafidz), Dosen Tafsir Kauniyah PP. Budi Mulia Yogyakarta, yang sebenarnya jika ceramah pasti mengedepankan argumentasi Ilmiah termasuk saat ceramah di Masjid jenderal Soedirman waktu itu, alaasan beliau ditangkap hanya karena ada berita kalau salah satu pelaku Pengeboman Candi Borobudur lewat dekat komplek perumahan dosen UGM di Skip. Yang paling senang dari permusuhan sesama kaum muslimin adalah Dajjal dan antek-anteknya. Dan Iran adalah satu-satunya Negara Islam yang ditakuti Dajjal, karena kekuatan teknologinya.
Membaca status saya di facebook begitu, Seorang teman mengajukan pertanyaan : Iran bukannya gudangnya syiah, apakah negara Islam ? demikian pertanyaannya. Dari berbagai sumber yang pernah saya pelajari, saya dapat mengambilpelajaran bahwa Setelah Rasulullah meninggal, umat Islam terbagi dua kubu, Yang mengangkat Abu Bakar RA sebagai Khalifah disebut Sunni, sedang kelompok yang mengangkat Ali Karomallahu wahwajhah disebut sebagai Shiatu Ali (Kelompok Ali) disebut Shiah saja.
Memang ada perbedaan tetapi Sunni dan Shiah tetap Islam, karena Tuhan, Nabi, kitab sucinya sama, sedang hadits, Shiah hanya mempercayai hadits-hadits yang terkait Ahlul Bait (keluarga Rasul) sampaikan. Terkait hadits, Antara NU dan Muhammadiyah juga berbeda, Muhammadiyah hanya memegang hadits yang Rajih (maka perlu Majlis Tarjih) sedang NU lebih terbuka. Dalam hal aqidah kita mengenal di kalangan muslim ada Qodariyah, jabariyah dan Maturidiyah ada khawarij, kita juga mengenal As Ariyah (banyak dianut Kaum muslimin Indonesia) termasuk kita juga mengenal empat mahzab, Syafii, Maliki, Hanafi dan Hambali. Islam yang Saudi Arabia ikuti dikenal sebagai Islam Wahabi, di Indonesia Wahabi kurang diterima (saat kampanye menjadi bahan penolakan terhadap Partai tertentu di kalangan umat jarena disinyalir alirannya wahabi).
Sejak masalah suksesi imamah (politik) pasca wafatnya Rasulullah SAW itu Shiah dan Sunni terus bermusuhan tentu dengan alasan masing-masing. yang tidak akan pernah ketemu. Akhirnya memasuki abad XV hijriah (1400 H), Dunia Islam menyatahan sebagai abad kebangkitan Islam, umat Islam seluruh dunia bersatu menatap masa depan dengan mengubur luka lama.
Kaum muslimin yang kuat, tentu tidak akan membuat hati tenang orang kafir (negara dajjal dan antek-anteknya), paling mudah mengadu domba yang dampaknya mendunia adalah terus mngadu domba Sunni - Shiah dengan argumentasi-argumentasi lama yang sebenarnya berusaha dikubur melalui kebangkitan dunia Islam abad XV H. KIta juga harus memahami dalam dinamika kelompok, adanya ekstremitas baik di kalangan Suni maupun Shiah tentu wajar terjadi., dalam upaya membangun soliditas kelompok perbedaan-perbedaan ekstrim sering dibangun. Kebetulan shian kelompok kecil, tetapi kehebatan Iran di bidang teknologi dan science terutama Teknologi Nuklir, menjadikan Iran ditakuti USA (USA pernah diusir dari Iran pada Revolusi Islam Iran 1979). cara terbaik melumpuhkan Iran adalah mengadunya dengan negara-nnegara boneka dari USA salah satunya adalah Saaudi, yang pangeran=pangerannya sudah terseret kehidupan global.
Bagi sahabat sahabat yang aktif dalam kegiatan lembaga dakwah kampus dalam rangka Kebangkitan Islam, tentu sangat memahami makna kemenangan Revolusi Iran atas kolonialisme Amerika di Iran yang menjadi salah satu inspirasi bagi kebangkitan Dunia Islam. Oleh karena itu saya sampai kini tetep bersikap menghormati perbedaan-perbedaan di kalangan umat, termasuk Sunni - Shiah, karena bagi saya setiap kelompok pasti punya argumentasi masing-masing untuk mengalahkan atau memenangkan perdebatan, dan kita dapat terseret kembali dalam permusuhan panjang itulah yang diharapkan musuh-musuh Islam.
Bagi saya, toleransi dengan orang kafir (beda agama) kita tegakkan dalam rumusan ~lakum dinukum waliyadin" , dalam perbedaan amaliah dikalangan sesama muslim tentu juga harus lebih-lebih toleransi "lana a'maluna walakum a\malukum~ Kaum muslimin saat ini justru terbalik, mau bertoleransi dengan mereka yang berbeda agama, tetapi justru bersitegang, bermusuhan dan saling mengkafirkan antar kaum muslimin sendiri. Terpelintir ! Saya yakin, ini garapan orang-orang atau antrk-antek yang menginginkan Islam hancur. Dan saya lebih memilih, lebih mengharapkan kaum Muslimin bersatu dengan segala perbedaannya, untuk menjadi kuat dan jaya.
Lantas Pak Darwono Sunni apa Syiah ?, dengan senang hati saya jawab, "La Sunni walaa Syiah, walakin Islamiyyah" meminjam spirit kebangkitan Islam "La syarkiyyah wa laa ghorbiyyah walakin Islamiyyah" "bukan Blok Timur atau Blok Barat, tetapi Islam" ! The Unity In Diversity of Islam must be Relized

Tidak ada komentar: