MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Senin, 04 Januari 2016

JOKOWI TELADANI KHALIFAH UMAR BIN KHATAB

Sewaktu saya pertama kali melihat foto Jokowi melepas burung (Foto Di bawah) di Facebook, saya langsung berkomentar singkat : jadi ingat kitab usfuriyah. Sekedar itu, tapi sewaktu melihat untuk yang ke dua kali, saya merasa perlu membuat catatan kecil tentang kitab usfuriyah tersebut.
Seingat saya, Kitab kecil berisi 40 hadits dan atsar itu saya baca sekitar 35 tahun lalu saat saya kuiah di UGM dan mondok di Pondok pesantren Budi Mulia (Satu kamar dengan Prof. Ali Ghufron, mantan Wamenkes). Terutama pada bagian yang mengisahkan Sayyidina Umar RA melepas burung pipit setelah membelinya dari seorang anak yang sedang mempermainkan burung kecil itu.
Kisah singkat fragmen Sahabat Umar bin Khatab mmembeli dan melepas burung pipit sebagai berikut : Setelah khalifa ke dua Umar bin Khattab wafat, para sahabat berjumpa khalifah kedua ini melalui mimpi. Mereka pun bertanya, ”Bagaimana Allah memperlakukanmu?” Dalam Kitab tersebut dikisahkan sahabat Umar bin Khatab menjawab bahwa Allah telah mengampuni kekeliruan-kekeliruannya dan membebaskan siksa dari dirinya. Para sahabat menyahut dengan pertanyaan susulan. ”Apa penyebabnya? Apakah karena kedermawanan, keadilan, atau kezuhudanmu?”
Khalifah ke dua Umar bin Khatab RA menjawabnya dengan mengisahkan peristiwa di alam kubur. Sejenak usai ia dimakamkan, dua malaikat menghampirinya. Umar RA dalam perasaan takut luar biasa. Nalarnya hilang. Sebelum malaikat bertanya, tiba-tiba suara tanpa rupa terdengar. ”Tinggalkan hamba-Ku itu. Jangan bertanya apapun kepadanya ( Umar bin Khatab RA). Jangan dibuat takut. Aku mengasihi dan membebaskan siksa darinya. Tatkala di dunia, ia pernah berbelaskasihan kepada seekor burung pipit.”
Awal Kisah burung pipit bermula ketika Sahabat Umar Bin Khattab RA tengah berjalan menuju alun-alun kota dan berjumpa anak kecil. Hati Sahabat Umar RA sedih. Anak kecil itu terlihat sedang memagang burung pipit sembari memperlakukannya selayak mainan, dilepas dan ditarik dengan diikat kakinya. Rasa Iba Umar bin Khattab tergerak untuk segera membeli burung pipit malang itu, dan akhirnya dibelilah oleh Sayyidina Umar RA . Sehingga burung pipit sepenuhnya menjadi milik Sahabat Umar RA . Untuk menyelamatkannya dari perlakuan buruk anak kecil tersebut, khalifah yang terkenal adil dan tegas ini pun melepaskan burung pipit itu untuk terbang bebas ke udara dengan merdeka.
Kisah Burung Pipit di atas menunjukan bahwa akhlak Islam, himayah, telah tertanam di hati dan perilaku Sahabat Umar bin Khattab RA. Meski Umar bin Khattab menampilkan sosok yang tegas dan keras, Namun Khalifah pengganti Abu Bakar ashiddiq itu memiliki kelembutan hati sebagi cerminan akhlakul karimah menyayangi mahluq Allah SWT (Himayah). Hikmah tarbiyah yang dapat ditangkap adalah bahwa kasih sayang bersifat tanpa batas. Selain kepada manusia, juga kepada mahluk Allah SWT lainnya. Cinta kasih kita terhadap semua makhluk Allah SWT mendorong kita menjadi pribadi holistik.
Semoga ratusan burung maupun Kodok yang dilepas Jokowi mengantarkan kemuliaan hati jokowi dan terus dapat meneladani Al faruq. Saya jadi ingat saat menulis "Jomowi Musli Rahmatan Lil Alamin" yang dipublikasikan di kompasiana, "blusukan Jokowi memanggul bahan makanan meningatkan kita pada khalifah yang memanggul bahan makanan karena melihat rakyatnya kelaparan dan hanya bisa masak batu". Saya yakin Jokowi memang tidak cuap-cuap dengan beribu dalil, namun beliau melakukannya dengan fasih contoh-contoh mulia kepemimpinan Islami. Semoga di bawah pimpinan "Muslim rahmatan lil akamin" ini Indonesia makin berkah
Jujur saya heran, mengapa tidak ada satupun aktifis Islam yang mengapresiasi tindakan mulia Jokowi ini. Justru malah sebaliknya, banyak yang meremehkan dan menganggap yang macam-macam. Dari yang menilai sebagai upaya mistis untuk melanggengkan kekuasaan, paling rendah menyatakan sebagai pencitraan. Yang semuanya terbantahkan dengan sendirinya dengan memperhatikan cara Jokowi melakukan secara spontan dan berulang.

Tidak ada komentar: