MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Jumat, 27 Juli 2012

TEMPE TELAH KEMBALI DENGAN HARGA BARU

DARWONO TUAN GURU'S QUOTE PUASA = Program Untuk Allah Semata Amin SHAUM = Seluruh Hidup Adalah Untuk Mengabdi FASTING = For Allah, Space and Time is Not Garbage
Update : Setelah sekitar 3 hari tempe menghilang, kini sudah muncul kembali di pasaran termasuk pada tingkat penjual makanan terutama Warteg Warteg di Jakarta. Harga tempe kemasan 250 mg ini (lihat foto di atas) Rp. 5000, semula Rp.4000. Berarti 1 kg tempe basah naik Rp.4000, jika 1 kg kedelai kering menjadi 1,5 kg tempe basah, maka untuk kenaikan Rp.250 per kg kedelai mendapat kenaikan harga tempe Rp.6000, layak untuk TIDAK MOGOK DAN TIDAK MINTA SUBSIDI.
Tidak semua masalah harus diselesaikan dengan cara demo, mogok atau menggunakan kekuatan politik. Fleksibelitas dan kreatifitas dengan menekankan pada paradigma enterpreneurship, menurut hemat penulis, sangat lebih tepat diterapkan dalam dunia usaha, baik kecil, menengah atau besar bahkan multinasional. Tiga - Empat hari tidak berproduksi, bukan saja menghilangkan profit yang harusnya bisa di raih, tretapi juga beresiko perginya para konsumen ke pihak lain.
Selamat Telah lahir wacana politik baru, POLITIK TEMPE. Tempe dijadikan alat penekan untuk menuntut subsidi kedelai. Hari ini di tempat 2 makan rakyat , terutama warteg (warung tegal) di Jakarta, tidak terlihat Tahu - Tempe.
Akankah hal ini menyebabkan gejolak ? Kelihatannya tidak ! Karena mayoritas konsumen tahu tempe adalah orang 2 yang biasa prihatin. "Ora mangan tempe ora pateken", itulah mungkin ekpresi yg mereka ungkapkan tanpa kekesalan.
Pemerintah hendaknya tidak begitu saja memberi subsidi kedelai pada produsen tahu tempe. Para produsen sudah sepantasnya TIDAK LAYAK diberi subsidi, toh mereka bisa mengatur sendiri. kalo mau memberi subsidi lebih baik memberi subsidi lauk pauk kepada yang memerlukan.
Menurut prinsip bisnis ibu saya, “Dalang ora kurangan lakon, kebo ora kaboten sungu” , artinya dalang tidak pernah kekurangan cerita, kerbo tidak pernah keberatan tanduknya, jd pembisnis itu bisa pandai mengatur, itulah prinsip bisnis ibu saya pada saat menghadapi kenaikan harga bahan bahan baku.
Mestinya kenaikan harga kedelai Rp.250 per kg tidak perlu dihadapi dg mogok produksi tahu tempe. Naikkan dg harga produk yg seimbang, pasti konsumen juga memaklumi. Ingat banyak saudara kita yang sahur dan buka mengandalkan lauk kebanggaan bangsa ini. Kita kan bangsa tempe, meriah, lezat dan sehat bergizi.
Jadilah pembisnis yang care sekaligus dapat meningkatkan profit. Insya Allah anda yg tetap berproduksi dg niat memudahkan saudara 2 kita mendapatkan lauk untuk buka dan sahur dalam rangka ibadah puasanya akan mendapat berkah dari Allah SWT.
Tentu sebuah tantangan sendiri mana kala bisnis terkait dengan politik praktis. Keterlibatan politik praktis dapat mengubah paradigma bisnisnya menjadi paradigma politis. Berbagai perubahan kondisi yang sudah biasa dapat dihadapi oleh para pebisnis dengan tingkat kreatifitas dan fleksibelitasnya yang tinggi, dikompas menjadi jalan pendek strategy menekan untuk mencapai maksudnya. Terkait dengan "politik Tempe" saat ini, strategy menekan untuk mendapatkan subsidi harga kedelai lebih dikedepankan daripada berkreatif mensiasati berbagai kemungkinan terjelek dari realitas buruk pangan dunia akhibat berbagai perubahan terutama terkait dengan perubahan iklim glogal (Climate Change).
Subsidi bagi produsen yang nota bene semestinya berkreatif menghadapi situasi yang ada, memang bisa membantu mengatasi masalah kenaikan harga kedelai, namun itu preseden yang kurang bijak terkait dengan proses pematangan enterpreneurship yang sedang digalakkan. Biarlag dalang-dalang menciptakan Lakon Lakon baru, biarlah kerbau-kerbau memanfaatkan tanduk-tanduknya dan bukan menjadi kleberatan karenanya. Inilah penyadaran bagi kita semua untuk menjadi bangsa yang berkarakter.
Semoga tulisan ini ada manfaatnya bagi kita semua. Ada gangguan kesehatan saat menjalankan ibadah shaum ? hubungi kami : Darwono Tuan Guru, Pusat Penyembuhan Terpadu Telp. 0812 879 879 21. Cara Pemesanan berbagai kepertuan kesehatan anda dapat dilihat di kolom bawah. Terima Kasih

Rabu, 25 Juli 2012

POLITIK TEMPE OLEH DARWONO TUAN GURU

Selamat Telah lahir wacana politik baru, POLITIK TEMPE. Tempe dijadikan alat penekan untuk menuntut subsidi kedelai. Hari ini di tempat 2 makan rakyat , terutama warteg (warung tegal) di Jakarta, tidak terlihat Tahu - Tempe.
Akankah hal ini menyebabkan gejolak ? Kelihatannya tidak ! Karena mayoritas konsumen tahu tempe adalah orang 2 yang biasa prihatin. "Ora mangan tempe ora pateken", itulah mungkin ekpresi yg mereka ungkapkan tanpa kekesalan.
Pemerintah hendaknya tidak begitu saja memberi subsidi kedelai pada produsen tahu tempe. Para produsen sudah sepantasnya TIDAK LAYAK diberi subsidi, toh mereka bisa mengatur sendiri. kalo mau memberi subsidi lebih baik memberi subsidi lauk pauk kepada yang memerlukan.
Menurut prinsip bisnis ibu saya, “Dalang ora kurangan lakon, kebo ora kaboten sungu” , artinya dalang tidak pernah kekurangan cerita, kerbo tidak pernah keberatan tanduknya, jd pembisnis itu bisa pandai mengatur, itulah prinsip bisnis ibu saya pada saat menghadapi kenaikan harga bahan bahan baku.
Mestinya kenaikan harga kedelai Rp.250 per kg tidak perlu dihadapi dg mogok produksi tahu tempe. Naikkan dg harga produk yg seimbang, pasti konsumen juga memaklumi. Ingat banyak saudara kita yang sahur dan buka mengandalkan lauk kebanggaan bangsa ini. Kita kan bangsa tempe, meriah, lezat dan sehat bergizi.
Jadilah pembisnis yang care sekaligus dapat meningkatkan profit. Insya Allah anda yg tetap berproduksi dg niat memudahkan saudara 2 kita mendapatkan lauk untuk buka dan sahur dalam rangka ibadah puasanya akan mendapat berkah dari Allah SWT.
Tentu sebuah tantangan sendiri mana kala bisnis terkait dengan politik praktis. Keterlibatan politik praktis dapat mengubah paradigma bisnisnya menjadi paradigma politis. Berbagai perubahan kondisi yang sudah biasa dapat dihadapi oleh para pebisnis dengan tingkat kreatifitas dan fleksibelitasnya yang tinggi, dikompas menjadi jalan pendek strategy menekan untuk mencapai maksudnya. Terkait dengan "politik Tempe" saat ini, strategy menekan untuk mendapatkan subsidi harga kedelai lebih dikedepankan daripada berkreatif mensiasati berbagai kemungkinan terjelek dari realitas buruk pangan dunia akhibat berbagai perubahan terutama terkait dengan perubahan iklim glogal (Climate Change).
Subsidi bagi produsen yang nota bene semestinya berkreatif menghadapi situasi yang ada, memang bisa membantu mengatasi masalah kenaikan harga kedelai, namun itu preseden yang kurang bijak terkait dengan proses pematangan enterpreneurship yang sedang digalakkan. Biarlag dalang-dalang menciptakan Lakon Lakon baru, biarlah kerbau-kerbau memanfaatkan tanduk-tanduknya dan bukan menjadi kleberatan karenanya. Inilah penyadaran bagi kita semua untuk menjadi bangsa yang berkarakter.
Semoga tulisan ini ada manfaatnya bagi kita semua.
Update : Setelah sekitar 3 hari tempe menghilang, kini sudah muncul kembali di pasaran termasuk pada tingkat penjual makanan terutama Warteg Warteg di Jakarta. Harga tempe kemasan 250 mg ini (lihat foto di atas) Rp. 5000, semula Rp.4000. Berarti 1 kg tempe basah naik Rp.4000, jika 1 kg kedelai kering menjadi 1,5 kg tempe basah, maka untuk kenaikan Rp.250 per kg kedelai mendapat kenaikan harga tempe Rp.6000, layak untuk TIDAK MOGOK DAN TIDAK MINTA SUBSIDI.
Ada gangguan kesehatan saat menjalankan ibadah shaum ? hubungi kami : Darwono Tuan Guru, Pusat Penyembuhan Terpadu Telp. 0812 879 879 21. Cara Pemesanan berbagai kepertuan kesehatan anda dapat dilihat di kolom bawah. Terima Kasih

Rabu, 18 Juli 2012

THE EDUCATION FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT AND RAMADHAN

An Anecdote : An unsustainable argue from devils could be avoid if the devil have learned from the ESD Educator and the sustainable development of paradise life have been being available whenever .As we know, the devils fill more better than Adam, its causes development life in paradise be interrupted. Its will be differ if devil argue more "Tauhidi" or the monotheism Expression as such as I'll "prostate" just to You Allah !. By this argue may be the paradise life be sustainable and uninterrupted whenever And the human's fate will be different.
Education for Sustainable Development means including key sustainable development issues into teaching and learning; for example, climate change, disaster risk reduction, biodiversity, poverty reduction, and sustainable consumption. It also requires participatory teaching and learning methods that motivate and empower learners to change their behaviour and take action for sustainable development. Education for Sustainable Development consequently promotes competencies like critical thinking, imagining future scenarios and making decisions in a collaborative way.
Groundwork has been laid for sustainability education worldwide. Recent changes in service learning, a focus on literacies and skills, standards that support interdisciplinary thinking, and the role of systems thinking have all increased the visibility of the movement. Various approaches to ESD encourage people to understand the complexities of, and synergies between, the issues threatening planetary sustainability and understand and assess their own values and those of the society in which they live in the context of sustainability. ESD seeks to engage people in negotiating a sustainable future, making decisions and acting on them. While it is generally agreed on that sustainability education must be customized for individual learners, according to Tilbury and Wortman, the following skills are essential to ESD:
In recognition of the importance of ESD, the United Nations General Assembly declared 2005-2014 the UN Decade of Education for Sustainable Development (DESD). UNESCO leads the Decade and has developed an International Implementation Scheme for the Decade. The goals of the decade are to provide an opportunity for refining and promoting the vision of, and transition to, sustainable development – through all forms of education, public awareness and training; and to give an enhanced profile to the important role of education and learning in sustainable development.
The objectives of the DESD are to: * facilitate networking linkages, exchange and interaction among stakeholders in ESD; * foster increased quality of teaching and learning in ESD; * help countries make progress towards and attain the Millennium Development Goals through ESD efforts; * provide countries with new opportunities to incorporate ESD into education reform efforts.
Climate change is the greatest public policy issue of our time. If humanity is to respond to the challenges, education has a key role to play in promoting understanding and helping individuals, society and governments to make informed choices.This is not simply about giving people information, but ensuring that education – and schools specifically – is mobilized to re-orient society towards sustainable practices.
Education is not a ‘magic bullet’ in approaching climate change and sustainability, but without co-ordinated educational interventions, even the best thought through technical policies will fail. In order to promote such a reorientation the International Alliance of Leading Education Institutes has agreed on eight recommendations, informed by the jointly conducted research project and targeted the world’s political decision makers.
Ramadan is the ninth month of the Islamic calendar. It is a time of fasting for the Islamic people. Each day during this month, Muslims all over the world abstain from eating, drinking, smoking, as well as participating in anything that is ill-natured or excessive; from dawn until the sun sets. Fasting is intended to educate the Muslim in spirituality, humility and patience. It is a time to cleanse the soul, focus attention on God, and put into practice selflessness.
Ramadan is a time for Muslims to fast for the sake of God and to put forward more prayer than is customary.The name "Ramadan" had been the name of the ninth month in Arabian tradition prior to the onset of Islam; the word itself originated from an Arabic root ?rmd?, in words like "ramida" or "ar-ramad? which means severe heat, burnt ground as well as shortness of provisions. Individuals say it is named Ramadan because it burns out the sins with good deeds, as the sun scorches the ground. In the Qu'ran, God declares that "fasting has been written down upon you, as it was upon those before you" Fasting is one of the Five Pillars of the Islam religion, and one of the main types of Islamic worship. Restraint from everyday enjoyment and curbing wicked intentions and cravings are considered as an act of compliance and obedience to God, as well as amends for sins, faults, and mistakes. Ramadan is also called Ramazan. During Ramadan, Muslims request forgiveness for sins in the past, pray for direction and assistance in abstaining from everyday troubles, and endeavor to cleanse themselves through self-control and great acts of faith.
The main goal of Ramadhan Fasting is Taqwa. DEscribe of Fasting functions are 1 – Fasting is a means that makes us appreciate and give thanks for pleasures. For fasting means giving up eating, drinking and intercourse, which are among the greatest pleasures. By giving them up for a short time, we begin to appreciate their value. Because the blessings of Allaah are not recognized, but when you abstain from them, you begin to recognize them, so this motivates you to be grateful for them.
2 – Fasting is a means of giving up haraam things, because if a person can give up halaal things in order to please Allaah and for fear of His painful torment, then he will be more likely to refrain from haraam things. So fasting is a means of avoiding the things that Allaah has forbidden. 3 – Fasting enables us to control our desires, because when a person is full his desires grow, but if he is hungry then his desire becomes weak. Hence the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) said: “O young men! Whoever among you can afford to get married, let him do so, for it is more effective in lowering the gaze and protecting one’s chastity. Whoever cannot do that, let him fast, for it will be a shield for him.” 4 – Fasting makes us feel compassion and empathy towards the poor, because when the fasting person tastes the pain of hunger for a while, he remembers those who are in this situation all the time, so he will hasten to do acts of kindness to them and show compassion towards them. So fasting is a means of feeling empathy with the poor. 5 – Fasting humiliates and weakens the Shaytaan; it weakens the effects of his whispers (waswaas) on a person and reduces his sins. That is because the Shaytaan “flows through the son of Adam like blood” as the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) said, but fasting narrows the passages through which the Shaytaan flows, so his influence grows less.
6 – The fasting person is training himself to remember that Allaah is always watching, so he gives up the things that he desires even though he is able to take them, because he knows that Allaah can see him. 7 – Fasting means developing an attitude of asceticism towards this world and its desires, and seeking that which is with Allaah. 8 – It makes the Muslim get used to doing a great deal of acts of worship, because the fasting person usually does more acts of worship and gets used to that.
According the description about Ramadhan Fasting Teaching above, basically Ramadhan Fasting provide us an Education for Sustainable Development totally, development in individual, community and the world will be better to be the best.

Jumat, 06 Juli 2012

YANG PALING MENYENTUH

DENDANG JELANG PETANG Penyayang terang siang yang bersarang, biarlah rebah dalam fitrah hingga gelap terlelap . Lalu nyalakan kembali saat dini hari. Agar hari baruku esok penuh cahaya menyala. Karena aku ingin terang cahaya terus berdendang mengalunkan doa doa restu untukku disaksikan matahari yang tersipu malu karena kalah cerah dengan senyumanku. MALAM Ilaahi, bi tajalli a'dhomi fii lailatinn...ishfi min syahrissa'ban almukarromi al latii yufroqu fiiha kullu amrin hakiim. Wayubromu isrif 'annii minal balaai maa a'lamu wamaa laa a'lamu . Wa anta 'allaamul ghuyuub. Birohmatika yaa arhamar rohimin (cuplikan doa nisfu Sa'ban) PAGI Kutaburi hari baruku dengan doa doa; allahumma innii as alukan nafsul muthmain nah, tu'minuu bi liqooika, watardlo bi qodlooika, wa taqna'u bi athoika. Ya Allah hamba mohon jiwa yang tenang, yang yakin akan pertemuan dengan-MU, Yang Puas dengan ketentuan-Mu, dan menerima segala keputusan-Mu. Salam sejahtera dunia, salam bahagia sahabat !
Tentu saja semua ucapan dan doa yang dikirim sahabat-sahabatku berkaitan dengan ulang tahunku semuanya sangat bermakna. Namun dari ribuan kata / ucapan yang masuk ada yang paling menyentuh. Ucapannya sederhana sbb : Semoga hidup Mas Darwono lebih bermakna, memberikan manfaat pada masyarakat dan umat. Amien 2 salam dari Manado. Ucapan lewat SSM itu dikirim dari Manado oleh ...Sahabat saya sekamar di PP. Budi Mulia Yogyakarta, Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti yang sekarang menjabat Wakil Menteri Kesehatan RI.
Ucapan doa itu, disamping bermakan doa, juga bagi saya berupa teguran halus, gugatan halus ala PP. Budi Mulia. Tiga Tahun lalu kami semua di gugat Romo Kyai Soeprapto Ibnu Juraimi Allah Yarham, tentang apa yang telah kami (semua santri) termasuk Sahabat saya yang kala itu Dekan fakultas kedokteran UGM, juga Misbahul Huda (Surabaya) , Dek Ahsin (Indonesian Power) dll apa yang telah kami lakukan.
Saat mengantar kami dan makan siang di warung gudeg Kentungan, ganti kami berdua (saya dan Syafik) menggugat sang dekan Fakultas Yang Konon biayanya mahal. Kami berdua sama sama mengingatkan "coba kalau dulu biaya kuliah mahal sudah seperti ini" kita tentu sulit kuliah.
Kala itu, Sang Dekan menjelaskan berbagai strategy beliau agar kaum miskinpun dapat kuliah di Fakultas Kedokteran UGM, dan juga di Fakultas-Fakultas lain. Dan faktanya memang, tidak sedikit anak-anak pegawai rendahan yang kuliah di Kedokteran maupun fakultas lain. Hal ini sempat saya crosschek ketika saya mengisi Obrolan Ramadhan di Jama'ah Shalahuddin, dalam kesempatan breefing saya menanyakan latar belakan mereka beserta kuliahnya di fakultas apa. Pada kesempatan lain saya mencrosscek juga saat mengisi Training Farmasi Cerdas Holistik di BEM Fakultas Farmasi , sungguh mereka dari berbagai latar belakan ekonomi juga.
Kembali pada Ucapan Selamat Pak Wamenkes, meski bernada mendoakan, tetapai sungguh bagi saya itu menjadi bahan refleksi. Bentuk Tafdil (Lebih bermakna), tentu saja dapat dipahami bahwa mungkin sudah bermakna tetapi diharapkan lebih bermakna lagi. Tetapi juga dapat dipahami sebagai "belum bermakna" dan diharapkan untuk menjadi bermakna.
Kemudian saya merenung, berfikir, membayangkan ketika kami sering berebut tempat mengaji di dekat tiang agar kalau ngantuk bisa bersandar, dan romantika lain di PPBM, saya berkesimpulan, benar akhi Ghufron, sesungguhnya hidup saya belum punyua makna apa-apa. Saya sungguh "iri" dengan kebaikan-kebaikan dan prestasi yang telah akhi ukir. Tapi akhi, sebagaimana doa antum, insya Allah saya akan berusaha agar hidup saya "Relatif Lebih Bermakna", dan menaburkan manfaat bagi masuyarakat dan Umat sebagai mana selalu kita tekankan dalam silaturrahmi-silaturrahmi kita.
Jazaakumullahu khoiron katsiron. semoga kita sama-sama bisa menjadi hamba_Nya yang bermanfaat bagi masyarakat dan umat, bagi umat manusia seluruh dunia. Karena kita yakin bersama bahwa yang paling baik dari kita adalah yang paling bermanfaat. Insya Allah.