MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Minggu, 28 Agustus 2011

TERMINAL CARNIVAL SPIRITUAL




Hilal Tanggal Syawwal

Hilal tanggal tunggal syahrul Syawwal tentu bukan sinyal terminal Carnival Spiritual Ramadhan dimana pada saat itu berganti jadwal Carnival nafsu yang binal. Sehingga 1 Syawwal memang bermakna Bada (Bubaran) atau mempertegas kehadiran Lebaran. Yakni bubaran dari prosesi mencari posisi takwa yang hakiki.

Dipotret dari lanskap sosial, lanskap sosial yang indah di bulan Ramadhan, dimana sesama anak bangsa saling peduli, saling berbagi dan saling menghormati, apakah 1 Syawal adalah titik balik untuk kembali saling mengekploitasi, menghianati, mengkorupsi, bahkan saling menyakiti ? Sehingga lanskap sosial itu potrait gombal sosial ?



Dengan kata lain ada pertanyaan besar menyongsong fajar hari fitri : Adakah jejak kemuliaan Ramadan dalam sebelas bulan ke depan dalam konteks individual dan sosial ? Bisakah apa riyadloh, deposit pahala, dan sejenisnya dari masyarakat muslim Indonesia dapat memberikan konstribusi riil kepada terciptanya Indonesia yang Baldatun Thoyyibatun wa robbun ghofur ?

Gentlement Agreement

Para Founding Fathers dari kalangan mujahid mujahid Islam secara ksatria telah Penuh menerima konsep NKRI dengan UUD 45 dan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sejak awal kemerdekaan dalam frame NKRI sebagai baldatun Thoyyibatun wa robbun ghofur dengan kesepakatan bersama dari berbagai komponen bangsa yang berbineka sebagai langkah mencontoh apa yang dilakukan Rasulullah dengan Negara Madinahnya.

Amanah NKRI sebagai baldatun thoyyibatun warobbun Ghofur ini tercermin riil dalam dasar negara Pancasila, dimana tercermin adanya keterkaitan Hubungan dengan al khaliq (Ketuhanan, habluminallah) dan dengan sesama anak bangsa (prikemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial, habluminannas), dan komitmen bersama yang tertuang dalam konstitusi dasar kita (UUD 45). Sayangnya manah ini pada kemudian hari dan saat ini menjadi hancur lebur akibat kita, para pemimpin, penyelenggara negara, lebih asik masuk dengan hasil pengembaraan intelektual yang terkooptasi, terkontaminasi, bahkan tersubtitusi akhibat cuci otak dari nilai nilai yang tidak amanah dengan nilai-nilai keindonesiaan.

Sehingga penghianatan intelektual, ideologis dan berbagai sistem atas system yang semistinya ditegakkan di Indonesia dengan NKRI nya, telah merubah wajah Cantik Ibu Pertiwi, yang bagai mutu manikam, gemah ripah lohjinawi tata tentrem kartaraharja, menjadi negara dengan potret ibu tiri yang kejam. Negeri ini telah menjadi negeri Ghorimin (terbelit hutang), kemiskinan makin dahsyat, korupsi makin menjadi-jadi dan saling melindungi. Ibu Tiri yang bernama Indonesia kini, telah mengekpolitasi keringat anak-anak negiri untuk dijadikan budak di negeri orang untuk diambil devisanya, juag membiarkan sebagian anak-anak negeri kelaparan, berduyun duyun meminta zakat dan shodaqoh, diusir dari sekolah, dibiarkan terlantar dan tidak memiliki akses aakses kesejahteraan sosial.

Lantas kalau begitu, dimana makna gegap gempita seruan takwa selama ini ?

Dimana makna sholat kita



Dalam al Quran dinyatakan yang artinya : “Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Qs. Al-Ankabuut:45)

Sementara itu, Rasulullah SAW bersabda : "Sholat adalah tiang agama, barang siapa menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa merobohkannya, maka ia telah merobohkan agama." (HR. Imam Baihaqi).

Dari ayat di atas mengisyaratkan bahwa salah satu pencapaian yang dituju oleh adanya kewajiban shalat adalah bahwa pelakunya menjadi tercegah dari kemungkinan berbuat jahat dan keji. Ini mengindikasikan bahwa shalat merupakan salah satu rukun Islam yang mendasaar dan pijakan utama dalam mewujudkan sistem sosial Islam.

Sementara itu hadits Rasul mengindikasikan bahwa kekokohan sendi-sendi soasial masyarakat muslim akan sangat tergantung kepada sejauh mana mereka menegakkan shalat yang sebenar-benarnya. Apabila hal ini tidak menjadi prioritas utamanya, maka kekeroposan sendi-sendi sosial kemasyarakatan akan menghinggapinya, yang berlanjut kepada kehancuran umat Islam itu sendiri. Karena suatu bangunan itu kuat, ketika tiangnya kokoh.

Wujud dari tercapainya tujuan sholat adalah kebaikan totalitas dalam berkehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun bernegara.Seorang penyelenggara negara atau pemerintahan yang sholatnya tegak, tentu tidak mudah tergoda untuk melakukan penghianatan-penghianatan. Dia akan amanah , menegakkan ke adilan dan menmbangun kesejahteraan. Mengurangi jurang-jurang pemisah, dan membongkar skat-skat klas sosial yang cenderung saling bertentangan dan mengekploitasi.

Orang yang salatnya baik justru sudah barang tentu lebih banyak kiprahnya dalam kehidupan sosial. Keliru besar jika mereka yang shalat, hanya mengelompok, menyendiri dan mengexklusifkan diri seolah hidup dalam ruang hampa sosial, dan menafikan dan terkesan merendahkan pihak lain. Sungguh Allah membenci dan tidak menyukai orang-orang yang membanggakan dirinya, angkuh, sombong dan merasa paling baik, paling suci dibanding dengan yang lain.

Puasa Kita



Sayyed Hosen Nasr, seorang intelektual Muslim terkemuka mengungkapkan bahwa agama adalah kebersamaan, kepedulian, toleransi, dan upaya pengkayaan spiritualitas pribadinya. Dan tak mungkin spiritualitas itu dikatakan berkembang jika masih belum punya kepedulian kepada sesama.

Ramadan sering dikatakan sebai bulan imunisasi dan bulan deposit pahala. Bulan immunisasi dikarenakan dengan amaliah Ramadhan terutama jika mendapat malam Kemuliaan (Lailatul Qodar) dalam kebaikan, maka paling tidak 83 tahun atau seumur hidupnya dalam kebaikan terhindar dari hama dan penyakit kehidupan, dikatakan bulan deposit pahala karena di bulan Ramadhan berbagai "mega bunus" pahala dikucurkan, yang akan merupakan tabungan/deposit yang menguntungkan. Sementara itu puasa Ramadhan adalah sebuah arena pematangan emosi, intelektual, sosial dan spiritual. Yang paling penting di bulan Ramadan adalah mengaksentualisasikan nilai-nilai kemanusiaan dengan merenungkan gejala sosial yang muncul di sekitar kita. Kontribusi puasa dengan demikian diharapakan mampu mendorong kita untuk lebih matang berkomunikasi secara sosial, yang pada akhirnya dapat melahirkan insan kamil, manusia yang sempurna dengan berbagai dimensi kecerdasan yang sempurna pula (holistik).

Hidup sebagai insan kamil (Holistic person) tentu indah dan bermakna karena ia adalah individual-individual yang tingkat kaselahan sosialnya sangat sempurna dalam dimensi manusiawinya. Nyatalah kemudian bahwa kita berpuasa mengejawantahkan bukan semata linear urusan vertikal transendental, namun juga horisontal sosial. Dalam ibadah puasa, ada tiga aspek yang fundamental, yaitu pendekatan diri kepada Allah, penyucian diri, dan membangun kesalehan sosial.

Hanya Capai, Lapar dan Dahaga

Dalam berbagai kesempatan,sering diungkapkan bahwa banyak orang yang sholat bisa saja hanya mendapat kecapaian, sementara itu banyak orang yang berpuasa hanya akan mendapatkan lapar dan dahaga. Dan ironisnya orang-orang semacam ini biasanya merasa paling baik, paling shaleh dan paling takwa. Mereka digambarkan dalam al Quran sebagai orang yang merugi dengan amalnya dan salah menyangka.

Betapa gempitanya dan hebohnya penyelenggara negeri ini, para pejabat, eksekutif, legislatif yudikatif negeri ini "mempertontontkan" ritual-ritual spiritual yang wah !
Namun jejak ibadah komponen bangsa ini tidak terlihat dari perjalan dan nasib bangsa ini, bahkan fakta menunjukan realitas sebaliknya.

Jika Indonesia itu kian ghorimin, kemungkaran makin merajalela, korupsi terjadi begitu teristematis dan saling melindungi, tidak ada kata lain, kecuali kita akan menyatakan, jangan-jangan sholat kita, puasa kita, hanya menghasilkan kecapaian, lapar dan dahaga, sementara Qiyamul lail kita hanya mengubah kita menjadi penjaga malam (ronda) saja sebagaimana disnyalir Rasulullah.

Anda keberatan dengan pernyataan ini ? mau tidak mau anda harus dapat membuktikannya dengan karya sosial yang riil, selepas bulan ramadhan nanti.





Semoga kita dapat membuktikannya bahwa kita tidak hanya berbubaran, tapi kita bersyawwalan, syawwal dalam kualitas pribadi, kualitas sosial dan kualitas Nasional. KIta kembali fitrah. kita ber Eid Mubarok, kembali diberkahi karena hidup kita mengejawantahkan nilai-nilai rahmatalili alamin, penebar kasih bagi seluruh alam.


Insya Allah.

Rabu, 24 Agustus 2011

GHORIMIN ITU BERNAMA INDONESIA




Indonesia menangis ! negara yang kaya raya, jatuh menjadi negara ghorimin, amanah Allah tidak disyukuri tapi justru disalah gunakan. Anehnya kita masih saja asyik masyuk dengan pembenaran-pembenaran, rasionalisasi rasionalisasi. Untuk tidak semakin membuat keruh hati kita, mari kita bersama berdoa untuk Indonesia kita.



1. Doa agar terhindar dari jeratan hutang dan kesewenang-wenangan

Tampaknya, Indonesia tidak akan pernah bebas dari lilitan utang luar negeri. Bahkan, angkanya terus meningkat. Terbukti, pada Juli 2011 lalu, utang Indonesia telah mencapai angka Rp1.733,64 triliun atau mengalami kenaikan Rp56,79 triliun disbandingkan dengan utang Desember 2010.

Ada dua kelompok kreditur yang menjadi pihak piutang bagi pemerintah Indonesia, terdiri dari kelompok bilateral, yakni Jepang, Prancis, dan Jerman. Sedangkan dari multirateral terdiri dari ADB, Bank Dunia, dan IDB.

Berdasarkan catatan Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Jepang merupakan kreditur terbesar yang meberi utang kepada pemerintah Indonesia, dengan nominal 31,51 miliar dolar AS atau 45,4 persen dari total utang luar negeri pemerintah yang jumlahnya 69,4 miliar dolar AS.

Disusul Bank Dunia yang meminjamkan uang kepada pemerintah Indonesia sebesar 11,36 miliar (16,4 persen), kemudian ADB sebesar 10,81 miliar dolar AS (15.6 persen), Prancis 2,8 miliar dolar AS, Jerman 2,55 dolar AS, dan IDB 430 juta dolar AS (0,6 persen). Selain itu, ada juga pinjaman dari bilateral lainnya yang jumlahnya mencapai 9,69 dolar AS (13,9 persen) dan multilateral lainnya juga yang mencapai 240 juta (0,4 persen). Terhitung sampai Juli 2011, utang pemerintah Indonesia tersebut dalam bentuk pinjaman 69,4 miliar dolar AS dan surat berharga 134,3 miliar dolar AS. Dengan perbandingan PDB Indonesia sebesar Rp 6.422,9 triliun, rasio utang Indonesia per Juni 2011 tercatat 26,9 persen.

Sementara itu K@barNet menulis : Kalau ditulis semua NOL-nya, wajahnya hutang Indonesia di tahun 2011 tuh kayak apa ya? Ini dia: Rp. 1.807.500.000.000.000.- Nglihat NOL-nya saja sudah pusing, apalagi melunasinya.

Dari efektivitas, secara internal hutang luar negri tidak hanya menghambat tumbuhnya kemandirian ekonomi negara-negara penghutang. Hutang juga mengakibatkan kontraksi belanja sosial, merosotnya kesejahteraan rakyat, dan melebarnya kesenjangan ekonomi (Pearson : 1969, Kindleberger dan Herrick : 1997, Todaro : 1987).

Secara eksternal, hutang luar negri juga meningkatkan ketergantungan negara-negara dunia ke tiga pada pasar luar negri, modal asing, dan juga pada tradisi pembuatan hutang luar negri secara berkesinambungan (Rayer : 1974, Gelinas : 1998). Dari sisi kelembagaan, lembaga keuangan multilateral penyalur hutang luar negri, seperti IMF, Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB) sendiri dinilai tidak transparan dan tidak akuntabel. Mereka dianggap sebagai kepanjangan tangan negara-negara maju pemegang saham utama lembaga-lembaga tersebut, untuk mengintervensi negara-negara penghutang (Rich : 1999, Stiglitz : 2002, Pircus dan Winters : 2004).

Dari sisi ideologi hutang luar negri dituding telah dipakai negara-negara kreditor, terutama Amerika Serikat, sebagai sarana untuk meyebarluaskan kapitalisme neoliberal ke seluruh penjuru dunia dan "menguras dunia" (Erlerm : 1989). Dari sisi implikasi sosial politik hutang luar negri dicurigai sengaja dikembangkan oleh negara-negara kreditor untuk mengintervensi negara-negara penghutang.

Secara tidak langsung hutang luar negri dianggap juga bertanggung jawab atas lahirnya rezim-rezim diktator, kerusakan lingkungan, meningkatnya tekanan migrasi, perdagangan obat-obatan terlarang, serta terjadinya konflik dan peperangan (Gilpin : 1987, George : 1992, Hanton: 2000). Sampai sejauh mana kehidupan bernegara kita berada dalam keadaan tak semestinya? Bila bangsa kita masih dibebani hutang, yang pembiayaannya dibayar dengan hutang itu sebagian menguap lewat praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Akibatnya bangsa kita membayar terlalu mahal untuk semua pengadaan sarana-sarana penunjang kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Amerika Serikat mengakui bahwa International Moneter Fund dan Bank Dunia membonceng kepentingan perusahaan-perusahaan dari negara-negara kreditor. Selama kurun tahun 1980-an hingga awal 1990-an saja, IMF telah menerapkan program-program penyesuaian struktural di lebih dari 70 negara berkembang yang mengalami krisis finansial. Setiap tahun Bank Dunia memberikan sekitar 40.000 kontrak kepada perusahaan-perusahaan swasta. Sebagian besar kontrak ini jatuh ke perusahaan-perusahaan di negara-negara maju.

Untuk bisa menatap tahun 2030 sebagai bangsa bermartabat dan berdaulat, tidak diintervensi kekuatan atau kepentingan luar, kita harus berani membebaskan diri dari hutang yang bersamanya ada persyaratan yang mengikat kebebasan kita untuk mengatur ekonomi dalam negri kita sendiri sesuai dengan kebutuhan local dan demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Samhadi : 2006)."Orang Tionghoa mengatakan "manusia itu mulutnya satu, tangannya dua : tentu dua bisa memberikan makan kepada satu." Memang saudara-saudara, keterlaluan kalau kita tidak bisa memecahkan soal sandang pangan, keterlaluan kalau oleh ini saja kita menggantungkan diri kepada luar negri, mesti mengharap-harapkan hutang dan "bantuan", yaitu harus mengemis-ngemis." Kutipan Amanat Politik Bung Karno 11 April 1965.

Dengan total hutang 2.000 triliun rupiah dan jumlah penduduk sekitar 210 juta jiwa sekarang ini, setiap penduduk Indonesia (termasuk bayi yang baru lahir) terbebani hutang sekitar 9 juta rupiah. Sementara kekayaan alam dan kemandirian serta kapasitas kita untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus tersandera beban membayar cicilan dan bunga hutang yang menyita hingga sepertiga anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Meskipun Amerika mengakui bahwa International Moneter Fund dan Bank Dunia membonceng kepentingan perusahaan-perusahaan dari negara-negara kreditor, namun demikian Negara-negara kreditor, dan terutama Amerika Serikat justru sering memanfaatkan hal ini untuk mendiktekan kepentingannya kepada Negara debitur termasuk Indonesia. Berbagai skema dan monitor dimanfaatkan untuk membuat Negara depitur semakin tergantung dan tidak berkutik.

Gambaran di atas menunjukan bahwa sebagai bangsa kita adalah bangsa ghorimin, dan setiap kita, meski tidak secara lengsung berhutang, tetapi realitasnya terbelit hutang dan dipaksa untuk mengkuti kepentingan kreditor. Untuk itu, sebagia bangsa ada baiknya kita membaca doa berikut agar kita terbebas belitan hutang dan paksaan Negara-negara kreditor.

Allohumma innii a'udzubika minal hammi wal hazan, waa'udzubika minal 'ajzi wal kasal, wa a'udzubika minaljubni wal bukhl, wa a'udzubika min gholabatit daini waqohrir rijal

"Ya Alloh aku berlindung kepada-Mu dari perasaan susahdan duka, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemahdan malas, aku belindung kepada-Mu dari sifat pengecutdan kikir, serta aku berlindung kepada-Mu dari hutangyang tidak terbayar dan dari musuh yang sewenang-wenang.


2. Mohon Ampunan

Negeri dengan julukan Jambrud khatulistiwa ini diumpamakan sebagai surge yang diteteskan di sepanjang ekuator. Gambar sebagai Negara yang gemah rimah loh jinawi toto tentrem karta raharja ini telah diakui oleh siapapun beberapa bukti diantaranya :




Pada masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua – daerah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir’aun Mesir kuno.
Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat terdapat gunung Ophir.

Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa. Hal ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.
Raffles pengarang buku The History of Java merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.”
Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung beras Indonesia. Jawa juga terkenal dengan kopinya yang disebut kopi Jawa. Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa sangat pas untuk budidaya kopi. Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun Afrika.
Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor.

Daerah Kepulauan Sunda kecil ini dikenal sebagai daerah wisata karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Sejak dulu telah ada yang berwisata ke daerah ini. Bali di Eropa dikenal juga sebagai the Island of God.

Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber energi, diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan geothermal. Hutan Kalimantan mengandung gambut yang dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit listrik maupun pemanas sebagai pengganti batu bara. Yang luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit.

Nama Sulawesi konon berasal dari kata ‘Sula’ yang berarti pulau dan ‘besi’. Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil besi (besi), sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung besi dan nikkel. Di sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata Luwu (keris atau kawali) sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di Sulawesi tetapi juga di luar Sulawesi. Menurut catatan yang ada, sejak abad XIV Luwu telah dikenal sebagai tempat peleburan besi.

Pada masa lalu wilayah Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. Cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands.




Sesungguhnya yang dicari Christoper Columbus ke arah barat adalah jalan menuju Kepulauan Maluku, ‘The Island of Spices’ (Pulau Rempah-rempah), meskipun pada akhirnya Ia justru menemukan benua baru bernama Amerika. Rempah-rempah adalah salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku
Pada tahun 2006 diberitakan suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan “dunia yang hilang”,dan “Taman Firdaus di bumi”, dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah. Robin Osborne dalam bukunya, Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in Irian Jaya (1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga yang hilang.

Kekayaan dan nikmat kemerdekaan yang dinyatakan sebagai Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa telah diurus dengan tidak amanah sehingga tragis, negeri kaya raya ini menjadi negeri yang terbelit hutang. Kesadaran sebagai bangsa yang telah menyia-nyiakan rahmat Allah ini, perlu kita akui dan kita mohonkan ampunannya. Meskipun kita tidak melakukan kedzaliman ini, namun sebagaimana peringatan Allah “hendaklah takut pada azab yang akan menimpa bukan hanya pada mereka yang dzalim saja”, perlu mengantarkan kita melakukan taubat nasional. Doa berikut barangkali bias menjadi slah satu doa alternative yang perlu dibaca semua bangsa Indonesia.

Allohumma Anta robbii laa ilaha illa anta kholaqtanii, waana 'abduka 'alaa ahduka wa wa'duka mas tatho'tu.A'udzubika min syarri maa shona'tu abu-u laka bini'matika'alaiya wa abu-u bidzanbii faghfir lii, fa innahu laayaghfirudz-dzunuba illa anta

"Ya Alloh, Engkaulah Pemeliharaku, tiada Tuhan selainEngkau yang telah menciptakan aku. Aku ini hamba-Mudan aku terikat pada janji dan ikatan pada-Mu sejauhkemampuanku. Aku berlindung pada-Mu dari kejahatanyang telah aku perbuat. Aku akui segala nikmat dari-Mukepadaku dan aku akui dosaku, maka ampunilah aku.Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosaselain Engkau”





Doa Doa lain juga sangat perlu kita panjatkan, banyak doa-doa yang kita bisa ambil dari Quran ataupun al hadits. Juga doa yang berasal dari lubuk hati anak bangsa yang paling dalam (bisa dalam bahasa Indonesia atau bahas daerah kita masing masing). Berikut 3 contoh doa doa itu :

3. Allahumma 'aafinii fii badani Allahumma 'aafinii fii sam'ii Allahumma 'aafinii basharii. (3x)

Ya Allah sehatkanlah badanku , ya Allah sehatkanlah pendengaranku , ya Allah sehatkanlah penglihatanku.



4. Allahumma inni a'udzubika minal kuffri wal faqri Allahumma inni a'udzubika minal adzaabil kabri laa ilaaha illa anta. (3x)

Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari kekafiran dan kafakiran (kemiskinan), ya Allah aku berlindung kepada Mu dari azab kubur . Tiada tuhan melainkan Engkau.


5. Allahumma inni as alukal huda, wa tuqoo, wal afafa wal ghina , Ya Allah hamba memohon lepada-Mu anugerahi hamba hodayah, Ketakwaan, kesehatan dan kekayaan. Amiin ya Robbal 'alamin (Dao Yang Docontohkan Nabi)



Bagi saudara-saudara yang selama ini dipinggirkan, bagi saudara-saudara yang selama ini dizalimi, saudara-saudara yang selama ini masih dhuafa karena tidak menikmati kue haram pembangunan, Saudara saudara lah yang memiliki potensi kuat untuk menyelamatkan Indonesia melalui doa doa anda. Karen doa orang-orang yang didzalimi adalah mustajab.

Sementara itu doa-doa mereka yang berpesta pora dengan uang haram, melalui penghianatan terhadap amanah, meski dengan kemasan berbagai acara dan upacara megah, tak akan punya pengaruh, karena doanya ditolak.

Amin semoga Negara kita, bangsa kita cepat mendapat pertolongan dari Allah SWT. Jika Allah menolong kita, maka tidak ada satupun yang mampu mencegahnya. Insya Allah.

Sabtu, 20 Agustus 2011

WORLD CRISIS AND MOSLEM RESPONSIBELITY



ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْابِالْمَرْحَمَةِ

Lalu ia adalah golongan orang yang beriman dan saling menasihati untuk bersabar, dan saling menasihati untuk menunjukkan rasa belaskasih.







ILER ILER
Iler Iler Iler ler,
tandure wis anglilir
jo ijo royo royo
kasungguh penganten anyar
penokno blimbing kuwi
lunyu-lunyu yo penekno
kanggo mbasuh dodot ira

Dodot ira,
dodot ira kumintir bedah ing pinggir
dondomono jrumatana
kanggo seba mengko sore
mumpung padang rembulane,
mumpung jembar kalangane

Parafrase
Ketika nilai nilai islam yang ditanam telah bangkit, maka trerjadi perubahan secara alamiah dari Iler Iler yang berwaran merah (amarah) kehitaman (kekelaman) hidup menjadi hijau royo royo, kedamaian dan kesejahteraan muncul, seperti mempelai yang sedang Honey moon,oleh karena itu, cah angon Cah angon, wahai para gembala umat (wahai para pemimpin) , ambillah /tegakkan syariat islam , meski sangat sulit tegakkanlah, untuk membersihkan hati kalian

Jiwa kalian laksana kain yang tercabik cabik di pinggir, kembalikan lah seperti semula ( taubat dengan menjalankan Rukun Islam), untuk bekal kehidupan nanti, mumpung masih ada kesempatan.





ILER ILER TREE

When The Islamic spirit has rising
Peace and prosperity will be appearing
look like a couple in honey moon
So, oh all of a leader
take Islam for your life
Although it's so difficult
take Islam for your life
for making peace in your heart

Your heart have torn apart
As a sarong are torn on the edge
Sewing and embroidered
To play this afternoon
when its bright moon
when vast place

Because any problems of life makes the heart have torn apart as a sarong are torn on the edge ( a wounded soul), its need to be cured as before trough repentance (taaba- ya tuubu - taubatan), while the opportunity still exists.

Iler Iler (Coleus atropurpureus Benth) , some of Javanese herb. Iler Iler leaves contain essential oils, among other things that are antibiotic antibiotics karvakrol, eugenol is the relief of pain, ethyl saliailat inhibiting irritation. It also contains a small amount of mucus.Because Iler Iler is useful, Sunan Kalijaga take it as the title song of Java to describe the condition of society after the Islamic spirit is applied in the land of Java.

The conclusion is Repentance with the teachings of Islam is the best way to heal the soul of mankind that has been torn apart by different ideologies and many problems of life, so accomplished a life full of peace and prosperity as the meaning of Islam itself.

Diparafrasekan oleh Darwono Tuan Guru
Translated by Darwono Tuan Guru

Would Crisis

“The World in Crisis” describes the period of transition that the world is now entering, as we experience the last days of the era known to historians as the “Modern Period”, which itself came into existence in Western Europe in the 16th century.

The Change will be caused by a combination of factors, the most important of which are climate change (“global heating”) and resource depletion. We are also, experiencing a transition from one technoeconomic system to another, as our technology develops and industrial age economic models reach the end of their natural lives. Even without the twin threats of global heating and resource depletion, we face the transition to a new paradigm, and this alone would require new social values and patterns of behavior, in other words a new global culture.

The remarkable claim forms the central message in a new book, 2014 - How to survive the next world crisis, written by the University of Cambridge academic, Professor Nicholas Boyle.

His study brings a lifetime's research in fields including politics, economics, philosophy, theology and literature to bear on the state of global politics and the causes, consequences and wider meaning of the present financial crisis.

It warns that the economic collapse of 2007-2008 could mark only the start of a wider breakdown in international relations, and predicts that by the middle of the decade just dawned, the United States will find itself the key player in a series of make-or-break decisions about the future of the world.

The choices the US makes will either condemn us to a century of violence and poverty, or usher in a new age of global co-operation, the book asserts.

It adds, however, that the more peaceful alternative will only be realised if the international community can accept that nation states are no longer strong enough to deal with the world's problems and construct an effective system of global governance instead.



"We are approaching a moment of decision, when the deeper issues that have begun to make themselves felt in recent years can no longer be postponed," Professor Boyle said. "By 2014, our legacy to the 21st century is likely to have been determined, for better or for worse."

Those issues represent some of the major flashpoints of world politics; among them economic management, the emergence of new powers such as China and India, and the need for international co-operation on climate change.

From an evolutionary perspective, the process of globalization, which has been proceeding at warp speed, is a risky strategy, indeed, because it draws all of us every more tightly into a single global economy and a single global human population. Guided by the economic logic of efficiency and profit, we are putting all of our eggs in a single basket. Ecologists even have a term for this kind of excessive integration, which makes the whole system vulnerable to any disruption within or in the external environment. Such systems are described as "hypercoherent".

As we face the future, we need to think about more than sustainability in our use of resources or our agricultural systems. We need sustainable human institutions fit for stormy weather. In a "hypercoherent" tightly integrated global economy, a stall in the Gulf Stream that suddenly gives Europe the climate of Greenland could be more than a regional catastrophe. In much smaller economic crises over the past decade, I think we have seen ample evidence that the whole global economy could unravel. The worst of all possible futures is one in which a climatic disaster leads to a global depression, leaving human societies without the resources to address the causes of rapid climate change or adapt to the consequences.




How the Qur'an teaches us to face a crisis situation is very tense?

Minimally, there are two things kind of mutual intestate. Ie intestate to truth and patience (Q.S. Al Ashr) and intestate to be patient and Compassionate (Q.S. al-Balad). In difficult conditions (Ascend = aqobah) where there is slavery, poverty and other difficult conditions such as those facing the world today, then the intestate for the patience and compassion is needed.

The new paradigm for the new world order must be grounded in the values ​​to love others. Not the destruction of one group over another group, or seek to exploit the advantages of a country with other countries. Various forms of colonialism in various forms and character should be eliminated by enforcing the values ​​of compassion as to which the Koran teaches that man is a human one. who gave life to someone it means giving life to all humanity, and vice versa, whoever kills a human being without the right reasons, then essentially kill the whole human family.

Fasting Ramadan is basically to get to the most noble human level where the most noble interpreted as having the greatest love, love for God that is manifested also by loving all his creations, including the human love of different nations, races, religions, economic strata and various other attributes.

In the end, the glory of someone determined to what extent he can be beneficial to society. In an era filled with crises and problems, as now, the glory of a person's contribution is determined by what he gives in order to participate to overcome these problems. Apostle Prophet has been pointed out how it can provide benefits at the full human crises in his day. Today we need to give our best contribution in the frame love one another wherever we are.




Special Indonesian Muslims, we have a very good example of the spreader of Islam, especially from the Wali Sanga (the nine guardians) how they can create a peaceful prosperous society in a variety of differences as described in the song of Iler Iler above.

Servant of the Merciful / Ibadur Rahman




When we can run our responsibility as a Muslim in the world problematic part overcome with compassion, then that's when we become loving servant of God almighty. We become Ibadurrahman (Servant of the Merciful). Ibadurrahman characteristic traits are as follows :

1. And the servants of the Most Merciful are those who walk upon the earth easily, and when the ignorant address them [harshly], they say [words of] peace.
2. And those who spend [part of] the night to their Lord prostrating and standing [in prayer]
3. And those who say, "Our Lord, avert from us the punishment of Hell. Indeed, its punishment is ever adhering;
4. Indeed, it is evil as a settlement and residence.“
5. And [they are] those who, when they spend, do so not excessively or sparingly but are ever, between that, [justly] moderate
6. And those who do not invoke with Allah another deity or kill the soul which Allah has forbidden [to be killed], except by right, and do not commit unlawful sexual intercourse. And whoever should do that will meet a penalty.
7. Multiplied for him is the punishment on the Day of Resurrection, and he will abide therein humiliated –
8. Except for those who repent, believe and do righteous work. For them Allah will replace their evil deeds with good. And ever is Allah Forgiving and Merciful.



9. And he who repents and does righteousness does indeed turn to Allah with [accepted] repentance.
10. And [they are] those who do not testify to falsehood, and when they pass near ill speech, they pass by with dignity.
11. And those who, when reminded of the verses of their Lord, do not fall upon them deaf and blind.
12. And those who say, "Our Lord, grant us from among our wives and offspring comfort to our eyes and make us an example for the righteous.“
13. Abiding eternally therein. Good is the settlement and residence.

(Quran, 25 : 63 - 77)





Selasa, 16 Agustus 2011

PEACE IS BLESSING




Pendahulan

ILER ILER
Iler Iler Iler ler,
tandure wis anglilir
jo ijo royo royo
kasungguh penganten anyar
penokno blimbing kuwi
lunyu-lunyu yo penekno
kanggo mbasuh dodot ira

Dodot ira,
dodot ira kumintir bedah ing pinggir
dondomono jrumatana
kanggo seba mengko sore
mumpung padang rembulane,
mumpung jembar kalangane

Parafrase
Ketika nilai nilai islam yang ditanam telah bangkit, maka trerjadi perubahan secara alamiah dari Iler Iler yang berwaran merah (amarah) kehitaman (kekelaman) hidup menjadi hijau royo royo, kedamaian dan kesejahteraan muncul, seperti mempelai yang sedang Honey moon,oleh karena itu, cah angon Cah angon, wahai para gembala umat (wahai para pemimpin) , ambillah /tegakkan syariat islam , meski sangat sulit tegakkanlah, untuk membersihkan hati kalian

Jiwa kalian laksana kain yang tercabik cabik di pinggir, kembalikan lah seperti semula ( taubat dengan menjalankan Rukun Islam), untuk bekal kehidupan nanti, mumpung masih ada kesempatan.

ILER ILER TREE

When The Islamic spirit has rising
Peace and prosperity will be appearing
look like a couple in honey moon
So, oh all of a leader
take Islam for your life
Although it's so difficult
take Islam for your life
for making peace in your heart

Your heart have torn apart
As a sarong are torn on the edge
Sewing and embroidered
To play this afternoon
when its bright moon
when vast place

(Because any problems of life makes the heart have torn apart as a sarong are torn on the edge ( a wounded soul), its need to be cured as before trough repentance (taaba- ya tuubu - taubatan), while the opportunity still exists)

Iler Iler (Coleus atropurpureus Benth) , some of Javanese herb. Iler Iler leaves contain essential oils, among other things that are antibiotic antibiotics karvakrol, eugenol is the relief of pain, ethyl saliailat inhibiting irritation. It also contains a small amount of mucus.Because Iler Iler is useful, Sunan Kalijaga take it as the title song of Java to describe the condition of society after the Islamic spirit is applied in the land of Java.

The conclusion is Repentance with the teachings of Islam is the best way to heal the soul of mankind that has been torn apart by different ideologies and many problems of life, so accomplished a life full of peace and prosperity as the meaning of Islam itself.

Diparafrasekan oleh Darwono Tuan Guru
Translated by Darwono Tuan Guru




Di Indonesia, tanggal 17 Ramadhan lazim diperingati sebagai Nuzulul Qur'an. Ceramah-ceramah, diskusi diskusi, pengajian-pengajian biasnya membahas tepa-tema berkaitan dengan Al Quran dan hikmahnya bagi kehidupan umat manusia. Tidak ketinggalan pula kisah kisah enakjubkan dan penuh mukjizat.

Al Qur'an sendiri mengisahkan turunnya Al Quran sebagai mana tercantum pada ayat-ayat berikut :


إِنَّآ أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ

إِ نَّآ أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ

QS Ad-Dhuhan:3, “Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”.


1, ”Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan”.
dan pada


Ayat ayat di atas dari surat yang berbeda (Ad Dhuhan dan Al Qodar), sama sama menceriterakan malam Turunnya al Quran. Malam itu disebut sebagai malam kemuliaan dan juga disebut malam penuh berkah .

Tulisan ringkas berikut mencoba mengambil hikmah dari penggambaran turunnya al quran unmtuk diambil pelajarannya bagi kita dalam menciptakan kehidupan yang kurang lebih senilai dengan hikmah ayat ayat diatas. Ditengah kehidupan dunia yang penuh gonjang-ganjing, kekerasan, ekploitasi dan sejenisnya, memahami apa yang terseriat dalam penggambaran wahyu diharapkan mampu menjadi "impian" bagi kehidupan bersama sebagaimana diharapkan oleh setiap manusia.

Malam Kemuliaan (Lailatul Qodar)

Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar (bahasa Arab: لَيْلَةِ الْقَدْرِ ) (malam ketetapan) adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al Qur'an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Al Qur'an. Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surat Al Qadar, surat ke-97 dalam Al Qur'an.

Menurut Quraish Shihab, kata Qadar (قﺩﺭ) sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Al Qur'an dapat memiliki tiga arti yakni [1]:

1. Penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad Dukhan ayat 3-5 : Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penah hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami

2. Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai pada surat Al-An'am (6): 91 yang berbicara tentang kaum musyrik: Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat

3. Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai pada surat Ar-Ra'd ayat 26: Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya)

Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah yang mengatakan : " Rasulullah ShallAllahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadan dan beliau bersabda, yang artinya: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon" " (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169)

Suasana malam kemuliaan itu sebagai mana digambarkan pada surat Al Qodar sebagai berikut :

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar [97] : 3-5)

Malam kemuliaan yang dinyatakan sebagai lebih baik dari seribu bulan (seumur hidup usia manusia) bercirikan "salamun" kedamaian sepanjang malam.



Malam Yang Diberkahi

Gambaran turunnya al Qur'an pada suatu malam yang diberkahi dapat dikaji melalui ayat-ayau berikut :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4

“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan [44] : 3-4).

Pada malam yang diberkahi itu Allah melakukan pembedaan-pembedaan sesuai qodar dari berbagai masalah besar. Mungkin lebih tepatnya "membreakdown" berbagai masalah global menjadi "urusan-urusan kecil" terinci sesuai taqdirnya. kata (يُفْرَقُ)
berakar dari "Faroqo" (pembedaan) lebih cenderung penulis maknai sebagi "mebreakdown" atau memilah-milah sesuai Qodarnya, untuk setiap urusan hambaNya, yang akan ditugaskan kepada para malaikat sesuai tugas-tugas malaikat itu sendiri.

Penjelasan di atas menjadi dapat dipahami mengapa Lailatul qodar itu menjadi sangat penting bagi setiap insan sehingga Rasul memerintahkan untuk mencarinya. Dan dinyatakan sebagai jika seseorang "mendapatkan" Lailatul Qodar dalam kebaikan, dia akan memperoleh kebaikan lebih dari seribu bulan, Kebaikan hidup seseorang muslim tentu jika dia hidup dengan penuh berkah.

Hidup Berkah

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُوافَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Artinya:
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya,[96].


Berkah didefinisikan secara singkat dengan kata majemuk “jalbul khoir” atau sesuatu yang dapat membawa kebaikan. Ini berarti Barokah adalah kebaikan yang bersumber dari Allah yang ditetapkan terhadap sesuatu sebagaimana mestinya sehingga apa yang diperoleh dan dimiliki akan selalu berkembang dan bertambah besar manfaat kebaikannya. Kalau sesuatu yang kita miliki membawa pengaruh negatif, maka kita berarti tidak memperoleh barokah yang diidamkan itu.

Al-barakah sering didefinisikan sebagai khairât tsâbitah yang maknanya, nikmat yang “menetap”. Profit hasil bisnis adalah sebuah nikmat, tapi dia tidak dikatakan berkah jika tidak “menetap” di sana. Jika muncul lalu hilang, itu berarti tidak berkah. Al-Zarqâni dalam syarahnya atas Muwaththa’ Imam Malik, dan juga banyak ulama lain, sering menerangkan bahwa al-barakah berarti al-tsubût wa al-luzûm, menetap-di-sana, ada dan berlama-lama di sana.

Arti lain dari Al-Barakah

Ulama-Ulama bervariasi dalam mendefinisikan makna al-barakah dengan kata yang berbeda, tetapi memiliki kesamaan hakekat. Diantaranya:
1. Al-barakah di definisikan dengan makna khairât tsâbitah, nikmat yang “menetap”

2. Al-Zarqani Al-Zarqâni dalam syarahnya atas Muwaththa’ menyebutkan al-barakah adalah al-tsubût wa al-luzûm, artinya menetap-di-sana, ada dan berlama-lama di sana

3. Ada juga yang menyebutnya dengan al-numuw wa al-ziyâdah, bertumbuh dan bertambah.

4. Ibnu Abbas menjelaskan al-barakah sebagai al-katsrah fi kulli khair, kemelimpahruahan yang ada pada tiap nikmat baik.

5. Al-Zarqâni juga mengutip pandangan ulama-ulama bahwa ¬al-barakah adalah al-ziyâdah min al-khair wa al-karâmah, kenikmatan dan kemurahan yang bertambah-tamba

Al-Quran sendiri ketika mau menggambarkan sebuah nikmat Ilahi yang banyak, juga memakai kata ba-ra-ka. Dalam al-Isrâ’ (17): 1, misalnya, disebutkan, “… al-masjidi al-aqshâ al-ladzî bârakna haulahu … ”, Masjid al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya. Gambaran tentang Palestina yang mendapat nikmat karena nabi-nabi diturunkan di sana, dan sekaligus bertanah subur, disampaikan dengan kalimat “yang telah Kami berkati”.

Begitu juga saat menggambarkan tanah Syam yang subur, berkah menjadi bahasa-penyampai. Dalam al-Anbiya’ (21): 71 tercatat, “ … al-ardhi al-latî bârakna fîhâ … ”, sebuah negeri yang Kami berkati, untuk menunjuk Syam. Tentang Syam ini juga direkam dalam Saba’ (34): 18 dengan bahasa, “ … al-qurâ al-ladzî bâraknâ … ”, negeri-negeri yang telah Kami limpahkan berkah padanya.

Dan gambaran-gambaran semacam ini tanpa kita sadari telah membentuk pikiran kita tentang berkah, bahwa berkah adalah sebuah nikmat berlimpah yang murni dari Allah, tak tersentuh kotoran manusia. Allahumma bârik lanâ fîmâ razaqtanâ … , ya Allah berilah berkah pada rezeki kami …. Berkah selalu memenuhi sudut-sudut kata dalam doa-doa kita

Kiat Menjadikan Hidup Berkah

Setiap manusia tentu mendambakan kehidupan penuh berkah. Karena itu tidak heran, jika banyak manusia rela mengorbankan harta, tenaga, bahkan nyawa demi mendapatkan berkah. Dan mereka sangat berharap, jika umurnya ditambah, merasa sangat gembira ketika rizqinya dilapangkan, memiliki keturunan banyak, kesenangan dan kenikmatan yang diinginkan oleh hati manusia. Menurut mereka hal-hal demikianlah yang akan mendatangkan kebahagiaan. Sudah seyogyanya seorang muslim senantiasa berdo’a kepada Allah agar melimpahkan keberkahan kepadanya. Hal inilah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam; sebagai qudwah hasanah (suri tauladan) bagi kita. Beliau memohon keberkahan kepada Allah subhanahu wata`ala dalam segala urusan.

Berkah adalah menetapnya kebaikan (dari Allah subhanahu wata’aala) di dalam sesuatu. Apabila berkah terdapat pada sesuatu yang sedikit, niscaya ia akan berkembang menjadi banyak, sedangkan apabila berkah tersebut terdapat pada sesuatu yang banyak, maka niscaya ia akan semakin bermanfaat. Dan di antara buah yang paling agung dari berkah dalam beraneka ragam nikmat yang Allah subhanahu wata’aala karuniakan adalah dipergunakannya nikmat-nikmat tersebut untuk keta`atan kepada Allah subhanahu wata’ala.

Al-Qur’an, pada awal surat Al-Mulk, menegaskan bahwa Allah SWT merupakan sumber Keberkahan :

Maha Suci (Maha Barokah) Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Mulk ayat 1)


Dalam bahasa Al-Quran, hidup berkah merupakan manifestasi dari hayatan thayyibatan (kehidupan yang baik), buah dari keimanan dan amal saleh yang memberikan pelakunya beragam kebaikan hidup: tubuhnya sehat; rezekinya mengalir, ibadahnya rajin, dan kebaikan lainnya.Keberkahan hidup seseorang terlihat dari bagaimana cara ia memanfaatkan nikmat-nikmat Tuhan secara optimal. Da;lam skala negara, negara yang berkah dapat digambarkan sebagai Baldatun Thoyyibatun warobbun ghofuur.

Hidup penuh kebaikan dan ampunan Allah SWT ini sangat jelas tergambar pada doa utama menyambut Lailatul Qodar : " ALLahumma innaka afuwwun, tuhibbul afwa fa'fu 'annii yaa karim". Kita memohon ampunan dan kemuliaan hidup. Permohonan kemuliaan hidup ini tercermin dari seruan kita " yaa kariim", sebab penyeruan "sifat/asma" allah tertentu sudah menjadi kelaziman untuk memohon sesuai makna asma tersebut, misalnya Yaa Rorazaq, farzuqni dll.

Makna Pembelajarannya

Inti uraian singkat di atas dapat ditarik makna pembelajaran bagi hidup kita, bahwa penggambar Turunnya Al Quran pada malam kemuliaan itu mengandung makna bahwa Kemuliaan itu diwarnai dengan hidup berkah. Hidup berkah itu diwarnai oleh suasana kedamaian (terutama dalam hati). Oleh karenanya, kedamaian dan perdamaian adalah berkah bagi umat manusia, Peace is Blessing.

Dengan demikian, bagi seorang muslim, mewujudkan kedamaian dimana saja berada sangat terkait dengan upaya mendapatkan hidup penuh berkah. Hanya dengan kedamaian dan perdamaian dalam menjalani hidup, keberkahan akan mudah terwujud. Sebaliknya, di tengah perang, teror, konflik, permusuhan dan berbagai pertentangan, rasanya berkah amat jauh terwujud.


Pesan Perdamaian

Dakwah Islam di Indonesia yang dilakukan oleh Wali Sanga (Wali Sembilan) dilakukan penuh dengan pesan-pesan perdamaian. Coba kita lihat gambar berikut :



Potrait sosial yang diungkapkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga menyatakan, dengan telah tersadarnya (anglilir) terhadap nilai-ni;lai Islam yang ditanamkan (tandure), kehidupan penuh damai (jo ijo royo royo) dan penuh kebahagiaan seperti pasangan yang sedang Honey Moon (Kasengguh penganten anyar).

Melalui dakwah yang penuh hikmah dan contoh teladan yang baik (bil hikmah wa mauidzotil hasanah)dan dengan argumentasi yang fasih sesuai setting zaman, tempat dan budaya, para wali ini telah berhasil menyebarkan nilai-nilai Islam ke dalam masyarakat, bangsa Indonesia sehingga Indonesia menjadi negara dengan penduduk muslim dengan jumlah terbesar di dunia.

Dunia dan kita saat ini perlu belajar kepada para Wali dan semua penyebar nilai-nilai Islam di Indonesia yang mampu menciptakan kehidupan religius yang damai, sejahtera, dan bahagia seperti potrai sosial yang ungkap Kanjeng sunan Kali jaga di atas.

Note ;
Edisi mendatang :Paling tidak. ada 2 hal jenis saling berwasiat. Yaitu berwasiat untuk kebenaran dan kesabaran (Al Ashr) dan berwasiat untuk bersabar dan berkasih sayang (Al Balad). Dalam kondisi yang sulit (Mendaki = aqobah) dimana ada perbudakan, kemiskinan dan sejenisnya, maka berwasiat untuk bersabar dan berkasih sayang adalah yang dikedepankan. Sudahkah anda mengasihi orang 2 sekitar anda yang kekurangan ?


Sabtu, 13 Agustus 2011

DOA DOA RAMADHAN





Hampir semua kita memahami, bahwa salah satu waktu maqbul, dimana doa itu diqobulkan adalah saat saat sahur (sepertiga malam yang akhir). Nah semua kita di bulan Ramadhan tentu bangun untuk keperluan sahur. Rasanya sayang kalau waktu yang sangat istimewa itu dilewatkan hanya untuk hal-hal yang lahwun.

Allah memerintahkan, "dan pada sebagaian malam bertahajjudlah sebagai tambahan ibadah bagimu. Niscaya tuhanmu menempatkanmu pada tempat yang terpuji".

1. Apabila Rosulullah SAW shalat tahajud di waktu malam, beliau membaca:

اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ



“Ya, Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-
Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari-Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.

Dari Hadits Shahih Muslim doa tahajjud yang tercantum adalah sebagai berikut :

اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ. وَلَكَ الْحَمْدُ. أَنْتَ قَيَّامُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ. وَلَكَ الْحَمْدُ. أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ. وَمَنْ فِيْهِنَّ. أَنْتَ الْحَقُّ. وَوَعْدُكَ الْحَقُّ. وَقَوْلُكَ الْحَقُّ. وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ. وَالْجَنَّةُ حَقٌّ. وَالنَّارُ حَقٌّ. وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ. وَبِكَ آمَنْتُ. وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. وَإِلَيْكَ أٰنَبْتُ. وَبِكَ خَاصَمْتُ. وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِي. مَا قَدَّمْتُ وَأَخَّرْتُ. وَأَسْرَرْتُ وَأَعْلَنْتُ. أَنْتَ اِلٰهِي لاَ اِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ



Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Engkau adalah cahaya langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah pemelihara langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah Tuhan langit dan bumi serta semua yang ada padanya. Engkau adalah yang hak, janji-Mu adalah hak, firman-Mu adalah hak, perjumpaan dengan-Mu adalah hak, surga adalah hak, neraka adalah hak, hari kiamat adalah hak. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri. Kepada-Mu aku beriman. Kepada-Mu aku bertawakal. Ke pangkuan-Mu aku pulang. Kepada-Mu aku mengadu. Dengan (nama) Mu aku memutuskan. Maka ampunilah aku, ampunilah dosa-dosaku, baik yang telah lewat maupun yang akan datang, yang aku lakukan secara diam-diam maupun yang terang-terangan. Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau.



Doa lain yang juga diperinthakan sebagaimana termaktub pada Q.S. Al Isro ayat 79 adalah :

Robbi adkhilni mudkhola sidqin wa akhrijnii mukhrojan sidqin, waj 'alnii min ladunka sulthoonannashiiron"

yang artinya :

” Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku dengan cara yang baik dan keluarkanlah aku dengan cara yang baik dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.

2. Lailatul Qodar


Satu keistimewaan lagi di bulan Ramadhan adalah adanya Lailatul Qodar. Mlam penuh kedamaian dan kesejahteraan, malam ditentukannya semua urusan, malam yang lebih baik dari 30.000 hari. Dalam menyambut Lailatul Qodar , berikut tuntunan Rasulullah SAW.

Imam At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan yang lainnya telah meriwayatkan dari Ummul mu'minin Aisyah  beliau berkata : aku bertanya wahai Rasululloh jika aku telah mengetahui kapan malam lailatul qodar itu, maka apa yang aku katakan pada malam tersebut? Beliau menjawab : katakanlah

اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"ya Alloh sesungguhnya engkau Maha pemaaf, engkau senang memaafkan kesalahan maka maafkanlah aku."


3. I'tikaf


Amalan yang sangat dianjurkan dalam bulan Ramadhan adalah i'tikaf ramadhan. Sebuah hadits menyatakan :

Adalah Rasulullah SAW apabila memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, selalu menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggangnya (HR. Imam Bukhari dan Muslim dari Siti 'Aisyah).

Hadis dari Siti 'Aisyah tersebut memberi isyarat tentang adanya sunnah Rasul yang khusus dalam menghadapi sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadhan. Pada hari-hari itu, Rasul biasa menghidupkan malam dan mengisinya dengan berbagai macam kegiatan ibadah yang menunjukkan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT. Rasul juga mengajak istri dan keluarganya serta para sahabat untuk melakukan kegiatan yang sama. Inilah yang disebut dengan kegiatan I'tikaf Asyrul - Awahir.



Dikalangan aktifis Dakwah Kampus, I'tikaf ini mulai menjadi "menu utama" sepuluh hari terakhir dengan diselenggarakannya "Pengajian I'tikaf Ramadhan" di Pondok Budi Mulia Yogyakarta. Kergiatan ini dimotori oleh KH. Suprapto Ibnu Juraimi (Lihat Video di kolom Kanan), dan didukung penuh oleh intelektua-intelektual muslim Yogyakarta (Dr. Amien Rais, Saefullah Mahyudin MA, Dr. Syafii Ma'arif, Dr. Kuntowidjoyo, DR. Yahya Muhaimin, Dr. Watik Pratiknya dan Dwi Tunggal aktifis HMI Zulkifli Halim dan Said Tuhuleley).

Dalam rangka persiapan I’tikaf menyambut 10 malam penghujung Ramadhan ada baiknya memperhatikan adab memasuki dan berada di masjid sebagai berikut:

1. Mengenakan pakaian yang bersih dan pantas, seperti yang dimaksud Al Qur`an: Artinya: Wahai bani Adam, kenakanlah pakaianmu yang indah di setiap kali kamu memasuki masjid. (Q/7:31)

2. Tidak mengotori masjid, misalnya meludah dengan sembarangan. Menurut hadis Rasulullah: meludah di masjid adalah dosa, penebusnya ialah dengan menghilangkannya.

3. Menghindarkan diri dari bau tak sedap yang menggaggu orang lain, seperti bau jengkol, bau bawang, atau bau badan karena belum mandi dan sebagainya. Rasulullah bersabda: Barang siapa makan bawang putih, maka sekali-kali jangan mendekati masjid kami. (muttafaq`alaih)

4. Tidak membicarakan urusan bisnis, apalagi transaksi di dalam masjid, Rasulullah bersabda: Seandainya kalian itu penduduk di sini (bukan tamu) sungguh akan kucambuki kalian, karena kalian berteriak-teriak di masjid Rasulullah. (H.R. Bukhari)

5. Mengerjakan salat tahiyatal masjid, dua rakaat. Rasulullah bersabda: Apabila seseorang diantara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk dulu sebelum salat dua rakaat.

6. Tidak meninggalkan masjid jika azan sudah dikumandangkan. Seperti yang dikatakan oleh hadis riwayat Abu Hurairah.

7. Memperpanjang jarak perjalanan ke masjid agar jumlah langkahnya lebih banyak, misalnya dengan mengambil rute yang berbeda-beda. Rasulullah bersabda: Barang siapa bersuci di rumahnya, lalu pergi ke salah satu masjid untuk menunaikan kewajiban salat fardlu, maka semua langkahnya yang satu menggugurkan dosanya dan yang lain mengangkat derajatnya. (H.R. Muslim)

8. Sepanjang perjalanan menuju ke masjid hendaknya membaca doa, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah : Allahummaj`al fi qalbi nu ran, wafi lisa ni nu ran, waj `al fi sam 1I nu ran, waj `al fi basari nu ran, waj `al min khalfi nu ran, wa min ama mi nu ran, waj `al min fauqi nu ran, wamin tahti nu ran, Allahumma a`tini nu ran. Artinya: Ya Allah jadikanlah cahaya di hatiku dan di lidahku, jadikanlah pula cahaya di pendengaranku dan penglihatanku, ya Allah, jadikanlah cahaya dari belakangku dan dari hadapanku, jadikanlah pula cahaya dari atasku dan dari bawahku, ya Allah berikanlah kepadaku cahaya Mu. (muttafaq `alaih)

9. Memulai dengan kaki kanan ketika memasuki masjid, sambil membaca doa: Bismillahi was sala tu was sala mu `ala rasulillah. Allahumma iftah li abwa ba rahmatika. Artinya: Dengan nama Allah, salawat dan salam kepada Rasulullah Nya, ya Allah bukakanlah kepadaku semua pintu rahmat Mu. (H.R. Muslim)

10. Saat ke luar dari masjid, mendahulukan kaki kiri, dan membaca doa: Bismillahi was sala tu was sala mu `ala rasulillahi Allahumma inni as`aluka min fadhlik. Artinya: Dengan nama Allah, salawat dan salam kepada Rasulullah Nya, Ya Allah sesungguhnya aku mohon anugerah Mu. (H.R. Muslim)

Tentang doa - doa yang disarankan adalah :

1. Tentu saja,karena i'tikaf Ramadhan dilaksanakan di 10 hari terakhir, dimana pada umumnya diyakini ada malam lailatul qodar, maka doa menyambut lailatul qodar adalah doa yang sangay dianjurkan. Doa lain yang Ma'tsurat yaumiah juga perlu dipanjatkan.
Seperti Doa yang selalu dibaca Rasul :

"allahumma ainni aladzikrika, wassyukrika wahusnu ibadatika : ya Allah jadikanlah hamba, hambamu yang senantiasa Ingat padamu, selalu beryukur dan selalu baik dalam ibadajh kepadaMu."

Atau Dzikir yang berat timbangannya seperti yang diceritakan dalam sebuah hadits Muslim berikut :

" Dari Juwairiah RA ummul mu’minin, sesungguhnya nabi SAW keluar dari rumahnya di pagi hari di saat sholat shubuh sedangkan dia (Jumawiah) di tempat sholatnya, kemudian beliau kembali setelah dhuha dan menemukan Juwairiah masih dalam keadaan duduk. Beliau berkata : kamu sekarang pasih tetap dalam posisi sebagaimana aku tinggalkan ? Dia menjawab : “Ya .” Nabi berkata : Akk telah mengucapkan setelahmu emapat kalimat sebanyak tiga kali , yang andaikata kalimat tersebut ditimbang, dengan apa yang kamu lakukan sejak tadi, pasti akan lebih berat, Empat kalimat tersebut,.subhanallohi wabihamdihi, “adada kholqihi, ., wazinata arsyihi, wa ridhooa nafsihi, wamidaada kalimatih (3X ) (HR. Muslim).




2. Karena lai latul qodar , malam penuh berkah dinyatakan sebagai malam dimana diputuskannya semua urusan sebagaimana termaktub dalam Q.S. Adhuhan berikut :

QS. ad-Dukhan (44) : 2

sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.
QS. ad-Dukhan (44) : 3

Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,
QS. ad-Dukhan (44) : 4

(yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus Rasul-rasul,
QS. ad-Dukhan (44) : 5

sebagai rahmat dari Rabbmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,
QS. ad-Dukhan (44) : 6

Rabb Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang menyakini.


Maka doa-doa spesifik terutam permohonan yang berkaitan dengan berbagai problematika hidup yang sedang dialami , maupun impian-impian, cita-cita yang ingin dicapai perlu selalu dipanjatkan seperti, ingin segera dapat jodoh yang sholeh, ingin segera punya keturunan, ingin disembuhkan dari penyakit, dibebaskan dari lilitan hutang, atau ingin sukses, ingin lulus ujian dll perlu dipanjatkan kepada-Allah SWT.

Tentuk saja sepanjang ada contoh redaksional dari rasul kita gunakan doa sesuai Rasul, jika kesulitan menemukan redaksi sesuai tuntunan rasul, kita dapat menggunakan bahasa kita masing-masing. Karena Bahasa kita pun adalah milik Allah SWT. Dan Allah maha mengetatui segala sesuatu.



Mudah-mudahan ada manfaatnya. Fastabiqul khoirot.

Sabtu, 06 Agustus 2011

SHOLAT AND THE HOLISTIC LEADERSHIP

saat melakukan sholat, seorang muslim sedang mengembangkan kecerdasan holistiknya. Dengan demikain jika sholatnya berhasil, maka kecerdasan holistiknya berhasil. dan dengan kecerdasan holistik yang bagus, ia tampil sebagai manusi holistik, manusia yang menyeluruh, sempurna kemampuannya dalam batas batas kemanusiaannya.(Darwono Tuan Guru)




قال رسول الله صلى الله عليه واله: الصلاة عماد الدين، فمن ترك صلاته متعمدا فقد هدم دينه، ومن ترك أوقاتها يدخل الويل، والويل واد في جهنم كما قال الله تعالى: “ويل للمصلين الذين عن صلاتهم ساهون”

Rasulullah saw bersabda:

“Shalat adalah tiang agama, maka barangsiapa yang meninggalkan shalatnya secara sengaja maka ia telah menghancurkan agamanya, dan barangsiapa meninggalkan waktu-waktunya maka ia akan memasuki wail, dan wail adalah sebuah lembah di neraka Jahannam sebagaimana Allah swt berfirma :Maka wail bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” {QS. Al-Maa’uun (107): 4 dan 5

Kita semua telah memahami makna hadts di atas, yang secara inti dipahami bahwa jika sholat kita tegak, maka tegak pula keagamaan kita, jika sholat kita benar, maka akan benar lah keagamaan kita, dengan kata lain jika sholat kita sempurna, maka kita akan menjadi seorang muslim yang sempuna, seorang manusia yang sempuna dengan kemanusiaannya atau insan kamil.

Banyak uraian yang telah membahas maslah sholat dari berbagai pendekatan dan disiplin. Urai singkat ini mencoba mendekati "sholat yang sempurna" akan membentuk "Kepemimpinan Senmpurna", Kepemimpinan Prophetic, atau kepemimpinan Holistik (Holistic Leadreship).

Thesa utama Holistic Leadeship adalah, bahwa kepemimpinan ini hanya dapat dilakukan oleh pribadi (pemimpin) yang holistic pula. Pribadi yang holistic hanya mungkin terwujud jika ia memiliki kecerdasan holistic, yakni kecerdasan menyeluruh yang saling terintegrasi. Mulitiple intelligence yang saling menyatu dalam gerak hidup dan perilaku manusia sempurna (insan kamil).

Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligent)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gardner cs, ditemukan bahwa seseorang yang mengalami kecelakaan dan ternyata ada pengaruhnya terhadap otaknya. Misalnya, seseorang yang rusak ‘bagian’ depan otaknya, maka kecerdasan linguistiknya rusak, sehingga ia sukar berbicara, membaca, dan menulis, namun ia masih bisa melakukan matematika, menyanyi menari, dan berhubungan dengan orang lain. Gardner menyimpulkan bahwa ada paling tidak tujuh daerah yang otonom dalam sistem otak dan masing-masing mempengaruhi satu macam kecerdasan dan mempengaruhi keberadaan anak ’super’.

Pada seseorang jika ada satu perangkat kecerdasan yang sangat tinggi membuat orang itu lemah dalam beberapa kecerdasan lainnya. Misalnya, seseorang yang tinggi logika-matematikanya, lemah dalam berkomunikasi, fungsi berbahasanya. Setiap kecerdasan pada anak usia dini muncul pada saat tertentu sesuai irama perkembangannya seperti yang dikemukakan oleh Piaget (1971) yang merentang dari fase sensorimotor (0-2 tahun), fase praoperasional (2-7 tahun), fase operasi kongkrit (7-12 tahun) dan fase operasi formal (12 sampai usia dewasa).

Fakta sejarah yang menunjukkan bahwa perkembangan kecerdasan jamak ditunjang oleh hasil penelitian yang menemukan bahwa sejak zaman dahulu manusia telah menggunakan kecerdasan jamak. Hal ini dapat dilihat dari gambar-gambar di gua-gua kuno. Selain alasan tersebut di atas temuan psikometrik menunjang keberadaan intelligensi jamak hal ini dapat dilihat dari materi menggali informasi dan kosa kata di dalam tes baku IQ.

Selain fakta sejarah di atas alasan selanjutnya adalah berbagai temuan penelitian yang berkaitan dengan psikologi eksperimental yang mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan khusus dalam membaca belum tentu dapat mentransfer kemampuan tersebut ke dalam logika matematika. dengan baik. Selain hal tersebut terdapat adanya operasi inti atau seperangkat operasi masing-masing intelegensi., seperti pada kecerdasan musik, kecerdasan ini ditunjang oleh kepekaan dalam membedakan berbagai struktur irama. Selanjutnya kecerdasan bodily kinesthetic, ditunjang oleh kemampuan meniru gerakan tubuh orang lain, kemampuan membangun rutinitas gerakan motorik halus.

Lazaer (2000:7) mengemukakan bahwa kecerdasan jamak (multiple Inteligences) merupakan perkembangan mutakhir dalam bidang intelligensi yang menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan jalur-jalur yang digunakan oleh manusia untuk menjadi cerdas.

macam2 kecerdasan jamak

1. Kecerdasan verbal/linguistik
Kecerdasan verbal/linguistik adalah bagian dari kecedasan jamak berkaitan dengan kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna dan fungsi kata serta bahasa yang muncul melalui kegiatan bercakap-cakap, berdiskusi dan membaca.

2. Kecerdasan logika matematika
Kecerdasan logika matematika adalah bagian dari kecerdasan jamak berkaitan dengan kepekaan dalam mencari dan menemukan pola yang digunakan untuk melakukan kalkuasi hitung dan berpikir abstrak serta berpikir logis dan berpikir ilmiah.

3. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam melakukan instrospeksi terhadap diri sendiri dan membandingkannya dengan kelemahan dan kekuatan orang lain.

4. Kecedasan Interpersonal
Kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam membedakan dan merespon perilaku yang ditampilkan orang lain.

5. Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam mengapresiasi alam dan lingkungan sekitar.

6. Kecerdasan kinestetik dan gerakan tubuh ( bodily – kinesthetic).
Kecerdasan kinestetik adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dan keterampilan dalam mengontrol koordinasi gerakan tubuh melalui gerakan motorik kasar dan halus, seperti menggunakan alat-alat secara terampil, melompat, berlari, berhenti secara tiba-tiba dengan terampil dalam rangka melakukan gerakan senam atau gerakan menari, silat, dll. S

7. Kecerdasan Musik-Irama
Kecerdasan musik irama adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam mendengarkan suara, musik, dan suara lainnya.
.
8. Kecerdasan Visual-Spatial
Kecerdasan visual-spatial adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam memadukan kegiatan persepsi visual (mata) maupun pikiran serta kemampuan mentransformasikan persepsi visual spatial seperti yang dilakukan dalam kegiatan melukis, mendesain pola, merancang bangunan,


Seperti telah diuraikan di atas, kecerdasan jamak ini bisa saja menjadi kecerdasan partial/sektoral manakala Proses integrasi dalam pengembangannya gagal dilaksanakan. Kegagalan proses integrasi ini mengakibatkan munculnya individu-individu dengan kecerdasan tertentu tinggi tapi pada yang lain rendah bahkan tidak berkembang. Seorang yang Pintar tapi korupsi, menunjukan kegagalan integrasi kecerdasan intelektual dan interpersonal, atau istilah sekarang kecerdasan emotional dan spiritual.

Sholat dan Pengembangan Kecerdasan Holistik

Secara prinsipil sholat yang benara adalah sholat yang sebagaimana nabi lakukan "shollu kamaa roaituminii usholli" , karena sholat nabi telah membentuk pribadi kenabian, sholat nabi telah menghasilkan kepemimpinan yang holistic.

Jika kita melakukan sholat, maka sesungguhnya berbagai kecerdasan dikembangkan secara terintegrasi. Beberapa contoh kecerdasan yang dilakukan dalam sholat adalah sebagai berikut :

1. Ketepatan Bacaan : ketepatan bebagai bacaan sholat memerlukan konsentarsi intelektual yang tinggi. Seorang yang memiliki intelektual rendah, pasti akan ke sulitan membaca doa apa pada saat apa. Sebaliknya, mereka yang memiliki tingkat intelektual tinggi akan dapat menerapkan pengetahuan doa-doa sholat pada rukun yang tepat.

2. Pemahaman Bacaan : Memahami bacaan dengan cara pengucapannya yang fasih, sungguh bukan perkara mudah. Kelemahan-kelemahan dialek, bisa menjerumuskan "kelemahan" dan kefasihannya. Untuk dapat memahami bacaan ini maka kecerdasan verbal diperlukan. Seoang yang ingin memiliki pemahaman bacaan dan kefasihannya, harus selalu meningkatkan kecerdasan verbalnya. Jika dia tetap stagnan tidak dapat memahmi bacaan, maka dikatagorikan sebagai "pemabok" mengucapkan tapi tidak dapat memahami ucapannya.

3. Kecerdasan Kinestesis : kaifiah sholat menuntut seorang muslim selain mengucapkan dan memahami bacaan-bacaan sholat dengan tepat, dia juga harus melakukan gerakan-gerakan dengan sempurna sebagaimana yang dituntunkan. Tentusaja gerakan-gerakan sempurna ini bisa dilakukan dengan kecerdasan kinestesis yang sempurna dengan kondisi organ (fisik) yang sempurna. Dalam kasus sholat jamaah, maka yang secara fisik lebih sempurna, dia lebih dipilih sebagai imam, dibanding misalnya orang yang memiliki kelemahan dalam fisiknya (maaf, misalnya cacad.

4. Musikal (Irama) : memang dalam ibadah sholat, sholat tidak diiringi dengan musik. Tapi irama bacaan, keras lembutnya suara bacaan yang pas, tidak keras dan tidak "off" memerlukan kecerdasan musikal tersendiri. Tone-tone bacaan Al Qur'an yang pas misalnya, akan mempengaruhi penjiowaan dalam sholat itu sendiri.

5. Kecerdasan Lain : Berbagai aspek kecerdfasan jamak lain terintegrasi dalam bacaan-bacaan terutama bacaan bacaan Al Qurannya, dengan kecerdasan pemahaman bacaan, ayat-ayat tentang alam, laut, gunung, hewan binatang, langit, bumi bisa merangsang kecerdasan naturalis, interpersonal, intrapersonal. Juga tentang peredaran lagit dan bumi, bulan, matahari, bintang, waktu malam, dhuha, subuh, siang dan mata hari terbenam, menuntut kecerdasan Matematik juga spacial.



Pendek kata, dalam melakukan sholat, apalagi sholat jama'ah, sebenarnya disamping melakukan kewajiban, seorang muslim juga sedang memproses dirinya untuk mengembangkan berbagai potensi kecerdasananya secara terintegrasi. Kecerdasan jamak yang menyatu dan menyeluruh.

Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa saat melakukan sholat, seorang muslim sedang mengembangkan kecerdasan holistiknya. Dengan demikain jika sholatnya berhasil, maka kecerdasan holistiknya berhasil. dan dengan kecerdasan holistik yang bagus, ia tampil sebagai manusi holistik, manusia yang menyeluruh, sempurna kemampuannya dalam batas batas kemanusiaannya.

Oleh karenanya, jika seorang muslim sholatnya sempurna, dia akan menjelma menjadi manusia sempuna (insan kamil) dan jika dia menjadi seorang pemimpin, maka dia akan menjadi pemimpin yang sempurna, pemimpin yang holistik.

Tidak berlenihan, bahwa sholat, adalah mi'roj kaum muslimin, sebuah proses menuju tempat yang tinggi (sidrotul muntaha). Sebuah proses menuju kesempurnaan. Anda ingin menjadi Manusia sempurna ? lakukan sholat dengan sempurna pula. Bukan sholat asal menggugurkan kewajiban.


Rabu, 03 Agustus 2011

CARA CERDAS BERIBADAH

Makalah ini dipersiapkan untuk Acara Buka Puasa Bersama Alumni POndok Pesantren Budi Mulia Yayasan Shalahuddin Yogyakarta, Minggu, 7 Agustus 2011





Hampir semua kita telah memahami kisah "Musabaqoh Tilawatil Qur'an" dari para sahabat yang dimenangkan oleh Sayyidina Ali RA. Ketika semua sahabat masih sibuk membaca Al qur'an untuk menghatamkannya, ternyata sayyidina Ali Rodiyallahu Anhu sudah selesai. Bukan karena beliau lebih cepat menyelesaikan semua ayat dalam Al Quran, namun karena beliau, dengan cerdasnya menggunakan ilmunya untuk menyaingi sahabat lainnya. Beliau membaca 3 kali surat al Ikhlas untuk menyamai "kesetaraanbobot" dengan Al Quran.".


Dalam masalah doa dan Dzikir diceritakan : Dari Juwairiah RA ummul mu’minin, sesungguhnya nabi SAW keluar dari rumahnya di pagi hari di saat sholat shubuh sedangkan dia (Jumawiah) di tempat sholatnya, kemudian beliau kembali setelah dhuha dan menemukan Juwairiah masih dalam keadaan duduk. Beliau berkata : kamu sekarang pasih tetap dalam posisi sebagaimana aku tinggalkan ? Dia menjawab : “Ya .” Nabi berkata : Akk telah mengucapkan setelahmu emapat kalimat sebanyak tiga kali , yang andaikata kalimat tersebut ditimbang, dengan apa yang kamu lakukan sejak tadi, pasti akan lebih berat, Empat kalimat tersebut,.subhanallohi wabihamdihi, “adada kholqihi, ., wazinata arsyihi, wa ridhooa nafsihi, wamidaada kalimatih (3 ) (HR. Muslim).

Contoh riil dari beribadah yang berkaitan dengan ibadah puasa misalnya, adalah sahur diakhirkan buka disegerakan. Dengan cara ibadah puasa demikian, maka Jarak (waktu) menjalankan ibadah akan menjadi paling pendek, implikasinya deposit energy yang ada dimungkinkan untuk memenuhi sepanjang shaum harian. Dengan demikian diharapkan berbagai aktifitas yang harus dilakukan cukup tertopang kebutuhan energinya. Apalagi jika dipadukan dengan kecerdasan memilih menu yang memungkinkan hal itu berjalan optimal.


Dari uraian di atas menunjukan bahwa beribadah dapat dilakukan dengan cara cerdas untuk mendapatkan bobot yang sama. JIka mengkaji lebih jauh hadits- hadits rasul, maka banyak sekali Cara Cara Cerdas Beribadah yang saya yakin sangat cocok dengan karakter orang-orang sekarang yang tidak memiliki waktu senggang sebagaimana orang-orang jaman dulu. Dengan Cara Cerdas ini, orang-orang modern yang serba sibuk dan "memerlukan Efesiensi waktu"' dapat menjalankan kehidupan spiritualnya dengan bobot yang setara.

Thoriqoh Adzakiyah


Dalam wacana tasauf, Thoriqoh (dari kata Thorik = jalan), adalah jalan khusus (fokus amaliah) yang diambil untuk dapat menghadap "wajah Allah" . Amalan amalan itu bisa berupa pendidikan, pembangunan, amalan doa atau wirid. Untuk manusia modern tentu saja misa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. KIta harus melakukan amalan sholeh yang membawa ke pertemuan untuk menatap "wajah Alla" dengan cara-cara yang paling memungkinkan. Cara Cerdas Beribadah ini katakanlah disebut Thopriqoh adzakiyah (Jalan Orang Orang Cerdas).

Adzakiyah merujuk pada sebuah hadits Rasul Adzakiyu man daana nafsahu wa'amila limaa ba'da mautih, orang yang cerdas adalah orang yang dapat menahan hawa nafsunya dan beramal untuk sesudah matinya. Memanfaat potensi kecerdasan yang dianugerahi Allah SWT dalam melakukan ibadah yang strategis yang orientasinya adalah untuk kehidupan yang abadi. pelaksanaan ibadah bukan karena dilandasi oleh kesemarakan dan hura-hra yang artificial, tapi lebih melakukan hal-hal yang essensial. BUkan muatan kuantitas yang dikejar tapi muatan kualitas dengan pertimbangan-pertimbangan keserba terbatasan ruang dan waktu.



Pertimbangan cerdas juga meliputi pertimbanga "the right action at the right time", amalan yang tepat pada waktu yang tepat, The right action with the right reasion". Dimana melakukan apa dan mengapa melakukan apa yang ditekankan sehingga diperoleh "mekna ibadah yang sublim".

Ini berarti, Cara Cerdas Beribadah bukan berarti cara cepat beribadah, tetapi cara tepat beribadah. Pada kondisi-kondisi dimana olah batin / perjalanan spiritiual perlu "internalisasi" yang kental, maka berbagai amalan yang perlu dilakukan juga dijalankan. Dengan demikian Cara Cerdas Beribadah juga memerlukan kecerdasan managemen diri untuk memperoleh efek ibadah yang hakiki.


Ini sangat berbeda dengan apa yang dilakukan selama ini, dimana berbagai kegiatan ibadah (doa dan Dzikir), banyak mengedepankan aksi artifisial. Maka tidak heran kalau kegiatan-kegitan itu hanya dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan artifisial. Berbagai kegiatan doa dzikir, dilaksanakan "bahkan seperti show of Force", namun berbagai kemungkaran, korupsi, manipulasi dan lain-lain semakin pula tidak malu-malu dipertontonkan. Ironisnya kebiatan-kegiatan semacam itu justru dia dakan oleh-orang-orang tertentu setelah terkait kasus-kasus memalukan.



Cara Cerdas Beribadah pada akhirnya membangun Cara Cerdas Beragama. Beragama tidak sekedar melakukan ritual-ritual yang artifisial, tetapi lebih jauh dari itu, bagaimana hidup dengan menjalankan nilai-nilai agama secara hakiki pada setting ruang dan waktu dimana kita menjalani hidup. i' maluu alaa makaanatikum innii aamil, demikian kata al Qurman. Action lah sesua posisi-posisi (Makan) kalian, sesunggunhnya Aku (Allah) juga Melakukan Action".

Coba telaah H.R Muslim berikut ini :

Dari Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “ Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda : Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah ? : Sesungguhnya setiap tashbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala.

(Riwayat Muslim)

Cara cerdas beribadah memungkinkan berbagai hal dan berbagai kondisi dapat melakukan ibadah sesuai yang ia mampu. Yang prinsip dari semuanya adalah sebagaimana digambarkan seperti hadits berikut :

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]


Arti Hadits / ترجمة الحديث :

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .

Sebaliknya, jika kita kurang cerdas, terutama cerdas spiritual, maka boleh jadi apa yang kita lakukan senasib dengan apa yang digambarkan dalam hadits berikut :

Rasulullah SAW berkisah pd Abu Huraihah tentang amal perbuatan pada hari akhir nanti. Baginda bersabda," Yang pertama akan ditanya Allah pada hari kiamat nanti terdiri dari tiga orang.
Pertama, lelaki yg diberi ilmu oleh Allah, lalu Allah akan bertanya,"Apa yang telah kamu lakukan dengan ilmu yang kau ketahui?" Orang itu menjawab,"Wahai Tuhanku, dengan ilmu itu aku bangun berdiri mengerjakan sholat malam."
Maka Allah menjawab,"Engkau telah berdusta." Para malaikat pun berkata,"Engkau telah berdusta, sesungguhnya engkau hanya hendak dikatakan sebagai orang alim dan sesungguhnya mereka berkata demikian."

Kedua, orang yang diberi harta oleh Allah SWT lalu Allah bertanya, "Apa yang telah kau lakukan dengan harta yang Kuberikan?" Orang itu menjawab,"Wahai Tuhanku, aku bersedekah dengan harta itu pada tengah malam."
Maka Allah menjawa,"Engkau telah berdusta, sesungguhnya engkau hanya ingin dikatakan sebagai pemurah dan sesungguhmya mereka telah berkata demikian."

Ketiga, orang yang terbunuh di jalan Allah dan Allah bertanya,"Apa yang telah engkau perbuat?" Orang itu menjawab," Wahai Tuhanku, aku diperintah untuk berjihad maka aku berperang hingga aku terbunuh."
Maka Allah berkata,"Engkau telah berdusta, sesungguhnya engkau hanya hendak dikatakan sebagai pemberani dan sesungguhnya mereka telah benar-benar berkata demikian."

Kemudian Rasulullah berkata,"Hai Abu Huraihah, mereka itulah orang pertama yang dimasukkan ke dalam neraka jahanam pada hari kiamat nanti."

Na'audubillahi mindzaalik.


Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Budi Mulia Yayasan Shalahuddin Yogykarata, Mantan Koordinator Bidang Analisis dan Kajian Laboratorium Dakwah Yogyakarta, Mantan Aktivis Jama'ah Shalahuddin UGM dan HMI MPO Cabang Yogya.


__._,_.___