MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Sabtu, 06 Agustus 2011

SHOLAT AND THE HOLISTIC LEADERSHIP

saat melakukan sholat, seorang muslim sedang mengembangkan kecerdasan holistiknya. Dengan demikain jika sholatnya berhasil, maka kecerdasan holistiknya berhasil. dan dengan kecerdasan holistik yang bagus, ia tampil sebagai manusi holistik, manusia yang menyeluruh, sempurna kemampuannya dalam batas batas kemanusiaannya.(Darwono Tuan Guru)




قال رسول الله صلى الله عليه واله: الصلاة عماد الدين، فمن ترك صلاته متعمدا فقد هدم دينه، ومن ترك أوقاتها يدخل الويل، والويل واد في جهنم كما قال الله تعالى: “ويل للمصلين الذين عن صلاتهم ساهون”

Rasulullah saw bersabda:

“Shalat adalah tiang agama, maka barangsiapa yang meninggalkan shalatnya secara sengaja maka ia telah menghancurkan agamanya, dan barangsiapa meninggalkan waktu-waktunya maka ia akan memasuki wail, dan wail adalah sebuah lembah di neraka Jahannam sebagaimana Allah swt berfirma :Maka wail bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” {QS. Al-Maa’uun (107): 4 dan 5

Kita semua telah memahami makna hadts di atas, yang secara inti dipahami bahwa jika sholat kita tegak, maka tegak pula keagamaan kita, jika sholat kita benar, maka akan benar lah keagamaan kita, dengan kata lain jika sholat kita sempurna, maka kita akan menjadi seorang muslim yang sempuna, seorang manusia yang sempuna dengan kemanusiaannya atau insan kamil.

Banyak uraian yang telah membahas maslah sholat dari berbagai pendekatan dan disiplin. Urai singkat ini mencoba mendekati "sholat yang sempurna" akan membentuk "Kepemimpinan Senmpurna", Kepemimpinan Prophetic, atau kepemimpinan Holistik (Holistic Leadreship).

Thesa utama Holistic Leadeship adalah, bahwa kepemimpinan ini hanya dapat dilakukan oleh pribadi (pemimpin) yang holistic pula. Pribadi yang holistic hanya mungkin terwujud jika ia memiliki kecerdasan holistic, yakni kecerdasan menyeluruh yang saling terintegrasi. Mulitiple intelligence yang saling menyatu dalam gerak hidup dan perilaku manusia sempurna (insan kamil).

Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligent)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gardner cs, ditemukan bahwa seseorang yang mengalami kecelakaan dan ternyata ada pengaruhnya terhadap otaknya. Misalnya, seseorang yang rusak ‘bagian’ depan otaknya, maka kecerdasan linguistiknya rusak, sehingga ia sukar berbicara, membaca, dan menulis, namun ia masih bisa melakukan matematika, menyanyi menari, dan berhubungan dengan orang lain. Gardner menyimpulkan bahwa ada paling tidak tujuh daerah yang otonom dalam sistem otak dan masing-masing mempengaruhi satu macam kecerdasan dan mempengaruhi keberadaan anak ’super’.

Pada seseorang jika ada satu perangkat kecerdasan yang sangat tinggi membuat orang itu lemah dalam beberapa kecerdasan lainnya. Misalnya, seseorang yang tinggi logika-matematikanya, lemah dalam berkomunikasi, fungsi berbahasanya. Setiap kecerdasan pada anak usia dini muncul pada saat tertentu sesuai irama perkembangannya seperti yang dikemukakan oleh Piaget (1971) yang merentang dari fase sensorimotor (0-2 tahun), fase praoperasional (2-7 tahun), fase operasi kongkrit (7-12 tahun) dan fase operasi formal (12 sampai usia dewasa).

Fakta sejarah yang menunjukkan bahwa perkembangan kecerdasan jamak ditunjang oleh hasil penelitian yang menemukan bahwa sejak zaman dahulu manusia telah menggunakan kecerdasan jamak. Hal ini dapat dilihat dari gambar-gambar di gua-gua kuno. Selain alasan tersebut di atas temuan psikometrik menunjang keberadaan intelligensi jamak hal ini dapat dilihat dari materi menggali informasi dan kosa kata di dalam tes baku IQ.

Selain fakta sejarah di atas alasan selanjutnya adalah berbagai temuan penelitian yang berkaitan dengan psikologi eksperimental yang mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan khusus dalam membaca belum tentu dapat mentransfer kemampuan tersebut ke dalam logika matematika. dengan baik. Selain hal tersebut terdapat adanya operasi inti atau seperangkat operasi masing-masing intelegensi., seperti pada kecerdasan musik, kecerdasan ini ditunjang oleh kepekaan dalam membedakan berbagai struktur irama. Selanjutnya kecerdasan bodily kinesthetic, ditunjang oleh kemampuan meniru gerakan tubuh orang lain, kemampuan membangun rutinitas gerakan motorik halus.

Lazaer (2000:7) mengemukakan bahwa kecerdasan jamak (multiple Inteligences) merupakan perkembangan mutakhir dalam bidang intelligensi yang menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan jalur-jalur yang digunakan oleh manusia untuk menjadi cerdas.

macam2 kecerdasan jamak

1. Kecerdasan verbal/linguistik
Kecerdasan verbal/linguistik adalah bagian dari kecedasan jamak berkaitan dengan kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna dan fungsi kata serta bahasa yang muncul melalui kegiatan bercakap-cakap, berdiskusi dan membaca.

2. Kecerdasan logika matematika
Kecerdasan logika matematika adalah bagian dari kecerdasan jamak berkaitan dengan kepekaan dalam mencari dan menemukan pola yang digunakan untuk melakukan kalkuasi hitung dan berpikir abstrak serta berpikir logis dan berpikir ilmiah.

3. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam melakukan instrospeksi terhadap diri sendiri dan membandingkannya dengan kelemahan dan kekuatan orang lain.

4. Kecedasan Interpersonal
Kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam membedakan dan merespon perilaku yang ditampilkan orang lain.

5. Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam mengapresiasi alam dan lingkungan sekitar.

6. Kecerdasan kinestetik dan gerakan tubuh ( bodily – kinesthetic).
Kecerdasan kinestetik adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dan keterampilan dalam mengontrol koordinasi gerakan tubuh melalui gerakan motorik kasar dan halus, seperti menggunakan alat-alat secara terampil, melompat, berlari, berhenti secara tiba-tiba dengan terampil dalam rangka melakukan gerakan senam atau gerakan menari, silat, dll. S

7. Kecerdasan Musik-Irama
Kecerdasan musik irama adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam mendengarkan suara, musik, dan suara lainnya.
.
8. Kecerdasan Visual-Spatial
Kecerdasan visual-spatial adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam memadukan kegiatan persepsi visual (mata) maupun pikiran serta kemampuan mentransformasikan persepsi visual spatial seperti yang dilakukan dalam kegiatan melukis, mendesain pola, merancang bangunan,


Seperti telah diuraikan di atas, kecerdasan jamak ini bisa saja menjadi kecerdasan partial/sektoral manakala Proses integrasi dalam pengembangannya gagal dilaksanakan. Kegagalan proses integrasi ini mengakibatkan munculnya individu-individu dengan kecerdasan tertentu tinggi tapi pada yang lain rendah bahkan tidak berkembang. Seorang yang Pintar tapi korupsi, menunjukan kegagalan integrasi kecerdasan intelektual dan interpersonal, atau istilah sekarang kecerdasan emotional dan spiritual.

Sholat dan Pengembangan Kecerdasan Holistik

Secara prinsipil sholat yang benara adalah sholat yang sebagaimana nabi lakukan "shollu kamaa roaituminii usholli" , karena sholat nabi telah membentuk pribadi kenabian, sholat nabi telah menghasilkan kepemimpinan yang holistic.

Jika kita melakukan sholat, maka sesungguhnya berbagai kecerdasan dikembangkan secara terintegrasi. Beberapa contoh kecerdasan yang dilakukan dalam sholat adalah sebagai berikut :

1. Ketepatan Bacaan : ketepatan bebagai bacaan sholat memerlukan konsentarsi intelektual yang tinggi. Seorang yang memiliki intelektual rendah, pasti akan ke sulitan membaca doa apa pada saat apa. Sebaliknya, mereka yang memiliki tingkat intelektual tinggi akan dapat menerapkan pengetahuan doa-doa sholat pada rukun yang tepat.

2. Pemahaman Bacaan : Memahami bacaan dengan cara pengucapannya yang fasih, sungguh bukan perkara mudah. Kelemahan-kelemahan dialek, bisa menjerumuskan "kelemahan" dan kefasihannya. Untuk dapat memahami bacaan ini maka kecerdasan verbal diperlukan. Seoang yang ingin memiliki pemahaman bacaan dan kefasihannya, harus selalu meningkatkan kecerdasan verbalnya. Jika dia tetap stagnan tidak dapat memahmi bacaan, maka dikatagorikan sebagai "pemabok" mengucapkan tapi tidak dapat memahami ucapannya.

3. Kecerdasan Kinestesis : kaifiah sholat menuntut seorang muslim selain mengucapkan dan memahami bacaan-bacaan sholat dengan tepat, dia juga harus melakukan gerakan-gerakan dengan sempurna sebagaimana yang dituntunkan. Tentusaja gerakan-gerakan sempurna ini bisa dilakukan dengan kecerdasan kinestesis yang sempurna dengan kondisi organ (fisik) yang sempurna. Dalam kasus sholat jamaah, maka yang secara fisik lebih sempurna, dia lebih dipilih sebagai imam, dibanding misalnya orang yang memiliki kelemahan dalam fisiknya (maaf, misalnya cacad.

4. Musikal (Irama) : memang dalam ibadah sholat, sholat tidak diiringi dengan musik. Tapi irama bacaan, keras lembutnya suara bacaan yang pas, tidak keras dan tidak "off" memerlukan kecerdasan musikal tersendiri. Tone-tone bacaan Al Qur'an yang pas misalnya, akan mempengaruhi penjiowaan dalam sholat itu sendiri.

5. Kecerdasan Lain : Berbagai aspek kecerdfasan jamak lain terintegrasi dalam bacaan-bacaan terutama bacaan bacaan Al Qurannya, dengan kecerdasan pemahaman bacaan, ayat-ayat tentang alam, laut, gunung, hewan binatang, langit, bumi bisa merangsang kecerdasan naturalis, interpersonal, intrapersonal. Juga tentang peredaran lagit dan bumi, bulan, matahari, bintang, waktu malam, dhuha, subuh, siang dan mata hari terbenam, menuntut kecerdasan Matematik juga spacial.



Pendek kata, dalam melakukan sholat, apalagi sholat jama'ah, sebenarnya disamping melakukan kewajiban, seorang muslim juga sedang memproses dirinya untuk mengembangkan berbagai potensi kecerdasananya secara terintegrasi. Kecerdasan jamak yang menyatu dan menyeluruh.

Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa saat melakukan sholat, seorang muslim sedang mengembangkan kecerdasan holistiknya. Dengan demikain jika sholatnya berhasil, maka kecerdasan holistiknya berhasil. dan dengan kecerdasan holistik yang bagus, ia tampil sebagai manusi holistik, manusia yang menyeluruh, sempurna kemampuannya dalam batas batas kemanusiaannya.

Oleh karenanya, jika seorang muslim sholatnya sempurna, dia akan menjelma menjadi manusia sempuna (insan kamil) dan jika dia menjadi seorang pemimpin, maka dia akan menjadi pemimpin yang sempurna, pemimpin yang holistik.

Tidak berlenihan, bahwa sholat, adalah mi'roj kaum muslimin, sebuah proses menuju tempat yang tinggi (sidrotul muntaha). Sebuah proses menuju kesempurnaan. Anda ingin menjadi Manusia sempurna ? lakukan sholat dengan sempurna pula. Bukan sholat asal menggugurkan kewajiban.


Tidak ada komentar: