MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Selasa, 30 Juni 2015

PAGURU IDAMAN

Kemerdekaan berkumpul dan bersarikat adalah landasan ideal kami untuk menyatukan asatidz dan guru Islam dan bersama-sama saling asah, saling asuh dan saling asih mengembangkan profesionalisme dalam mendidik anak anak bangsa agar tercapai keseimbangan antara kekuatan Otak dan watak, Fikir dan dzikir, menjadi insan kamil Indonesia, ulul albab Indonesia.
Bukan saatnya lagi ustadz dan guru dimonopoli oleh organisasi tertentu, apalagi yang telah memiliki Track Record sebagai penggerak kekuatan guru untuk mendukung rezim Orde Baru dengan monoloyalitasnya. Kita perlu menyelamatkan peserta didik muslim dari dekadensi moral, polusi budaya dan gaya hidup, dan itu semua harus diawali oleh uswah khasanah kita sebagai ustadz dan guru sebagai pendidik. Oleh karena itu, apa yang akan kita lakukan bersama lebih pada upaya menjadikan diri kita rebagai role model bagi peserta didik kita dan masyarakat melalui komitmen pada nilai-nilai Islam yang Damai, dan aman (IDAMAN).
PAGURU, Paguyuban Asatidz dan Guru mengembangkan guru pejuang, guru profesional, guru berintegritas, guru otak dan guru watak, seimbang dalam imtaq dan iptek yang membangun karakter Nusantara dan jati diri bangsa melalui pendekatan PASTI BISA (Proaktif, Antusias, Saintifik, Toleran, Inspiratif, Bijak dan Santun). (Rancangan AD/ART PAGURU). Sedang tujuan didirikannya paguruban ini adalah :
Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai berkah rahmat Allah Yang maha Kuasa. Berperan serta aktif mencapai tujuan nasional dalam mencerdaskan bangsa dengan membentuk Insan Kamil Berperan serta mengembangkan sistem dan pelaksanaan pendidikan nasional sesuai Manifesto Pendidikan tertanggal 29 Apri 2013. Mempertinggi kesadaran dan sikap Ustadz dan Guru, meningkatkan mutu dan kemampuan profesi Ustadz dan Guru dan tenaga kependidikan lainnya. Menjaga, memelihara, membela serta meningkatkan harkat dan martabat Ustadz dan Guru dan tenaga kependidikan melalui perjuangan peningkatan kesejahteraan serta kesetiakawanan anggota. Menjadi sarana penyaluran aspirasi dan perjuangan Ustadz dan Guru.
Sedangkan tugas dan fungsi PAGURU dirancang sebagai berikut sebagai berikut : Meningkatkan Iman Tauhid dan ketaqwaan serta Amal sholeh anggotanya. Mempertahankan dan melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai amanah wathoniah. Meningkatkan integritas bangsa dan serta menjaga tetap terjamin dan terpeliharanya ukhuwah islamiyah, Ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariyah Melaksanakan dan mengembangkan Sistem Pendidikan Nasional Sesuai Konstitusi Negara. Membina dan bekerja sama dengan Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis di bidang pendidikan yang secara sukarela menyatakan diri bergabung dan/atau bermitra dengan PAGURU
Mempersatukan semua Ustadz dan Guru serta tenaga kependidikan di semua jenis, jenjang dan satuan pendidikan guna meningkatkan pengabdian dan peran serta di dalam pembangunan nasional. Mengupayakan dan mengevaluasi terlaksananya peningkatan kualifikasi akademik, sertifikasi, akreditasi, sebagai lisensi bagi pengukuhan kompetensi profesi Ustadz dan Guru. Menegakkan dan melaksanakan Kode Etik dan Ikrar Ustadz dan Guru sesuai peraturan organisasi Mengadakan hubungan kerjasama dengan lembaga–lembaga pendidikan, organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, dan/atau organisasi kemasyarakatan umumnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan/atau kebudayaan.
Memelihara, membina dan mengembangkan kebudayaan nasional dan membudayakannya Budaya Nasional dalam pelaksanaan pengabdiannya dengan membudayakannya dalam pembelajaran anggota. Menyelenggarakan dan membina anak lembaga PAGURU Memelihara dan mempertinggi kesadaran Ustadz dan Guru akan profesinya untuk meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan, pengabdian, prestasi dan kerja sama. Membentuk, memelihara dan meningkatkan mutu keorganisasi PAGURU
Terima Kasih kepada semua sahabat yang dengan ikhlas bersedia menjadi relawan, semoga kita semua mendapat kemenangan dan keberkahan dalam berjuang. Bagi rekan-rekan di daerah, tunggu kehadiran kami di kota anda, sebab kita perlu melakukan perjuangan bersama. Bagi rekan guru yg mengalami masalah dalam penulisan ilmiah, penelitian, maupun Ujian Kompetensi Guru (UKG), Paguyuban Asatidz dan Guru (PAGURU) insya Allah siap membantu anda. Dapat dilakukan dg konsultasi online. Buka Page/halaman PAGURU IDAMAN : www.facebook.com/pagururi
Jazakumullahu khoiron katsiron

Rabu, 24 Juni 2015

USTADZ , GURU DAN PERJUANGAN PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan serangkaian proses sebagai upaya strategis dalam mempersiapkan generasi penerus yang akan melanjutkan estafeta pembangunan dan eksistensi NKRI dalam segala aspeknya . Saat ini kemajuan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan telah berkembangan sedemikian pesat sesuai perkembangan dan tuntutan global. Dalam kontek pendidikan bangsa guru dan ustadz adalah unsur paling menentukan dalam upaya mencerdaskan bangsa. Realitasnya dikhotomi pendidikan negeri swasta seperti dikhotomi sekolah bumi putera dan Holand school telah mencipatakan kesenjangan yang sangat lebar dalam berbagai aspek pendidikan dan baik ustadz maupun guru terperangkap dalam nasib yang kurang menentu.
Dengan niat ikhlas untuk berperan serta secara aktif menegakkan, mengamankan, mengisi dan melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 serta usaha mencerdaskan kehidupan bangsa seperti terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan mewujudkan peningkatan harkat, martabat, dan kesejahteraan serta profesionalisme serta penyaluran aspirasi Ustadz dan Guru khususnya serta tenaga kependidikan pada umumnya, maka dipandang perlu mewujudkan wadah atau organisasi yang menjadi wadah perjuangan, peningkatan profesionaklisme dan pembinaan ketenagakerjaan bagi ustadz dan guru.
Atas berkat dan rahmat Allah yang Maha Kuasa , kami bermaksud mendirikan satu organisasi Ustadz dan Guru dengan nama Paguyuban Asatdiz dan dan Guru Rakyat Indonesia disingkat PAGURU RI. Deperti telah diungkapkan diatas, PAGURU RI bertujuan dan berupaya membina, mempertahankan, dan meningkatkan harkat dan martabat Ustadz dan Guru melalui peningkatan kemampuan profesionalnya dan kesejahteraan Ustadz dan Guru beserta keluarganya serta penyaluran aspirasinya baik intra/ektra parlementer.
PAGURU RI adalah organisasi berfungsi sebagai tempat terhimpunnya segenap Ustadz dan Guru dan tenaga kependidikan lainnya merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang berazazkan Islam bersifat unitaristik, independen, dan mendukung setiap upaya mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta sejahtera lahir batin, dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun internasional.
Sebagai Organisasi Perjuangan, PAGURU RI ingin meningkatkan harkat martabat dan nasib Ustadz dan Guru dengan berjuang dalam spirit jihad untuk mewujudkan system pendidikan nasional (Sisdiknas) yang sesuai amanah konstitusi dasar UUD 1945 sebagaimana tertuang dalam manifesto pendidikan pendiri PAGURU RI tertanggal 29 April 2013, yakni penghapusan segala bentuk dikhotomi pendidikan, mengembangkan sistem pendidikan pendidikan yang sesuai dengan amanah konstitusi UUD 1945 serta mendorong pemerintah untuk memenuhi kewajiban konstitusionalnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa secara total.
Sebagai Organisasi profesi, PAGURU RI beserta seluruh anggotanya secara terus menerus berupaya mewujudkan pengabdiannya melalui pembinaan profesi Ustadz dan Guru serta tenaga kependidikan lainnya, membina serta mengembangkan pendidikan dan kebudayaan bagi pembangunan Indonesia dalam upaya mewujudkan insan kamil Indonesia yang cerdas, berkarakter Nusantara dan seimbang antar IImtaq dan Iptek . Hal ini berarti Ustadz dan Guru yang tergabung dalam PAGURU RI adalah Guru Otak dan Guru Watak yang terus mengembangkan kemampuan Otak (kecerdasan) secara holistic dan mengembangkan watak (karakter) yang bersumber dari mata air jernih akhlaqul karimah kepada peserta didiknya.
Terkait dengan hal tersebut, PAGURU mendorong terciptanya Kurtikulum yang mengembangkan peserta didik menjadi Indonesia dan berkarakter nusantara melalui pendekatan pembelajaran yang Proaktif, antusias, saintifik, toleran, inspiratif, bijak dan santun, Pendekatan PASTI BISA. Dengan pengembangan kemampuan Otak dan kemuliaan akhlaq (karakter) unggul, Ustadz dan Guru dalam Paguyuban Asatidz dan Guru terus membangun keseimbangan fikir dan dzikir sehingga tercipta ulul albab Indonesia, Ulul albab Indonesia, yakni manusia Indonesia yang utuh dengan kemanusiaan dan keindonesiaannya.
Sebagai organiosasi ketenagakerjaan, PAGURU RI membina Ustand dan Guru sebagai salah satu pilar pelaksana pembangunan pendidikan dituntut memiliki integritas dan kemampuan profesional yang tinggi agar mampu melaksanakan Amal Sholehnya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. PAGURU RI membina ustadz dan guru yang berdedikasi, berintegritas dan menjadi pendidika yang menjadi role model (uswah khasanah) bagi peserta didik dan masyarakatnya.

Kamis, 18 Juni 2015

PENGGEMBALAAN RAMADHAN 1436 HIJRIYAH

Sadar atau tidak sadar pemahaman jihad sebagian kita, terutama kalangan muda telah terpatron pada tarif tarif dengan konteks dan setting sosial budaya yang tidak sesua dengan apa yang ada di NKRI. Keyakinan kemutlakan kebenaran Islam itu harus, tepapi interpretasi, pemahaman dan wacana Islam yang ada sangat mungkin berbeda tergantung banyak hal. Dan dengan setting sosial budaya yang sangat berbeda antara timur tengah dan setting sosial budaya kita tidak mungkin menghasilkan pemahaman yang sama.
Timur Tengah, terutama Quraisy (Arab) dengan frame budaya yang tumbuh dari karakteristik "rihlatasyitaai wasyaef", yang penuh petualangan dan pertaruhan, jelas sangat berbeda Frame NKRI yang "Gemah ripah loh Jinawi", dengan spirit gotong royong, ramah dan tepa salira. Ta'rif jihad di NKRI dalam pandangan penulis sangat tepat dirumuskan point pointnya oleh Beliau Sunan Ampel dalam tembangnya ler ller. Berikut prinsip prinsip Jihad itu.
1.Mujahid memikiki kemampuan mengayomi (angon) Istilah ini sepadan dengan gembala, penggembalaan, Dai adalah penggembala yang menunjukan arah bagi setiap gembala ke tempat dimana hewan-hewan itu dapat memenuhi kebutuhannya. Penggembala juga selalu waspada dan menjaga keamanan dan kenyamana hewan gembalanya dengan penuh kasih sayang. Para dai, premimpin umat, sudah semestinya memiliki karakter penggembalaan yang sejati. Dalam proses penggembalaan sifat sabar dan kasih sayang lebih diutamakan atau dengan kata lain, Tawashobil Shobr watawa shaubil marhamah lebih diprioritaskan ketimbang tawa shobil haqqi wa tawashobi shobr. Sebagaimana sikap Rasul yang tidak mau menghukum penduduk Thaif yang mendzalimi beliau.
2.Keseriusan sempurna (Lunyu lunyu penekno) Al Quran berpesan untuk melakukan Jihad di jalan Allah dengan jihad yang benar (Haqqo jihadih, Q.S Al Hajj : 78). Jika Jihad juga diartikan sebagai Kesungguhan, maka Haqqo jihadih adalah kesungguhan yang sungguh-sungguh. Lunyu-lunyu Penekno, meskipun sangat licin harus di daki, itulah metaforanya. Fokus mendaki setahap demi setahap (Thobaq an Thobak) yang pada ahirnya sampai ke puncak.
3.Kekuatan memahami tujuan (kanggo mbasuh dodot iro) kesabaran, Terus melakukan pendakian dan terus bertahan dalam langkah perjuangan sangat terkait dengan pemahaman diri kita pada tujuan. Memahami sangkan paraning dhumadi dari setiap gelagat jihad dengan keyakinan penuh bahwa suatu saat tujuan akan tercapai adalah sumber energi tak ternilai dalam melakukan tahapan perjuangan. Memahami apa yang akan dicapai itu suatu yang akan sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan menjadikan seseorang mau terus melakukan langkah-langkah perjuangan.
4.Kekuatan analisis diagnostik (problem solving, dodot iro kumintir bedah ing pinggir). Sangkan paraning dumadi juga berarti kita memahami konsdisi kita saat ini. Kondisi dan problematika yang sedang dihadapai umat yang dipaham saecara tepat melalui diagnosa yang presisi menjadikan kita dapat melakukan problem solving, pemecahan masalah yang sangat dibutuhkan. Karena dakwah "memberikan apa yang dibutuhkan" otomatis akan diterima oleh umat dakwah dengan rasa gembira.
5.Kekuatan Life Skill (Dondomono jrumatono) Untuk dapat memberikan problem yang tepat maka kita harus memiliki kekuatan Keterampilan Hidup (Life Skill) dalam berbagai bentuknya. Oleh karena itu, jika kita telusuri lebih detail, para wali bukanlah pribadi-pribadi pertapa atau stereotipe orang-orang yang hanya berkutat dzikir di dalam tempat-tempat sepi, tetapi beliau adalah pribadi-pribadi yang terjun langsung dalam kehidupan masyarakat denga segala dinamikanya. Tidak kalah penting adalah kekuatan emphati dan skill community development, pengembangan masyarakat yang para wali miliki. Kemampuan keterampilan memanfaatkan media-media seperti media budaya dan kesenian , wayang, mocopat, bahkan tari juga para wali miliki disamping kekuatan pemahaman keislaman, akhlakul karimah dan keteladanan.
6.Kemampuan memanfaatkan peluang (mumpung padang rembulane mumpung jembar kalangane). Peluang tidak datang dua kali demikian adagium yang sering kita dengar. Oleh karena itu pemanfaatan peluang adalah kunci untuk mendapat kesuksesan. Pemanfaatn peluang dalam makna positif membuat para wali dapat menemukan moment yang tepat untuk menyampaikan missi dakwahnya.
7.Visioner (Kanggo sebo mengko sore) Kanggo sebo mengko sore, untuk bermain nanti sore, untuk menjadi pemain di dikemudian hari, sehingga setiap tindakannya diorientasikan pada tujuan dan masa depannya saat ini dikenal sebagai visioner. pribadi-pribadi yang visioner dalam kriteria rasulullah adalah pribadi-pribadi yang cerdas (Alkayis/Adzakiyu). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang mengatakan alkayisu man daan nafsahu wa amila lima ba'da mautih. Orang yang cerdas adalah orang yang dapat menahan hawa nafsunya dan beramal untuk sesudah matinya.
8.Tabsyir (yu surako), lebih memberi kabar gembira dibanding ancaman (Tandzir). Yuk surako, mari bersorak adalah ajakan untuk bergembira. Dalam menyampaikan sesuatu, da dua hal yakni Tabsyir dan Tandzir. Tabyir adalah menyampaikan kabar gembira, sedangkan tandzir adalah menyampaikan ancaman-ancaman. Penggunaan dua metode ini tentu harus dipertimbangkan umat dakwah itu sendiri.
Para wali, jika kita lihat jejak dakwahnya, dengan melihat karakteristik setting sosial budaya yang ada lebih memilih melakukan strategi tabsyir, menyampaikan hal-hal yang menggembirakan dibanding dengan menyampaikan ancaman-ancaman. Hal ini memang sangat bertolak belakan dengan apa yang dilakukan oleh sebagian saudara kita yang justru lebih menitik beratkan pada penyampaian ancaman-ancaman dalam segala bentuknya baik lisan maupun tindakan.
Demikian sekilas pemahaman prinsip-prinsip dakwah yang terkandung dalam tembang iler-iler yang sangat terkenal terutama di wilayah jateng jatim. Mudah mudahan bermanfaat dalam melakukan Pengembalaan Ramadhan kita kali ini.

Senin, 15 Juni 2015

KETUPAT OPOR BAGI GURU HONOR

Menurut seorang ekonom, Upah Buruh Tani (harian) secara riil cenderung terus mengalami penurunan. Upah nominal pada Mei 2015 sebesar Rp 46.386 memang lebih tinggi disbanding pada Januari 2014 sebesar Rp 43.808. Akan tetapi jika disesuaikan dengan inflasi perdesaan, maka upah secara riil turun dari Rp 39.383 menjadi Rp 38.383. Bahkan jika melihat tahun dasar 2012=100, upah riil saat ini lebih rendah daripada 2012. Jumlah buruh Tani ini menurut BPS adalah 5,08 juta orang. Aku belum pernah tahu, kebijakan pemerintah yang mana sejak era SBY hingga kini, yang diarahkan untuk memperbaiki secara langsung kondisi ini. Lima juta BURUH TANI, saudara-saudara!!!
Rerata upah mengajar guru perjam pelajaran adalah Rp.20.000 perjam pelajaran, harga ini untuk mengajar 4 - 5 kali sebulan (tergantung jumlah minggu) , alias mengajar perjam pelajaran adalah Rp.4.000 hingga Rp.5000. Jika satu minggu 40 Jam pelajaran (24 jam pelajaran saja kesulitan) berarti sehari 7 Jam pelajaran (Sampai Jam 1 siang) lebih lama dari buruh tani yang biasanya cuma sampai dhuhur, Upah guru dihitung harian sebesar Rp. 28.000 - 35.000. Upah seperti itu telah berlaku sejak kemerdekaan, Orde baru hingga orde reformasi, bahkan sampai kini. Jika dibandingkan upah guru harian lebih murah dibanding buruh tani dan upah tukang pijat (Rp. 50.000) padahal guru harus S1 (Sarjana). Jumlahnya Jutaan Pula Saudara-Saudara !
Dalam pandangan kami, hal itu merupakan Bukti nyata kegagalan pendidikan kita. Yakni dibiarkannya sebagian besar guru hidup pada tingkat Prasejahtera (FUQORO) seakan para pejabat, parlemen dan pemerintah lupa bahwa tanpa guru yang dengan kesungguhan mendidik mereka, mereka tidak mungkin sampai pada posisi mereka masing masing saat ini. Ajakan menghormati guru hanya akan menjadi sekedar senandung rindu ajak tanpa pemerintah melakukan langkah nyata, memberi teladan dengan menghormati semua guru atas jerih payahnya. Tanpa langkah demikian pemerintah GAGAL membayar hutang kemerdekaan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bagaimana seluruh anak bangsa menjadi pintar, sebagian besar gurunya hidup pada tingkat Prasejahtera. Perlu diketahui, di Jakarta Saja Banyak yang Guru yang gajinya di bawah 500 ribu loh. Oleh karena itu menyambut Idul Fitri, meski tidak satu bulan gaji, cukuplah "Tunjangan Ketupat dan Opor Bagi Guru Honor" sebagai perhatian pemerintah bagi mereka yang rela mencerdaskan kehidupan bangsa dengan pendapatan tidak seberapa.
Guru Fukoro Sabilillah Guru non PNS dan Non sertifikasi, dengan pendapatan jauh di bawah UMR jelas terkatagori Fakir (Fuqoro) . Hal ini mengacu pada definisi Fuqoro (Fakir) dimana pendapatan lebih kecil dari kebutuhan. Jika dilihat dari sifat kerjanya yang mendidik untuk kebaikan mereka juga terkatagori SABILILLAH, Oleh karena itu sangat wajar jika konon di lingkungan sekolah sekolah Al Irsyad, guru-guru memang dikatagorikan sabilillah. Namun Menag maupun Mendikbud maupun BASIS selama ini tidak pernah peduli dengan nasib mereka. Jelas mereka juga ingin membahagiakan keluarga utamanya di hari raya. Bgmn dengan Menag dan Mendikbud kini ?
Guru guru itu menempati dua asnaaf, Fuquro dan Sabilillah.Meski dalam definisi para guru itu terkatagore Fuqoro, dan Sabilillah, mereka tidak pernah menuntut. Bisakah kita memberi tanpa dituntut. Apalagi mreka dituntut dengan penampilan yang keren, jadi memang bener-bener gak kelihatan, dan kita menyangka mereka tidak lebih menprihatinkan dibanding mereka yang berpenampilan lusuh, kumuh, yang kelihatan lebih "mesake". Mungkin sekedar dana "Ketupat dan Opor Bagi Guru Honor" baik yang di sekolah negeri maupun swasta bisa memberi kebahagiaan tersendiri bagi mereka di hari Fitri nanti. Katakanlah pemerintah memberi hadiah Rp. 500. 000 tiap guru dan ada 2 juta guru maka cuma dibutuhkan 1 triliun rupiah. Jika memang belum dianggarkan, maka mencari dana sebesar ini dari sebagian CSR BUMN saya yakin bukan masalah sulit.
Kemendikbud juga dapat menjadi inisiator kepedulian kepada "Fuqoro Sabilillah" ini, melalui berbagai cara. KIta tidak meragukan kepiawaian mendikbud Anies baswedan melakukan diplomasi kepada para pengusaha untuk menyalurkan sebagian CSR nya pada program "Ketupat dan Opor Bagi Guru Honor" untuk tahun ini, sdangkan untuk tahun-tahun kedepan ada baiknya dianggarkan melalui APBN. Jika hal ini tidak memungkinkan, paling tidak Tunjangan Fungsional Guru" yang diperuntukan bagi guru non PNS dan Non Sertifikasi dicairan sebelum Idul Fitri jangan sampai bulan september seperti tahun lalu. Enam bulan dikali Rp.300.000 bagi guru honor sangat berarti.
Kita harus ingat, guru guru ini benar-benar mau mencerdaskan anak-anak bangsa meskipun yang diterima tidak seberapa. Mudah-mudahan Mendigbud dan Menag pucuk pimpinan dari guru di kemendikbud maupun ustadz di lingkungan kemenag benar benar memperhatikan hal ini. Dan lebih dari itu, semoga di tahun-tahun mendatang tidak ada guru maupunj Ustadz yang pendapatannya di bawah UMR, ini tentu sangat tergantung pada political will pemerintah terutama dalam mengatur "Payment Role" bagi Guru, akan sangat membahagiakan lagi jika seluruh guru ditanggung kesejahteraannya oleh pemerintah sebagaimana amanah konstitusi bahwa tugas mencerdaskan bangsa adalah salah satu tugas pemerintah. Perhatikan Manifesto pendidikan yang kami ajukan tahun 2013 pada foto berikut :
Paling tidak, Pemerintah baik (lembaga maupun kementrian) juga BUMN, sudah seharusnya menjadi pihak-pihak yang meneladani pemberian upah sejahtera bagi karyawannya. Malu dong pemerintah yang bikin Undang-undang ketenaga kerjaan tetami pemerintah dan BUMN tidak melaksanakan Undang-Undang tersebut.

Rabu, 10 Juni 2015

Jokowi Mantu

Haru Rabu-Kamis tanggal 10-11 Juni 2015, akan menjadi hari istimewa bagi Gibran Rakabuming Raka dan pasangannya Selvi Ananda. Tentu saja untuk menyambut hari istimewa itu sangat wajar berbagai persiapan dilakukan yang tentu saja sangat membutuhkan berbagai sumber daya dan fasilitas sangat dibutuhkan. Jokowi Sang Ayah, Preside RI, bagaimanapun juga tetntu sangat wajar ingin memberikan yang terbaik bagi peristiwa sakral Pernikahan Gibran tersebut.
Banyak pernikahan anak orang pertama dari sebuah negara (presiden, raja atau perdana menteri) di dunia ini menginginkan mewnjadi Pernikahan Paling aguang di suatu abad. Oleh karena itu, banyak fasilitas yang diberikan oleh negara atau kerajaan untuk merayakan pernikahan itu. Di Indonesia sendiri kita masih ingat betapa pernikahan "putra mahkota" Ibas Yudoyono, dari keluarga SBY yang kebetulan berbesan dengan Hata Rajasa. Namun demikian, Prinsip hidup "Sak madya" dari Jokowi sang ayah Tertanam subur dalam jiwa anaknya Gibran Rakabuming Raka.
Kita semua tahu, Gibran menolak menggunakan fasilitas yang wajar diberikan untuk menyambut hari istimewanya. Bagi kami ini sungguh sangat menyentuh. Di tengah kehidupan simana banyak pihak yang menuntut fasilitas, seorang Putra Presiden justru memilih untuk mandiri meski tidak semewah dan semeriah jika memanfaatkan fasilitas negara. Ini sungguh pilihan yang layak dicontoh oleh generasi muda dan dapat dijadikan sebagai "kaca benggala" bagi mereka yang justru terus menerus menuntut fasilitas dengan berbagai upaya. Tanpa gembar gembor, Gibran Rakabumin Raka benar=benar mempertegas apa yang pernah disamaikan oleh sayyidina Ali Karomallahu wajhah : "Bukanlah Pemuda sejati, seorang yang mengatakan inilah bapakku, pemuda sejati adalah mereka yang mengatakan inilah aku !". Dan itulah Gibran Rakabuming Raka putra Sang Presiden RI Jokowi ! Gibran memberi pembelajaran akan Hakekat Kesejatian Pemuda (Al Fatah).
Bagi kami, bagaimanapun acara yang akan berlangsung nantinya pada pernikahan Gibran Rakabuming Raka bersama calon Istri pilihannya Selvi Ananda, sungguh merupakan Pernikahan Agung, karena dilakukan dengan pilihan-pilihan nilai Jiwa yang agung, bukan dengan sikap adigang-adigung maupun aji mumpung. Meski bukan pernikahan paling meriah, namun insya Allah sebuah pernikahan yang berlimpah berkah. Sikap hidup "sak madya" dari Sang Ayah, Jokowi sendiri pernah kami tulis beberapa waktu lalu terkait peristiwa perayaan Konfrensi Asia-Afrika beberapa waktu lalu. Berikut cuplikannya : Keberanian Jokowi dalam menghadapi icon-icon Neolib itu, juga tidak lepas darimprisip “Urip Mung Sak Madya”, bersedia hidup secukupnya dalam makna sederhana. Tanp prinsip itu, Jokowi akan jatuh menjadi “pengedar kartu kridet” untuk mendapat komisi menggiurkan dari lembaga-lembaga keuangan itu, sebagaimana pemimpin-pemimpin sebelumnya dengan menambah hutang. Peristiwa Hari Minggu, 17 Mei 2015 dimana Jokowi mengundang berbagai pihak terutama Insan jurnalis untuk memberikan masukan pun merupakan sebuah peristiwa luar biasa dari seorang Presiden yang akan melakukan Hajatan Keluarga. Sikap Jokowi yang demikian, plus penghormatannya yang sangat demokratis terhadap pilihan dan keputusan Gibran sungguh sebuah sikap yang sangat layak diteladani. Tidak ada sedikitpun tersirat aji mumpung sebagai seorang Presiden. Local Wisdom kita menyakatan "Buah jatuh tidak jauh dari Pohonnya".
Melalui pernikahan Gibran sesungguhnya kita bisa melihat bahwa keteladan orang tua akan sangat berpengaruh terhadap putera-puterinya. Sikap hidup sederhana Jokowi yang dibudayakan dalam keluarganya, tumbuh subur menjadi sikap anak-anaknya. Melalui Jokowi Mantu juga pada hakekatnya Sang Presiden sedang memberikan pembelajaran tanpa bahasa verbal, bagaimana seharusnya menjadi orang tua dan bagaimana seharusnya menjadi pemimpin kepada seluruh keluarga besar bangsa Indonesia. Semoga Gibran Rakabuming Raka dan Selvi Ananda menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah melalui pernikahan agung sejati ini.
Amin