MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Rabu, 26 Februari 2014

JURNALIS PEMILIH PEMULA

Menjadi nara sumber pada diskusi politik bagi jurnalis SMK di jakarta timur ternyata begitu komplek. Para Jurnalis yang rata-rata pemilih pemula itu ternyata begitu detail menyoroti realitas politik mutahir negeri ini. Pertanyaan-pertanyaan terkait diskusi dari gratifikasi hingga dana aspirasi mereka ungkap dengan fakta-fakta. Sedasng terkait dengan pencalegan penulis sendiri, mereka ekplor daro motivasi, visi misi termasuk pandangan pandangan penulis terkait dengan Golput, strategy pemenangan dan janji-janji politik. Tulisan berikut merupakan berbagai hal yang terungkap pada Jurnalis SMK untuk penerbitan edisi Politik.
Tentang kisah motivasi dan dorongan pencalegan kami, diawali dari pembelajaran luar sekolah yang kebetulan kami menjadi pembimbing ke Gedung MPR/DPR dan linkungan adat betawi sekitar akhir Mei 2013. Gema dukungan dari murid-murid dan teman-teman guru saat Pembelajaran Luar Kelas di Gedung DPR/MPR itu telah membangkitkan motivasi dan merajut kembali Impian pasca keikutsertaan sebagai caleg pada Pemilu awal Reformasi. Itulah yang mendorong kami mendaftar sebagai caleg di hari-hari terkahir pendaftaran caleg. Dan sesuai dengan komitmen kami, kami mendaftar di partai tidak memungut biaya. Sebab saat itu, di media massa maupun sosial media berkembang informasi yang intinya untuk mendaftar sebagai caleg dibutuhkan uang ratusan juta hingga miliaran.
Alhamdulillah, sampai saat ini murid-murid dan teman-teman guru bersemangat “membantu kami” di garis edarnya masing-masing. Tiap pagi, sebelum mengajar, teman-teman guru SMK mendoakan setelah melakukan tausiah rutin. Banyak pihak-pihak juga yang terus “cawe-cawe” ikut handarbeni pada pencalonan kami kali ini. Disamping guru dan murid, juga alumni, orang tua murid, para penjaga kantin, office boy, warteg, dll.
Bahkan saudara-saudara kami di luar Jakarta juga bersemangat membantu kami. Mas Muhammad Choiron SH mantan Ketua Cabang HMI Yogyakarta ketika kami aktif, meski beliau di Pekalongan, namun selalu membantu kami dengan berbagai hal. Teman-teman Guru, Alumni, karyawan SMA dan Mantan Kepala Sekolah SMA Islam Bumiayu , juga teman-teman Kajasha UGM Yogyakarta, Keluarga Besar PP Budi Mulia, Teman-teman Fakultas Kedokteran Hewan UGM dari berbagai angkatan dan masih banyak lagi yang tidak dapat kami sebut satu persatu terus membantu kami. Subhanallah.
Semua itu semakin memperkokoh tekad kami untuk istiqomah dan amanah dalam memperjuangkan aspirasi mereka. Kedailan pendidikan, keadilan sosial termasuk kesejahteraan guru, dosen, ustadz dan ustadzah di dalamnya. JUga kesejahteraan orang tua dengan tunjangan kesejahteraan hari tua bagi semua orang tua Indonesia yang tidak menerima dana pensiun sperti tukang ojek, pemulung, buruh angkut, buruh bangunan, supir, pedangang asongan dll.
Karena kami merasa ini semua sebagai kerja kolektif, maka apa yang akan kami dapatkan sebagai anggota dewanpun diutamakan untuk kepentingan kolektif anggota masyarakat, untuk kepentingan umat. Kepada team sukses dan pendukung kami telah sampaikan, termasuk gaji dan dana aspirasi untuk mendukung peningkatan kesejahteraan umat. Dana aspirasi yang sempat dikritisi oleh para Jurnalis SMK itu, 5 Milyar per tahun, jadi 25 M selama 5 tahun, biasanya digunakan caleg inkumben untuk money politik dengan memberikan sembako, sarung, atau baju koko pada saat-saat kampanye seperti sekarang ini. Mungkin oknum tersebut sekedar mengeluarkan 1 - 5 M, berarti oknum Anggota DPR itu masih mengkorup 20 - 24 M. Bagi kami sebagai relawan pengembangan masyarakat (Community Development), dana aspirasi dikelola untuk kepentingan masyarakat sepenuhnya, untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat dengan mengelolanya dalam program ekonomi kreatif, pengembangan kewirausahaan generasi muda termasuk lulusan SMK/SMA yang tiodak bisa melanjutkan ke bangku kuliah, juga pemberdayaan saudara kita penyandang disability aghar potensi dan konstribusinya kepada bangsa dan negara dapat dioptimalkan.
Semua kami tulis untuk menjadi catatan sehingga dapat menjadi pengingat nantinya. Dengan adanya catatan ini (tidak sekedar catatan uang) saudaraku dapat dijadikan bahan tausiah nantinya. Semoga kami tetap Amanah dan Istiqomah. Teriring dengan tausiah mari kita terus meningkatkan ikhtiar lahir batin, sehingga mendapat kemenangan yang diridloi-Nya. Mohon doa dan dukungan.
Tentang Golput, inilah pendapat penulis : Yang mengkampanyekan Golput tentu saja bukanlah rakyat biasa, tetapi kaum elit yang sadar akan kepentingan-kepentingan juga. Kelompok elit tertentu yang boleh jadi merasa kepentingannya kurang terakomodir, yang sudah barang tentu mereka juga memiliki aganda-agenda sndiri. Dengan berlindung di balik Hak kelompok ini bisa saja ingin memaksakan kehendaknya. Padahal sebagai warga negara semestinya sadar, selain ada hak tentu juga ada kewajiban. Jika kita mengerdepankan hak, maka mengkampanyekan GOLPUT syah-syah saja.
Apabila kita brersedia untuk menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, sudah barang tentu kita akan bersikap melawan GOLPUT. Coba kita jawab dengan jujur, kewajiban apa yang sudah kita perbuat agar rakyat tidak apatis ? apa pula yang sudah kita lakukan agar para elit yang eksploitatif tidak melakukan hal-hal itu ? Konstribusi apa yang telah nyata-nyata kita berikan untuk negeri ini , upaya apa yang telah kita lakukan untuk membangkitklan kesadaran kolektif untuk guyuip rukun memperbaiki kondisi negeri ini ?
Lebih jauh dari itu, apakah kita tidak berfikir apabila kampanye golput sukses, pemilu tidak syah, kelompok itu berpesta, SEBALIKNYA negara bisa chaos, kepemimpinan kosong, maka semua kita kena imbas, rakyat terkena dampaknya, padahal rakyat tidak berdosa. Kondisi choas dapat dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mencapai maksudnya, dan rakyat, NKRI sendiri yang menjadi korban. Dengan kerangka berfikir demikian, maka kampanye Golput mengarah pada terjadinya kekacauan negara, hancurnya negara. Menyengsarakan rakyat yang sudah sengsara. Jika demikian adanya, maka sesungguhnya mereka yang aktif mengkampanyekan Golput dapat terjebak pada perbuatan Makar.
Sebenarnya lebih elegan ” Jika kelompok Penganjur Golput” apabila mereka merasa lebih bisa menjamin tegaknya NKRI, konstitusi dan dasar negara, merekalah yang mengurus negeri ini. Bangunlah kekuatan untuk dapat memenangkan melalui jalur konstitusional . Sebagai kekuatan politik, kelompok Penganjur Golput dapat saja memenangkan pemilu secara syah, jika memang kelompok ini kuat dan solid.
Kita semua sepakat bahwa kita harus melakukan perbaikan negeri ini segera agar tidak semakin hancur. Semua bangsa Indonesia harus bahu membahu membangun bangsa ini. Kita semua harus melakukan perubahan positif agara negeri ini menjadi negeri yang adil makmur . Oleh karena itu pergunakan hak pilih kita secara cerdas agar terpilih pemimpin dan wakil rakyat yang dapat melakukan amanah perubahan itu.
Mungkin pilihan-pilihan yang ada kurang ideal, tentu kita pilih yang menurut kita paling baik dari yang ada. JIka anda merasa tidak ada yang baik ? Maka sesungguhnya hanya orang yang merasa dirinya paling baiklah yang menilai dari sekian pilihan tidak ada yang baik. Dan karakter yang merasa dirinya paling baik adalah karakter iblis. Tentu kita tidak mau dibilang iblis. Karepmu opo toh le ?
Darwono, Jurkamnas PBB Pemilu 2014, Relawan Sosial dan Pengembangan Masyarakat. Caleg DPR RI Dapil Jakarta Timur Nomor 4.

Tidak ada komentar: