MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Minggu, 09 Februari 2014

Habibe : Antara 40 - 60 Tahun . Prabowo, Wiranto , Ical , Rhoma Terlalu Tua

Ketika menengok sahabat Caleg DPR RI dapil Banten 2 dari PBB yang sedang mengikuti kursus Lemhanas, Musofa, kami menonton acara Mata Najwa Edisi Khusus yang mrenghadirkan mantan Presiden RI Prof. BJ Habibie. Dalam tayangan itu terlihat berbagai tokoh nasional bahkan tokoh Oposisi Malaysia Datuk Dr. Anwar Ibrahim juga hadir. Disamping mendiskusikan berbagai masalah negara, termasuk pentingnya teknology dirgantara bagi Indonesia, pada bagian akhir acara tersebut Najwa meminta jawaban spontan Habibie, dengan menunjukan foto Wiranto, Prabowo, Jokowi, Ical bahkan Rhoma Irama terkait dengan pemilihan presiden tahun 2014 mendatang.
Menurut Mantan Presiden BJ Habibie paling tidak ada 3 syarat pemimpin Nasional yang diketengahkan olehnya. Ketiga Syarat pemimpin nasional yang ideal adalah : Umur antara 40 - 60, Profesional Problem Solver, track record prestasi yang telah dicapainya. Dari foto-foto yang ditampilkan Najwa, hampir seluruhnya ditolak Habibie secara diplomatis dengan mengungkapkan alasan utamanya, sehingga ada yang ditolak karena terlalu tua seperti Prabowo, Wiranto, Aburizal bakri dan Rhoma. Batasan umur ini sejalan dengan apa yang penulis sampaikan beberapa tahun lalu (Lihat foto di atas).
Yusril merupakan putra dari pasangan Idris Haji Zainal Abidin dan Nursiha Sandon. Keluarga dari pihak ayahnya berasal dari Johor Malaysia, Kakek buyutnya, Haji Thaib, merupakan seorang bangsawan Kesultanan Johor. Keluarga ayahnya telah menetap di Belitung sejak awal abad ke-19. Sedangkan ibunya berasal dari Aie Tabik, Payakumbuh Sumatera Barat. Pada abad ke-19, neneknya pergi merantau dari Minangkabau dan menetap di Belitung. Profesor hukum yang mendapat gelar gelar Datuk Maharajo Palinduang lahir di Lalang, Manggar Belitung timur pada tanggal 5 Februari 1956.
Prestasi Yusril sungguh fantastis, Gus YIM telah tiga kali menempati jabatan sebagai menteri dalam kabinet pemerintahan Indonesia, yaitu Menteri Hukum dan Perundang-undangan pada Kabinet Persatuan Nasional, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada Kabinet Gotong Royong, dan terakhir sebagai Menteri Sekretaris Negara pada Kabinet Indonesia Bersatu. Selain aktif berpolitik, Yusril juga rajin menulis buku, jurnal, dan kolom di media massa.
Tulisannya terutama berkisar pada masalah hukum tata negara dan politik Islam. Prestasi karya Intelektualnya yang sangat diperlukan bangsa ibni adalah : Dinamika Tata Negara Indonesia: Kompilasi Aktual Masalah Konstitusi, Dewan Perwakilan, dan Sistem Kepartaian, 1996; Pemerintahan yang Amanah, 1998; Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam: Perbandingan Partai Masyumi (Indonesia) dan Partai Jamaat-i-Islami (Pakistan), 1999; Membangun Indonesia yang Demokratis dan Berkeadilan, 2000; Catatan Kritis dan Percikan Pemikiran Yusril Ihza Mahendra, 2001; Rekonsiliasi Tanpa Mengkhianati Reformasi: versi media massa, 2004; 90 Menit Bersama Yusril Ihza Mahendra, 2012; Tegakkan Keadilan dan Kepastian Hukum, 2013.
Berbagai krisis dan ketimpangan di Indonesia hingga saat ini, lebih disebabkan oleh sistem kenegaraan Indonesia yang perlu diperbaiki oleh Ahlinya. Oleh karena itu, Indonesia sangat memerlukan sosok Prof. Yusril Ihza mehandra SH, MH untuk memimpin bangsa ini terutama untuk melakukan problem solving sesuai profesionalismenya sebagai Profesor Hukum Tata Negara sehingga dalam 5 tahun ke depan Indonesia telah memiliki sistem ketatanegaraan yang lebih menjamin kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis. Berbagai prestasi dalam menyelesaikan berbagai masalah yang terkait dengan Raja, Sultan, Pemangku adat beserta hak-hak tradisionalnya telah diakui oleh Para Raja, Sultan dan Pemangku adat seluruh Nusantara dengan gelar : Sri Narendra Dyah Balitung Saifa al-Din Wa Al-Daulah.
Di tengah ancaman disintegrasi bangsa, maka sosok Prof. Yusril Ihza mahendra yang telah mendapat Amanat untuk meneruskan perjuangan dalam mewujudkan kemakmuran bangsa yang diberikan oleh para raja, Sultan dan Pemangku Adat seluruh Nusantara, sudah selayaknya mendapat apresiasi yang setinggi-tingginya.
Dari uraian singkat di atas nampak Jelas, bahwa Sosok Gus YIM adalah sosok Ideal yang diharapkan oeleh mantan Presiden RI Prof. Dr. BJ Habibie dan sudah barang tentu sangat Pas bagi bangsa Indonesia untuk memilihnya sebagai RI 1 lima tahun ke depan. Mudah mudahan hal ini benar-banar dapat bermanfaat, terutama bagi generasi muda dan pemilih Pemula untuk menentukan pilihan yang tepat. Penulis yakin, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang semakin cerdas, dapat menentukan pilihannya dengan tepat.
Amin Yaa Robbal Alamin. Sebagai renungan, silakan resapi rekaman baca puisi berikut :

Tidak ada komentar: