MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Kamis, 02 Juli 2009

NEW ECONOMIC PARADIGM

Bertempat di lantai 4 gedung Dewan Pers Di Kebon Sirih Jakarta, diskusi tentang Paradigma Ekonomi Baru untuk Indonesia yang lebih brdaulat dan bermartabat berlangsung on air dan menghadirkan tiga pembicara yakni Profesor Jeffrey Wnters, Ph.D, Rizal Ramli, Ph.D dan Hendri Saparini , Ph.D. Di hadiri oleh Insan Pers, Akademisi, dll.

Pada kesempatan tersebut, penulis menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan realitas perekonomian dan kebijaksanaan ekonomi yang dilakukan oleh Pemerintahan SBY.Diantaranya :

1. Kebijakan Privatisasi BUMN – BUMN (40 BUMN) terutama BUMN strategis yang menguasai hajat rakyat banyak hanya karena alasan missmanagement, analog dengan mengobati Kanker hanya dengan balsem, salah terapi. Tidak menyembuhkan, cuma panas sesaat, dan kemudian lemah dan semakin lemah.

2. Di tengah sector pertanian kita sangat lemah (infra struktur rusak dll) dan belum mampu bersaing dengan produk pertanian luar yang membanjiri Indonesia (bawang merah, bawang putih, kedelai dll), SBY justru menjadi inisiator Liberalisasi Sektor Pertanian beberapa waktu lalu, sama artinya menggantung leher petani kita hanya untuk memuaskan Negara-negara Neoliberal.

3. Melihat realitas hancurnya tatanan ekonomi dunia baik sosialis maupun kapitalis, tentunya penataan ekonomi dengan Paradigma baru, yakni tatanan yang La syarkiyah walaa Ghorbiyah, Laa Sosialis walaa kapitalis, yang penulis sebut sebagai Paradigma Ekonomi Berketuhanan yang Maha Esa, paradigma ekonomi yang dilandasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang yakin akan tuntunan ilahiyah, yang berbagi antara agniya dan dhuafa, yang bebas dari Explorationg Der Long Parlong dan bersih dari campur tangan Riba, dapat menjadi pilihan untuk membangun ekonomi Indonesia yang berdaulat dan bermartabat.

Dengan paradigma ekonomi yang berketuhanan yang maha esa, yang bebas hutang dan riba, bangsa Indonesia akan sejahtera dan berkah, berdaulat dan bermartabat karena tidak didikte olek Negara Donor (Kreditor). Insya Allah.

Ahirnya penulis mohon maaf terutama kepada pendengar RRI dimana saja berada jika dalam penyampaian pemikiran-pemikiran tersebut, terkesan emasional, karena sungguh penulis penuh emosi melihat saudara-saudara kita yang hidup semakin menderita, namun pemimpin=pemimpin bangsa ini masih tega bermain kata. Masya Allah !



Catatan :
Mestinya pemimpin-pemimpin partai berbasis masa agamis memanfaatkan kondisi riil untuk memilih paradigma Ekonomi berketuhanan Yang Maha Esa, sayangnya mereka terjebak pertimbangan PRAGMATIS untuk memperoleh Kue Kekuasaan dengan rela berkomplot dengan Pengusung Agenda Neoliberal yang telah terbukti Menyengsarakan Rakyat. Catatan ini perlu diingat untuk pemilu mendatang tentang bagaimana partai 2 itu sesungguhnya. .

Tidak ada komentar: