MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Selasa, 30 Juni 2009

BODY LANGUAGE

KETIKA MATA BICARA

Menurut Helen Keller, untuk memiliki mata yang indah, seseorang harus berusaha melihat apa yang baik dalam diri orang lain. Artinya kualitas mata sangat mempengaruhi kualitas determinasi penilaian kita terhadap diri orang lain. Ini juga berarti, mata seseorang bisa mencerminkan nilai pribadi orang bersangkutan.

Berkaitan dengan hal ini, Ralp Waldo Emerson mengungkapkan, “ mata seseorang berbicara banyak hal seperti lidah, keuntungannya adalah bahasa mata tidak membutuhkan kamus, namun bisa dipahami di seluruh dunia.

Penggambaran mata sebagai cerminan karakter ada di seluruh budaya dunia. Di Indonesia misalnya, tokoh-tokoh wayang golek bervariasi bentuk matanya tergantung karakter tokoh tersebut. Demikian juga pada sandiwara Golek Cina, tokoh-tokoh yang berkarakter beda matanya berbeda pula. Bahkan dalam simbolisme religius, tokoh jahat si pengembara (masihid dajjal) digambarkan dengan matanya yang cuma satu.

Penulis mencoba menganalisis mata dari calon presiden, dan hasilnya sudah dipublikasikan lewat milist, facebook dan lain sebagainya sebagai berikut :

DARI MATA, KITA BACA APA YANG ADA DALAM DADA
Mata Mega : menunjukan orang yang jujur, tegas, lugas dan PD, Kuat Tekad
Mata SBY : menunjukan Rendah hati, Penuh keragu-raguan dan skeptis , penurut
Mata JK : menunjukan Cerdik, permisif, kurang emphatic, Over PD , ambisius


Anda Bebas Memilih Yang Mana, Pastikan memilih yang terbaik menurut Anda. Perhatikan Mata Capres cawapres ketika berbicara, anda bisa melihat isi hati dan kepalanya.

Analisa tersebut tidak berpretensi menggiring pemilih apalagi mendiskriditkan Capres tertentu. namun sekedar memberikan referensi tentang karakter dominant dari para calon presiden kita.

Tentu saja akan lebih beruntung jika kita bisa secara langsung melihat mata dari para capres kita dan seluruh aspek body language lainnya, tapi hal ini tentu tidak mudah.

Pembaca dapat juga membandingkan dengan referensi lain, seperti yang direlease Kompas beberapa hari ini mepublikasikan hasil analisa psikologis tentang karakter dari Capres dan cawapres kita.

Untuk menentukan pilihan mana yang paling tepat untuk memimpin Indonesia sekarang, tentu sangat berkaitan dengan konsdisi dan kebutuhan Bangsa Indonesia dalam konteks local maupun global.Yang pasti, pilihan anda sangat menentukan tidak hanya untuk lima tahun mendatang.

Mudah-mudahan, partisipasi saya menerbitkan tulisan ini merupakan partisipasi positif bagi berlangsungnya demokrasi yang aktif. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: