MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Rabu, 06 Januari 2010

UJIAN NASIONAL DAN TOTAL STRATEGYNYA




Managemen pengembangan diri manusia (human Development management) mutahir sangat meyakini bahwa sukses seseorang sangat ditentukan oleh banyak kecerdasan (multiple intelligent) yang satu dengan yang lainnya tidak boleh diabaikan. Sebab betapapun kecilnya persentase pengaruh suatu jenis integensia, tanpa jenis ini, tidak akan mencapai kesuksesan.

Kesuksesan Ujian Nasional, juga tidak akan lepas dari paradigma di atas. Untuk sukses di ujian nasional, kita juga mahfum, multiple intelligent sangat berpengaruh. Untuk itu, kita perlu melakukan strategy total didalam pengembangan kemampuan siswa untuk sukses ujian nasional, terutama dalam pengembangan multiple intelligent ini. Sayangnya, pemahaman kita tentang aspek apa saja yang dapat melakukan hal tersebut belum sesuai dengan yang diperlukan.

Indikasinya, penambahan jam belajar yang sering melampaui batas toleransi dan kebebasan anak, mengubah proses pembelajaran menjadi Bimbingan test denagn konsentrasi Latihan soal dan melupakan proses-proses pembelajaran ideal, dll.

Berikut beberapa hal yang bertujuan untuk meningkatkan berbagai kecerdasan ganda.

1.Mengembangkan Kecerdasan Fisik (Physical Intelligence)
Ada tiga cara fundamental untuk mengembangkan kecerdasan fisik. Pertama,nutrisi/gizi yang bijaksana; kedua, olahraga yang seimbang dan teratur; ketiga, istirahat yang cukup, relaksasi, managemen stress, dan pola piker pencegahan.

Cara-cara ini sebenarnya telah diketahui secara umum, Tetapi sesuatu yang banyak diketahui secara umum belum tentu banyak dipraktekan. Jim Loehr dan Tony schartz menekankan dalam buku mereka, The Power of Full engagement, bahwa kunci mencapai kinerja tinggi dan pembaruan diri adalah mengelola energy, bukan mengelola waktu.

Nutrisi/gizi yang seimbang sangat penting bukan saja untuk memperoleh mengahsilkan energy dalam kalor (karbohidrat,lemak) namun juga sangat perlu untuk pergantian membangun sel-sel (protein) sebagai sumber nutrisi besar (macro nutrient) namun juga micronutrient yakni vitamin dan mineral seperti Zinc, Kalsium, Ferum, dll untuk memastikan semua asupan gizi tersebut dapat diolah dan tepat guna. Jika tidak, maka semua sumber gizi itu Cuma numpang lewat, menumpuk sebagai deposit lemak, atau bahkan menumpuk sebagai sampah di dalam tubuh, yang justru menjadi racun bagi efek gerak, blokir transmisi syaraf yang bisa berimplikasi pada berfikir lemah, lambat dan lemod.

Catatan khusus dalam masalah, ini, penelitian di salah satu SMA negeri di Jakarta Pusat menunjukan, 70 % siswa mengalami kesalahan gizi (malnutrisi), Bagaimana dengan peserta didik kita ? Apakah mereka berfikir lamban ?. Saya sering mengamati, untuk menirukan gerakan olah raga saja, anak-anak kita banyak yang mengalami kesulitan, apalagi kalau untuk melakukan hal-hal yang abstrak.

2.Pengembangan Kecerdasan Mental – IQ
Untuk mengembangkan IQ atau kapasitas mental, paling tidak ada tiga hal yang perlu dilakukan. Pertama, pembelajaran dan pendidikan yang sistematis dan disiplin; kedua, menumbuhkan kesadaran diri sehingga kita bias sadar terhadap asumsi-asumsi kita sendiri dan berpikir “diluar kotak” dan di luar zona kenyamanan; Ketiga,belajar dengan cara amengajar dan melakukannya (learning by doing).

Pertanyaannya adalah, jika berdasar test IQ anak-didik kita justru banyak yang mengalami penurunan IQ, ada apa dengan proses pendidikan kita ? Mungkinkah telah terjadi malpraktek pendidikan ? Coba bandingkan hasil IQ anak didik kita pada saat Kelas X dan Kelas XII, bagaimana hasilnya ? Hasil komparasi ini sangat bermanfaat bagi evaluasi total proses pendidikan yang kita lakukan.

Bagaikan pisau, kalau tidak diasah, pasti tidak akan tampil mengkilap dan tajam. Jika anak didik kita hanya dilatih dan diuji dengan soal-soal type C1, C2 dan paling banter C3 yang telah dibahas, bukan tantangan baru, maka hakekatnya Cuma dilatih mengingat jawaban atau jatuh ke tingkat C1 dalam taksonomi Bloom.

Oleh karenanya, penulis sangat menekankan agar BTA benar-benar memfokuskan pada soal-soal SPMB/UMPTN yang merupakan soal seleksi yang tingkat kesulitannya dari C1, C2, C3, hingga C6, sehingga mau tidak mau peserta didik kita “ketajaman pisau Otaknya” terus menerus diasah. Hal ini juga berguna untuk menghindari overlap, materi latihan seperti yang diberikan guru-guru mapel Ujian Nasional.

Satu hal yang perlu ditekankan disini, jangan terjebak pada nilai try out. Karena try out yang hasilnya bagus tetapi hanya berisi soal berulang, pada dasarnya dapat menjadi racun, sebab, tak seorangpun tahu bentuk soal Ujian Nasional sesungguhnya. Prediksi SKL seharusnya tetap mengacu pada teory probabilitas, dimana, semakin banyak variasi yang diberikan, maka Probabilitas ketepatan semakin tinggi.

3. Mengembangkan Kecerdasan Emosional-EQ
Ada dua hal yang menarik saat kita mempelajari literature mengenai kecerdasan Emosional dengan seksama. Pertama, betapa luasnya pengaruh EQ terhadap efektivitas jangka panjang kita. Kedua,EQ bias dikembangkan, namun, hal lain yang menarik adalah relative sedikit yang telah ditulis mengenai Bagaimana cara mengembangkan EQ.
Lima komponen utama kecerdasan emosional yang telah umum diterima adalah : pertama, kesadaran diri, yakni kemampuan untuk merefleksikan kehidupan diri sendiri, menumbuhkan pengetahuan pengetahuan mengenai diri sendiri, sab menggunakan pengetahuan tersebut untuk memperbaiki diri, serta untuk mengatasi kelemahan.; kedua, motivasi pribadi, yakni yang berkaitan dengan apa yang menjadi pemicu semangat seseorang, visis, nilai-nilai, tujua, harapan, hasrat dan gairah yamg menjadi prioritas-prioritas; ketiga, pengaturan diri , atau kemampuan untuk mengelola diri sendiri agar mampu mjencapai visi dan nilai-nilai pribadi; keempat, emphatic, kemampuan untuk memahami cara orang lain melihat dan merasakan berbagai hal; dan kelima’ kemampuan social dan komunikasi, yakni yang berkaitan dengan bagaimana cara mengatasi perbedaan, memecahkan masalah, menghasilkan solusi-solusi kreatif, dan berinteraksi secara optimal untuk mengejar tujuan-tujuan bersama.

Dari uraian tentang lima komponen EQ di atas, maka metoda-metoda kerja team, projek group, pendekatan tutor sebaya, merupakan cara-cara yang sangat mendekati untuk mengembangkan EQ.

4. Mengembangkan Kecerdasan Spiritual-SQ

Ada buku yang menarik tentang bagaimana mencapai kecerdasan spiritual dengan judul Tujuh Langkah mencapai kecerdasan spiritual. Steven R. Covey mengungkapkan ada tiga cara untuk emngembangkan kecerdasan spiritual (SQ) yakni: pertama, menyatu dengan nilai-nilai, keyakinan, an nurani tertinggi seseorang, dan membentuk hubungan dengan Allah SWT tak terbatas (taqorub-pen) ,; kedua, makna-memiliki keinginan untuk memberikan konstribusi terhadap orang lain dan pada tujuan-tujuan yang bermakna ; dan ketiga, suara-menyelaraskan pekerjaan kita dengan bakat atau pengaruh unik kita, dan panggilan diri kita.

Cara yang paling menggugah untuk mengembangkan kecerdasan spiritual adalah dengan mendidik dan mematuhi nurani kita. Madame de Stael menyatakan : “suara dan Nurani amatlah lembut sehingga amat mudah terabaikan, tetapi juga amat jelas sehingga tidak mungkin untuk disalahartikan.”

Realitas demikian bias kita tangkap dari sejarah para anbia, rasul, sahabat, bahkan para wali, yang sangat akrab dengan Tahanuts, Itikaf, dan sebagainya, untuk mendengar bisikan nurani yang sangat lembut ini. Sayangnya, berbagai training untuk mencapai Kecerdasan Spiritual, saat ini banyak menggunakan pendekatan "Ramai" naynyian, music, ilustrai film dan sebagainya, yang tidak memungkinkan untuk menangkap bisikan yang sangat lembut itu. Menyenangkan, tapi tidak sublime ! Bisa ditangkap dengan analisa fikiran tapi tidak dengan analisa bathin. Karena bathin punya logikanya sendiri.

Pendekatan Tasauf untuk hal ini, yaknia 5 obat untu hati (EQ dan SQ) Baca Quran dan merenungkan maknanya, Sholat malam, Bersahabat dengan Orang Shaleh, Puasa dan Dzikir Malam tentu lebih memungkinkan untuk meraih dan mendengarkan suara Nurani kita yang begitu lembut.

Dengan Total Strategy menghadapi Ujian Nasional ini, diharapkan anak-anak kita benar-benar siap Ujian nasional dalam segala aspeknya, baik aspek Fisik, Psikis, Akademis, dan spiritual. Sehingga mereka benar-benar siap sukses dan siap gagal. Dan dukungan keluarga sangat dibutuhkan.


Mudah-mudahan ada manfaatnya. Insya Allah.

Note : Penulis adalah Mantan Guru Kimia dan Pembina Preastasi SMA Islam T Huda Bumiayu, Mantan Tutor BLBK Lestari,Bimbel Teknos,Gama,GO, Salemba Group dan Sony Sugema College (SSC).

Tidak ada komentar: