MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Jumat, 15 Oktober 2010

DAILY ORIGINAL QOUTE FROM TUAN GURU


Bertanya kepada Embun Pagi dalam kemesraan pelukan dedaunan. Apa yang akan kau lakukan hari ini untuk dunia ? Embun menjawab : aku rela lepaskan kemesraanku bersama daun daun, aku rela jatuh ke bumi atau melayang di awan, agar dedaunan dapat bercinta dengan mata hari untuk menggelorakan alam dan menyimpan elan vital masa depan

Kuingin mencintai-Mu sesuai kriteria-Mu, Sebab mencintai dengan kriteriaku, belum tentu sesuai ridlo-Mu. Aku sangat membutuhkan-Mu termasuk Cinta-Mu.

(daili Original Quote by Darwono Tuan Guru)

DEMONSTRASI AKBAR 20 Oktober 2010

NKK (1978) mulai menampakan hasilnya, puncak-puncak birokrat dan beberapa lapisannya dikendalikan , mereka kutu buku-kutu buku dan penghuni menara gading yang kemudian terjaring (melalui screening pns) sebagai Loyalis Soeharto dan Golkar. Reformasi membuat Kader kader Soeharto di Militer dan politik telah berdiaspor dan berkamuflase, sekarang mengibarkan bendera : Soeharto pahlawan mereka.

Selain suksesi kepemimpinan nasional, juga harus dilakukan suksesi birokrasi Cipil, Militer dan POLRi untuk membersihkan Loyalis-Loyalis Soeharto, sehingga perbaikan semua aspek dapat dilakukan sepenuhnya, tidak sekedar kamuflase.

Bergerak Kompak,
Sampaikan Aspirasi dengan Hati Nurani,
Kendalikan Emosi ,
SELAMAT DEMONSTRASI
SEMOGA ALLAH MEMBUKA HATI PENGUASA NEGERI INI !


Inspiratif dan tidak, bukan tergantung pada kata-kata berbunga, kalimat sederhana yang mengena, jauh lebih punya makna. Motivasi tidak harus dibangun dengan luapan-luapan emosi, sentilan manusiawi lebih punya presisi. (Darwono Tuan Guru : Mengubah Arang Menjadi Intan)



OBAT HATI KE TIGA

Sebagai obat hati ke tiga dalam wacana tausauf, adalah bergaulah dengan orang sholeh. Teman bergaul adalah barometer untuk melihat siapa diri kita. Untuk menilai seseorang, lihatlah siapa temennya. Hal ini dikarenakan sahabat dapat mempengaruhi diri kita. Beras akan menjadi putih bukan karena tertimpa alu, tetapi karena gesekan sesama (disosoh).

Beriringan dengan sahabat yang baik, seperti beriringan dengan pemakai parfum. Jika tidak kebagian parfumnya, maka kita terkena aroma wanginya.Beriringan dengan sahabat yang pecundang, tentu seperti berjalan dengan orang yang membawa bangkai, kalau tidak terkena najisnya, pasti kebagian bau busuknya.

Bersahabat dengan orang sholeh, tentu saja diharapkan "tertular" sayangnya, kadang kita salah dalam menentukan kriteria kesalehan seseorang. Image atau gambaran kita tentang orang sholeh, terstereotype pada orang yang berjubah, berjenggot dan diam bersimpuh di mesjid san sejenisnya.

Orang-orang yang sholeh, dalam Q.S Ali Imron ayat 113 - 114 memiliki ciri-ciri :
1. Beriman kepada Allah dan hari akhir. Ini bis di jabarkan melalui ayat "barang siapa yakin akan perjumpaan dengan tuhannya, maka hendaklah beramal sholeh dan janganlah mensuarikatkan allah daengan sesuatu apapun dalam beribadah" (Q.S. Alkahfi : 110).

2. Amar Ma'ruf Nahi Munkar, menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran. Orang sholeh bukan orang yang selalu diam, bukan orang yang mendiamkan dan acuh tak acuh terhadap kehidupan sosialnya. Dia akan tampil menyuruh berbuat yang makruf dan tidak segan-segan mencegah kemungkaran. Tentu saja dalam melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar ini di akan selalu "bilhikmah, wal mauidzotil hasanah, wajadilhum billati hiya ahsan. Sahabat yang sholeh, selalu melakukan kontrol kita dengan mekanisme amar ma'ruf nahi munkar. Dia tidak akan membiarkan kita terjerumus pada lubang hina kehidupan. Ia berani mengatakan jangan atau pun tyidak pada hala-hala yang tidak seharusnya kita lakukan. Say No to Corruption, ext.




3. Bersegera melakukan kebaikan. Fastabiqul khoirot adalah ciri keshalehan seseorang. Di tengah dunia yang ternyata dihuni 1.000.000.000 orang mengalami kelaparan khronis (Lihat tulisan di bawah). Memberi makan kepada mereka yang kelaparan adalah kebaikan yang riil, jihad untuk merusaha memenuhi kebutuhan dasar satu milyar saudara kita itu, adalah Jihad yang riil yang perlu kita lakukan bersama-sama. Dan tentu saja, karena kelaparan itu juga diakhibatkan pada sitem pengendalian pangan yang ada disegelintir kelompok, yang memdewakan kompetisi dan fondamentalisme pasar, maka menegakkan paradigma ber amal, berzakat, berinfak, bershodaqoh dan menebar kasih sayany sesama adalah jihad menapaki "jalan mendaki" yang merupakan jalan kemuliaan. Amar makruf nahi munkar dalam system pengendalian pangan, kedaulatan pangan dan ketahan pangan, juga merupakan jihad yang riil untuk dapat membebaskan 1.000.000.000 saudara kita yang kelaparan khronis.

4. Ciri keshalehan lainnya adalah Jujur. Jujur dalam beritikad, berniat, bertindak dan berfikir. Kamuflase-kamuflase dalam diri, justru akan memperkuat perasaan dikejar dosa, yang pada akhirnya menghasilkan kontroproduktif dalam kehidupan. Sahabat yang saleh akan jujur menilai diri kita demi keselamatan kita. Dia tidak akan ABS (asal Brother senang), dia akan ,mengatakan yang benar meskipun sahabatnya merasakan sebuah kepahitan.

5. Konsisten pada pengkajian ayat-ayat Allah dan ibadah malam. Hikmah hal ini telah diuraikan pada tulisan sebelum ini (Obat Hai I dan II). Sudah barang tentu, karena karakternya yang amar ma'ruf, sahabat yang saleh akan senantiasa mengajak dan bahkan memfasilitasi pada konsistensi ini kepada sahabat-sahabatnya. Dengan demikian kita juga dapat berproses untuk menjadi mulia dalam maqom-maqom kita.

Mudah mudahan kita mendapat sahabat orang sholeh, dan kita menjadi orang Sholeh.

Insya Allah.


KELAPARN, SUMPAH DAN SUKSESI


Together We Care, bersama kita peduli, barangkali itulah hal yang harus kita lakukan dalam meperinagti Hari Pangan Se Dunia, 16 Oktober 2010. Hal ini mengingat, di balik dunia yang terasa semakin glamour, dengan berbagai pesta dengan sejumlah makanan tersisa yang mubadzir, dunia saat ini dihadapkan pada kenyataan bahwa "1.000.000.000 orang hidup dalam kelaparan khronis"

Hal yang dibangga-banggakan penganut fondamentalisme pasar dan kompetisi bebas dalam bidang pangan khususnya, justru semakin membuat akses terhadap pangan bahakan lebih luas lagi dalam ketahanan pangan semakin terancam. Kebebasan produksi dan distribusi pangan di tangan para kapitalis neoliberal, memang meningkatkan produksi pangan, namun produksi pangan tersebut bukan berakibat terpenuhinya kebutuhan pangan umat manusia, karena peningkatan itu untuk peningkatkan berbagai industri yang menggelembungkan aset-aset kapitalis.



Jika kondisi ini terus dibiarkan, bahkan diperkokoh dengan liberalisasi sektor pertanian dimana SBY sebagi inisiatornya hasilnya adalah pengendalian pangan ada di tangan segelintir "gurita-gurita pangan" maka jumlah orang-orang yang kelaparan kronis akan semakin semakin tinggi. Sebagian orang-orang tidur nyenyak dalam kekenyangan sementara sebagian lain tidak bisa tidur karena kelaparan. Sebuah kondisi yang dapat menafikan keimanan seseorang.

Betapapun fakta dan realitas pahit telah berbicara, jangan pernah berharap muncul kepedulian sosial dari para pengusung fondamentalis pasar - neolib. Jika tata dunia, masih dikendalikan penganut paham ini, maka angka-angka peningkatan produksi panganlah yang akan selalu dipaparkan. Oleh karenanya, kebersamaan orang-orang yang peduli pada realitas pahit dampak fondamentalisme pasar untuk memenangkan solidaritas sosial atas kesombongan individualisme perlu diperkokoh. Demikian juga yang akan terjadi di negara kita.


Bagi bangsa Indonesia, yang akan melakukan suksesi kepemimpinan Nasional pada 2014, maka Bersama Kita Peduli, yang telah mengakar di bumi pertiwi dalam wujud gotong royong perlu menjadi isue sentral yang harus terus dikampanyekan. Blow up kepemimpinan pengusung Neolib yang telah dilakukan perlu mendapatkan buffer yang memadai dari pendekar-pendekar solidaritas sosial.

Kehancuran perekonomian Amerika serikat dan negara-negara penganut fondamentlisme pasar yang diberi label krisis global dapat dijadikan fakta penguat untuk kembali ke rel gotong royong dalam mewujudkan kedaulatan pangan dari, oleh dan untuk rakyat Indonesia seluruhnya dan sepenuhnya.



Saat ini kita juga sudah dapat melihat, betapa rerformis-reformis gadungan, bunglon-bunglon politik, telah membuat negeri ini berkutat dalam krisis berkepanjangan yang semakin mengenaskan. Bagaikan pohon, kita telah terbakar habis menjadi arang. Walaupun demikian kita msaih tetap punya harapan bahwa arang kehidupan bangsa dapat berubah menjadi Intan kemuliaan, jika kita mau bersama-sama memprosesnya dengan brtekad untuk tidak terjerembab dalam lubang yang sama untuk ke dua kalinya.



Moment Sumpah Pemuda 28 Oktober 2010 dapat dijadikan tonggak kebangkitan pemuda dalam upaya mewujudkan kedaulatan bangsa yang telah tergadaikan akibat ketergantungan kepada asing. Moment itu adalah saat yang tepat bagi Kita untuk menyampaikan argumen yang tepat agar rakyat kembali pada jati diri bangsa Indonesia, yang ramah, penuh harga diri, dan jauh dari mentalitas pengemis.


Sukesei dari orde lama ke orde baru, dari orde baru ke "orde reformasi" berlangsung melalui "huru hara" politik, bahkan diwarnai dengan "tragedi Nasional" dan kita bersama tahu, hasil hiruk pikuk itu adalah kepemimpinan yang takluk bertekuk lutut pada kepentingan asing.


Suksesi 2014, harus diawali dengan koreksi total mulai dari koreksi paradigma kepemimpinan itu sendiri, yakni kepemimpinan yang berorientasi pada kekuasaan, menjadi kepemimpian yang berorientasi pengabdian, berorientasi pada berkah Ilahi. Dan penyadaran yang terus menerus supaya rakyat tidak mudah terpedaya kepada m,ereka yang "tebar pesona" untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Insya Allah Bisa.

Tidak ada komentar: