MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Sabtu, 04 Mei 2013

SELAMATKAN PENDIDIKAN INDONESIA

Tragedi pendidikan Indonesia terbesar bukanlah ketiadaan dana dan fasilitas, ketimpangan kesejahteraan PNS dan swata, kebocoran UN maupun tingginya drop out, tragedi pendidikan terbesar adalah ketika para Intelektual kampus, para profesor, para rektor mampu ditarik untuk melakukan tindakan korup oleh oknum anggota DPR yang nota bene seorang selebritis. Karena tindakan korup ini telah mencabik-cabik integritas intelektualitasnya yang seharusnya selalau berjalan pada norma, hukum dalil, axioma kebenaran. Pendidikan sangat penting bagi eksistensi suatu bangsa karena terkait dengan kualitas sumberdaya Insani untuk masa depan.Terbukti negara yang system pendidikannya amburadul sumberdaya Insaninyapun tergolong berkualitas rendah, contohnya Indonesia. Menyelamatkan pendidikan Indonesia tentu saja sangat terkait dengan penguatan penyelenggara pendidikan utama kita (Pemerintah) sebagai eksekutif dan mitra pemerintah terkait dengan masalah pendidikan di DPR (Komisi X) sebagai pilar legislatifnya. Pendidikan Indonesia saat ini kita sadari bersama dalam kondisi begitu carut marut. sehingga pelaksanaan Ujian Nasional sebuah moment rutinitas pendidikan kita di tiap tahun ajaran pelaksanaannya begitu amburadul. Tentu saja kita selayaknya tidak menyalahkan pemerintah sebagai-satu-satunya pihak yg bertanggung jawab.Mitra pemerintah di DPR pun layak dipertanyakan kinerjanya sebab merekalah yang semestinya bahu membahu membangun sistem pendidikan yang kokoh untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanah konstitusi Apakah Komisi X yang semestinya juga bertanggung jawab atas pendidikan bangsa tidak melakukan kinerja yang semestinya ? Bisa saja iya. Apalagi mengingat di komisi ini mayoritas anggota DPR dari kalangan celebritis nongkrong. Masalahnya, apakah kehadiran artis di komisi X yang boleh jadikedepannya akan menjadi mayoritas di komisi yang menangani pendidikan itu tepat mengingat kesibukan mereka bahakan hingga kejar tayang ? Apakah memikirkan, mengawasi, mengevaluasi masalah pendidikan dan kebudayaan hanya dilakukan sambilan mengingat pendidikan sangat terkait dengan masa depan bangsa ? Jika tidak, masihkah bengsa ini memilih para artis yang pada umumnya mengincar kursi di komisi X ? Apakah rakyat akan mempertaruhkan masa depan bangsa hanya karena popularitas ? Sudah barang tentu hal ini kembali kepada pemilih sendiri, tapi apakah kita orang-orang yang sadar akan kelemahan ini akan diam saja tan tindakan berarti bagi perbaikan ke depan ? Pertanyaan-pertanyaan ini tentu berpulang kepada kita semua dalam menjawabnya. Saya melihat bukan sekedar komitmen persentase dana APBN untuk memperbaiki pendidikan, tetapi dari paradigma dan hal mendasar, seperti filosofis pendidikan, visi, misi pendidikan beserta seluruh komponennya yang benar 2 harus difikirkan bersama. Oleh karenanya justru saya berharap banyak rekan rekan pendidik, asatidz, kyai, ulama yang dapat terpilih menjadi anggota DPR dan bersama sama membangun sistem pendidikan Nasional yang sesuai dengan bangsa yang berketuhanan yang Maha Esa dan berbineka. Karena sudah sewajarnya pendidikan diperjuangkan oleh pendidik. Dan pendidikan adalah kunci kemajuan sebuah bangsa. Bagi saya, siapa saja boleh jadi Caleg. Rakyat yang memilih. kita semua punya tanggung jawab moral memberikan pembelajaran politik cerdas sehingga rakyat dapat memilih calon yang memang dibutuhkan untuk perbaikan Indonesia ke depan diberbagai bidang : Pendidikan, Sosial, Agama, keamanan , Ekonomi, Hukum dll. Sekali lagi, semua kembali kepada pemilih. Kewajiban kita adalah memberikan pembelajaran politik terutama kepada pemilih pemula. Agar tidak mudah terpesona dengan keartisan dan ketenaran Caleg. Semoga Allah membimbing bangsa ini dan memberi pertolongan bagi kita semua. Keberadaan para artis di DPR yang banyak ditulis : cuma diam kalau rapat, cuma akting manggut manggut seperti ditulis Gilang Ramadhan pada tweetnya, bahakan ada yang menulis sibuk mengamati bulu mata dll tentu sangat disayangkan apalagi kalau harus berurusan dengan masalah pendidikan bangsa, masa depan generasi muda sebagai sumber daya Insani Indonesia masa depan. Sebagai guru, saya memilih akan fokus perjuangan jika di DPR nanti, tentu yg terkait dengan pendidikan. Masalah ini begitu komplek dan carut marut padahal masalah pendidikan terkait dg sumber daya manusia yg menentukan kualitas daya saing suatu bangsa. Keemahan komisi X yg ternyata mayoritas artis yg super sibuk nongkrong disini tentu tidak dapat memberikan check and balance sbg mitra pemerintah di bidang pendidikan. Apalagi jika ditelisik kinerjanya yg disoroti media masa banyak diam, sibuk mengamati bulu mata, atau paling spt yg ditulis Gilang Ramadan dlm twitternya, paling akting manggut manggut. Biarpun harus bersaing dg ketenaran para artis, penyadaran politik kp murid murid sy selama 25 tahun menjadi guru saya yakin mampu mengatasinya. Dan alhamdulillah para murid telah bergerak, rekan rekan guru, sahabat penggerak majlis taklim, ikhwan alumni Budi Mulia, sahabat Alumni HMI, sahabat Alumni Jama'ah Shalahuddin (LDK UGM) , KPMDB (Brebes), Kappemaja (Jatibarang Brebes) sahabat sahabat Facebook juga. Mohon doa restu agar Allah memudahkan segalanya. Terima kasih dan apresiasi setinggi tingginya saya sampaikan kepada murid-muridku yang telah melakukan gerakan aksi mendukung saya. Karena bapak mengikuti pemilihan anggota DPR terkait dengan pendidikan politik cerdas, jujur dan bermoral, maka seluruh kampanye yang kalian lakukan pun bapak harap harus mengikuti peraturan yang benar baik tempat, waktu dan cara . Jika kita melakukan semua dengan benar, insya Allah pertolongan Allah benar-benar nyata. Sekali lagi bapak memberikan Apresiasi yang tinggi atas apa yang kalian lakukan. Semoga, pada saatnya nanti, kalian menjadi negarawan-negarawan yang bijak dan sukses. We know you, we trust you Pak Guru. ! ****************** Jazaakumullahu khoirom katsiron.

Tidak ada komentar: