MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Senin, 04 Mei 2009

KOALISI ANTI HATI DAN ANTI FIKRI


Pengerucutan koalisi menjelang pemilihan presiden mendatang semakin menampilkan dua sisi koalisi yang sama-sama memprihatinkan. Di suatu sisi koalisi menampilkan koalisi Antihati, di sisi lain muncul koalisi Antifikri, anti logika sehat.

Koalisi antihati muncul dengan adanya partrai –partai, yang dengan posisinya, memilih pendamping calon wakil presidennya dari kalangan mantan militer yang diduga berlumuran darah tangannya dari kasus semanggi dan kasus penculikan-penculikan aktivis menjelang reformasi. Koalisi ini juga mempertegas kegamangan terhadap supremasi sipil , karena partai-partai yang membentuk koalisi ini justru memback up dirinya dengan mantan militer yang diduga menumpahkan darah anak-anak negeri untuk melanggengkan status quo di massa lalu. Koalisi ini sungguh melukai hati keluarga para korban dan anak-anak negeri yang mencintai demokrasi.

Sementara itu, birahi kekuasaan telah mematikan fikiran sehat bangsa ini dengan tidak malu-malu melacurkan diri atas ucapannya, tindakannya, dan kritiknya terhadap status quo saat ini yang justru dinilai gagal mengemban amanah rakyat. Dimanapun juga, rezim yang gagal tentu harus diganti agar kehidupan rakyat menuju perbaikan bias diupayakan.

Sungguh sangat ironi, kritik, koreksi, bahkan kecaman yang selama ini dijadikan alat untuk meraup suara rakyat pada pemilu Legislatif atas kegagalan status quo, justru saat ini berubah menjadi dukungan hanya karena mengaharap pembagian jabatan-jabatan. Logika mana yang bisa menerima alasan atas tindakan ini.

Kita memahami, politik ujung-ujungnya adalah kekuasaan, namun kekuasaan yang dibangun dengan mematikan hati dan mengamputasi logika sehat bisakah kita harapkan kemanfaatannya bagi bangsa ?

Wahai mahasiswa, pelajar, pemuda dan siapa saja yang masih menginginkan negeri ini hidup dengan hati dan berdegup dengan fikiran sehat, Orde reformasi telah menghianati kita, bersatulah, rancang perubahan dan bekerjalah bersama rakyat untuk perbaikan negeri ini.

Mungkin bukan saat ini, kita perlu bersabar 5 tahun mendatang. Biarlah sejarah mencatat partai-partai mana yang lacut dalam ujian, dan partai-partai mana yang bertahan untuk mengawal demokrasi, meski tidak menjadi bagian dari Rezim Antihati atau Antifikri.

Tidak ada komentar: