MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Sabtu, 01 Agustus 2009

DARWONO’S HYPOTHESA

Mewabahnya berbagai penyakit viral (Viral Diseases) yang bersifat pandemic (menyebar di seluruh pelosok dunia) memunculkan berbagai dugaan adanya mata rantai mutasi dari “virus” induk menjadi mutan-mutan virus baru dari yang sedikit berbeda hingga berbeda sama sekali sifat-sifatnya dengan virus asalnya.

Melalui pendekatan teoritik, munculnya mutan-mutan virus ini dapat dipahami, bahkan tidak hanya virus, berbagai mutan dari berbagai organisme di muka bumi ini juga bisa diprediksikan kemungkinan perubahannya. Teori asal usul kehidupan, Urey, Mutasi, hingga Teori Evolusi dan Ekologi dapat menjelaskan fenomena mutakhir.

Inti dari teori asal usul kehidupan adalah bahwa bumi, atmosfir, laksana tabung reaksi dari Laboratorium Alam tempat terjadinya berbagai reaksi yang memunculkan kehidupan di Bumi. Harold Urey yang kemudian diteruskan oleh muridnya Muller, membuktikan adanya reaksi-reaksi tersebut.

Dipandang dari teori Mutasi, di alam terjadi mutasi spontan, yang diakhibatkan oleh adanya mutagen-mutagen alam seperti panas, radiasi sinar kosmis, batuan radioaktif, sinar ultraviolet, radiasi dan ionisasi internal mikroorganisme, dan kesalahan DNA dalam metabolisme. Sifat-sifat yang diwariskan oleh mutasi alam umumnya resesif, serta merugikan mutasi sendiri dan keturunannya. Umumnya mutasi ini bersifat letal (menyebabkan kematian bagi mutan). Mutan yang dapat bertahan hidup adalah mutan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya varietas baru. Jika mutan terus mengalami mutasi dan menghasilkan turunan yang adaptif dengan lingkungan maka pada suatu ketika akan dihasilkan turunan yang sifatnya sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya. Turunan baru ini akan mewariskan sifat barunya kepada keturunannya. Boleh jadi genotif dan fenotif sudah berbeda dengan nenek moyangnya. Dihasilkannya turunan baru melalui proses mutasi ini, merupakan salah satu mekanisme evolusi.

Fenomena Global warming, dimana terjadi peningkatan panas secara global akibat proses reradiasi panas terhalang oleh selimut gas rumah kaca (Green House Effect), Black hole, menipis dan berlubangnya lapisan ozon yang kian meluas, memungkinkan sinar ultraviolet menerobos ke bumi dengan intensitas tinggi. Dua fenomena ini ditambah fenomena lain terutama teremisinya kemikalia mutagenic (yang menyebabkan mutasi) seperti DDT, BHC, Agen Alkilase, Asam Nitrit, Hidrosil amin dll, menjadikan proses mutasi spontan mengalami booming.

Benang merah uraian di atas adalah, terdapat hubungan yang korelasional antara kondisi lingkungan dengan munculnya mutagen-mutagen mikroorganisme baru penyebab penyakit baru. Jika ini terbukti, maka prediksinya adalah, akan muncul penyakit-penyakit baru baik Viral maupun bacterial yang berbeda dengan apa yang sudah kita kenal selama ini. Bahkan berbagai vaksin yang selama ini diandalkan untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut, boleh jadi tidak ampuh lagi, karena virus maupun bakteri yang ada sifatnya sudah berbeda.Dengan demikan kehidupan di bumi ini menjadi sangat terancam. Laboratorium-laboratorium manusia TIDAK mungkin berpacu dengan LABORATORIUM ALAM.

Kita hanya tinggal menunggu, suatu zaman dimana kita tidak bisa berlindung kepada apapun dan siapapun, kecuali mengharap Perlindungan-Nya. Laa khaula walaa quwwata illa billahil aliyyil adziim.Allahu Waliyuna, Allah lah pelindung kita

Tidak ada komentar: