MEMBANGUN PEMIKIRAN KEAGAMAAN DENGAN PARADIGMA KERAHMATAN UNTUK HIDUP BERDAMPINGAN DALAM HARMONI
MISI
Minggu, 23 Agustus 2009
OLD MAN BALLAD
LELAKI DENGAN SAJADAH KUMAL
Lelaki tua di tebing pantai nan terjal
menatap ngungun bahtera yang berlayar meninggalkannya
mengarungi riak, alun, dan puncak-puncak ombak bergantian
Entah menuju kemana
Yang pasti sauh telah dicabut,
dan angin buritan membawanya ke tengan samudra
Tak mungkin ditahan lelaki tua
di tebing pantai nan terjal,
yang hanya bebekal sajadah kumal
Lelaki tua yang ngungun akhirnya tersungkur,
di tebing pantai yang terjal hanya bisa membelai
satu satunya yang ia bawa,
sebuah sajadah kumal
Dingin menohok lelaki di atas sajadah kumal
di tebing pantai yang terjal
Dia mengigau tentang kidung samudra raya
dalam guru lagu macapat maskumambang
memanggil pendar cahaya
untuk menyalakan pelita di hatinya
Tapi malam terlalu kelam
dan badai daratan yang kejam,
menghempaskan dirinya bagai kapas
terjerembab di kegelapan lautan ,
Lelaki tua berteriak ketakutan :
Ely ... Ely..... Lamma Sabachtani
dan tidur meninabobokan kengerian
Lelaki tua bersajadah kumal
terdampar di buritan sebuah kapal
berbendera hijau bertuliskan :
"Kami Bukan Teroris, Kami Sekedar Menuntut Keadilan"
Tersadar masih punya harapan,
Lelaki tua menangis syujud syukur,
di atas sajadah kumal
Yang ia bawa sebagai kesaksian.
Kepada semua anak kapal,
Lelaki tua bersajadah kumal,
bercerita tentang makna beda kadar garam lautan
bagi elan vital kehidupan
Lalu menatap satu persatu awak kapal
dengan senyum ramah dia tanyakan berulang :
"Maka nikmat Tuhan Kamu yang Manakah yang kamu dustakan ?"
"Fabiayyi aalaa irobikuma tukadziban ?"
"Where is God Blessing that you have been Lie ?"
"Maka nikmat tuhan Kamu yang manakah yang kamu dustakan ?"
Lalu gemuruh badai menggoncang perjalanan kapal
Mereka larut teriakan teriakan Takbir : Allahu Akbar !
Lelaki tua bersajadah kumal,
Tetap khusyu dalam doa Nuh menyongsong perjalan ke puncak kebaruan
"Bismillahi Majreha Wamursaha, Inna Robbi Laghofuururrahiim"
Dan dia selamat dipuncak bukit Judd, Puncak kebaruan kehidupan"
Dalam cahaya seribu bulan
Jakarta, 2 Ramadhan 1430 H
Ramadan Fasting Reflection on second day, 23th August 2009.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar