MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Jumat, 19 Oktober 2012

PRESIDEN GURU DAN TENUNAN KEBANGSAAN

Ada mitos bahkan hingga dirindukan saat ini, bahwa pemimpin sejati hanya monopoli datang dari kalangan militer. Dalam realitas sejarah dunia, pemimpin pemimpin besar justru dalam sejarah hidiupnya pernah melalui sebagai guru/pendidik. Ini dapat dipahami, karena memimpin pasukan militer sesungguhnya lebih mudah karena dalam militer berjalan hukum instruksional, kepemimpinan sangat mekhanis. Tidak ada kata mendepat dalam militer. Komando menyerukan kanan, semua serempask melangkahkan kaki kanan, sungguh dimudahkan oleh sistem.
Sedang pendidik/guru harus menghadapi berbagai karakter yang tidak diatur sebagai sistem instruksional/mekhanik, yang memang, kondisi seperti inilah yang ada dalam masyarakat dalam sebuah negara. Oleh karena itu, wajar saja jika banyak pemimpin militer yang tegas, tetapi jauh lebih banyak Pemimpon besar yang melaui hidupnyaa sebagai guru/pendidik. Jadi saatnya Indonesia memiliki pemimpin berlatar belakang pendidik/guru. Dari berbagai latar belakang sudah pernah ada dan beginilah hasilnya. Pemilu 2014, kita Pastikan Memilih Presiden yang Pendidik.
Doktor Anis Basnedan rektor Universitas Paramadina Jakarta, Pendidik yang menjadi Inspirator bagi kaum muda dalam memajukan bangsanya melalui pendidikan, dinilai paling kapabel dalam menyelesaaikan masalah bangsa. Tribunenews mwnulis : "Dalam penilaian pada dimensi kapabilitas dan kapasitas intelektual dalam menyelesaikan persoal an bangsa tersebut, lima besar kandidat muda yang memperoleh poin terbesar adalah Anies Baswedan (80,5)". Coba kita simak pidato Doktor Anis pada video berikut : Visi kenegaraan Anis Baswedan terkait dengan kebinekaan Indonesia, Anis menggambarkannya sebagai "Tenun Kebangsaan". Pemahaman Tenun Kebangsan menurut Anis adalah : Tenun Kebangsaan itu dirajut dengan amat berat dan penuh keberanian. Para pendiri republik sadar bahwa bangsa di Nusantara ini amat bhineka. Kebhinekaan bukan barang baru. Sejak negara ini belum lahir semua sudah paham. Kebhinekaan di Nusantara adalah fakta, bukan masalah !
Tenun kebangsaan ini dirajut dari kebhinekaan suku, adat, agama, keyakinan, bahasa, geografis yang sangat unik. Setiap benang membawa warna sendiri. Persimpulannya yang erat menghasilkan kekuatan.Perajutan tenun inipun belum selesai. Ada proses yang terus menerus. Ada dialog dan tawar-menawar antar unsur yang berjalan amat dinamis di tiap era. Setiap keseimbangan di suatu era bisa berubah pada masa berikutnya.
Dalam beberapa kekerasan belakangan ini, salah satu sumber masalah adalah kegagalan membedakan "warga negara" dan "penganut sebuah agama". Perbedaan aliran atau keyakinan tidak dimulai bulan lalu. Usia perbedaannya sudah ratusan -bahkan ribuan- tahun dan ada di seluruh dunia. Perbedaan ini masih berlangsung terus, dan belum ada tanda akan selesai minggu depan.Jadi, di satu sisi, negara tidak perlu berpretensi akan menyelesaikan perbedaan alirannya. Di sisi lain, aliran atau keyakinan bisa saja berbeda tapi semua adalah warga negara republik yang sama. Konsekuensinya, seluruh tindakan mereka dibatasi oleh aturan dan hukum republik yang sama. Di sini negara bisa berperan. Negara memang tidak bisa mengatur perasaan, pikiran, ataupun keyakinan warganya. Tetapi negara sangat bisa mengatur cara mengekspresikannya. Jadi dialog antar pemikiran, aliran atau keyakinan setajam apapun boleh, begitu berubah jadi kekerasan maka pelakunya berhadapan dengan negara dan hukumnya.
Anda ingin Tenun Kebangsaan ini Utuh dan Indah ? Ingin berpartisipasi mendukung presiden RI berlatar belakang pendidik ? Guru Bangs ? Presiden yang kita idamkan ? buka saja : http://www.facebook.com/PresidenIdamanKita

Tidak ada komentar: