MEMBANGUN PEMIKIRAN KEAGAMAAN DENGAN PARADIGMA KERAHMATAN UNTUK HIDUP BERDAMPINGAN DALAM HARMONI
MISI
Kamis, 10 Juli 2014
Pilpres 2014 Prediksi Puitikal dan Rasional
Selas, 8 Juli 2014, ba’da sholat maghrib, jama’ah tertentu dikumpulkan di satu ruang sementara jama’ah yang terindikasi berseberangan tidak diundang. Sehingga kami yang ada di mesjid pun jadi berdiskusi. Entah apa yuang diubicarakan, yang pasto dari hari-hari sebelumnya memang nampak mesjid itu diginakan untuk mempromosikan salah satu capres dan memojokan Capres lain.
Kami pun mengirim ke beberapa teman SMS singakt : Disini ada serangan senja. Rupanya terjadi perubahan Strategy penyerangan pada pilpres 2014 ini. Yang biasanya menggunakan serangan fajar, berubah menjadi serangan Senja, tepatnya serangan melalu buka bersama, ceramah jelang buka bahkan ceramah tarawih. Kebetulan salah satu Jama’ah bertanya tentang upaya-upaya haram yang dilakukan dalam upaya memenangkan pencapresan, kami jelaskan bahwa penggunaan mesjid bauk melalui ceramah tarawih maupun kegiatan lain yang dimaksudkan untuk kampanye adalah terlarang, juga pemberian uang (money politic) diharamkan MUI. Jika itu dolakukan maka itu adalah cara-cara haram, yang berarti juga menghalalkan segala cara, jika calon demikian menang maka kemenangan itu tidak berkah, Indonesia tidak akan berkah.
Melihat fenomena demikian, sambil menunggu isya kamipun menulis puisi, yang ternyata kontennya adalah prediksi puitikal tentang Pilpres. Berolit puisinya :
KALAM HITAM JAHANAM
Senja menancap gelap,
saat kelebat bayang iblis
menabir cahaya
Anggur yang kau tabur,
menyusur dengkur pungkur sahur
Hingga kemilau malam seribu bulan
Kau rajam melebam kelam
Kalam hitam yang kau ketam
mewujud muara dendam kejam
Dimana hujan menjelma bandang’
dimana kehangatan
mengobarkan jahanam
Dan angin sorga yang kau janjikan
hanyalah sepoi angin buritan
Dimana kekuatan kerelaan
tak dapat kau bekukan
terus mengalir mengukir witir
hingga salam menemukan mahkotanya
dan kemenangan menduduki singgasananya
Meski disini ada serangan senja saudara
Rabu, 9 Juli 2014, beberapa saat sebelum mencoblos, sambil mengamati kertas suara, kami berdoa, semoga yang kami pilih dapat membangun Indonesia penu berkah. Demikian juga saat shalat dhuhur, kami mohon keberkahan untuk seluruh bangsa Indoneia.
Seusai sholat, seorang jama’ah menanyakan tentang proses pencoblosan, kami tunjukan 2 jari kami yang bertanda tonta ungu. Memang seusai noblos kami celupkan 2 jari ke tinta, dan kami foto lalu kami upload, sebaga pertanda keyakinan kami akan kemenangan capres nomor 2. Kami yakin dari hampir 200 juta pemili pada pilpres 2014, yang memilik tanda 2 jari ungu hanya kami (ada yang lain ?).
Sambil leyeh-leye kami berfikir dan kami ketok langsung ke status facebook kami. Kali ini kami tulis prediksi Rasional berjudul : “ GREY AREA FIGHTING”, Bagi Grass Root dan Elit, pilihan telah dijatuhkan sesuai loyalitasnya.
Pertarungan sesungguhnya ada di Grey Area yg didominasi oleh strata sosia MENENGAH. Kelompok ini kritis, rasional dan lebih melihat substansi bukan artificial, instrumen pengambilan keputusan dapat berasal dari materi debat dan realitas ke karyaan yang liabel, artinya krn ini terkait mengelola negara, maka akan dilihat bgmn karya mengelola negara sebelumya, bukan melihat prestasi perangnya. Demikian juga dalam hal debat, kelompok ini akan mengkritisi isi dan menghindari bias kemasan.
Dari dua hal itu JOKOWI lebih punya makna di mata kelompok menengah itu. Keberhasilan mengelola kota Solo hingga dipercaya berulang adalah bukti keberhasilannya. Lompatan prestasi membuatnya berada di klas akselerasi dari walikota melompat ke Gubernur dan ke Capres, semua bukan dia yang meminta, Jokowi hanya mencoba memenuhi harapan masyarakatnya. Dan bagi Jokowi yg dibesarkan di lingkungan yg biasa MELAYANI RAKYAT (kakeknya dipilih jadi lurah berulang kali) tentu akan menangkap harapan rakyat sebagai AMANAH untuk dilakukannya.
Ditinjau dari debat Jokowi menampilkan esensi yg substantif yg memang dibutuhkan bangsa ini, apalagi justru pada debat terahir Jokowi menunjukan kelasnya dan sangat ” know How” dengan Sustainabe Development yang memang sedang menjadi main stream pembangunan dunia yg menhadapi krisis lingkungan. Dengan background sebagai ahli manajemen kehutanan dan memimpin kota hingga menerima adipura Jokowi benar-benar mendominasi debat.
Dengan realitas itu, Jokowi memenangkan pertarungan di Grey Area ini, yang akan berkonsekuensi pada kemenangannya secara keseluruhan. Insya Allah. Itulah prediksi rasional kami sebelum hingar bingar quick Count kami dengar.
Sekilas info : DUNIA KEILMUAN DIINJAK INJAK
Empat Lembaga Survey yang Pro kepada salah satu pasangan capres/Cawapres bermasalah. Dua diantara Lembaga itu dimiliki oleh 2 diantara timses pasangan tersebut. Satu dikenal sebagai Kriminal data, dan satunya tidak memiliki kredibilitas.
Seperti pada status di laman (page) Facebook kami (Darwono Tuan Guru) beberapa lalu, bahwa yang kami khawatirkan adalah paradigma, cara berfikir yang tidak benar (manipulatif dll0 seperti ini. Karena dampaknya sangat serius bagi bangsa di masa datang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar