MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Kamis, 25 Januari 2018

RELEVANSI INSTRUKSI GUBERNUR ANIES BASWEDAN TERKAIT GERHANA

Jakarta baru saja diguncang gempa dengan kekuatan 6,1 SR yang berpusat di Lebak Banten. Satu minggu ke depan, tepatnya tanggal 31 Januari 2018 Jakarta kembali akan menyaksikan fenomena alam dengan akan terjadinya gerhana bulan total. Baik gempa maupun gerhana merupakan ayat-ayat kauniah yang Allah tunjukan kepada kita semua yang sudah barang tentu memiliki makna, ada hikmah dengan adanya ayat kauniyah tersebut. Bagi kaum beriman, khusunya yang disebut sebagai ulul albab (orang yang berakal), baik ayat kauniah maupun ayat qauliah keduanya mengandung makna akan keagungan Allah SWT yang mampu menyadarkan dirinya akan betapa kecil dan posisi dirinya di hadapan alam raya apalagi di hadapan Allah SWT sang pencipta. QS. Ali Imron 190 menyatakan : إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ Yang artinya kurang lebih " 190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka"
Gerhana bulan, adalah fenomena alam (ayat kauniah) yang melibatkan peredaran bumi, matahari dan bulan yang tentu saja memiliki taqdirnya sendiri-sendiri (Khloqa kulla syain biqodarin) dimana mereka bergerak di bentara alam raya ini melalui garis edarnya masing masing (wa kullu fi falaqin yasbahun). Dengan kecepatan dan garis edar masing masing, memungkinkan terdapat posisi bumi, bulan dan matahari bervariasi. Terkait dengan kedudukan itu muncul berbagai fenomena alam sebagai contog fenomena hilal, fenomena purnama dan fenomena bulan mati. Beberapa akibat-akibat gerak bulan adalah : Adanya fase-fase bulan; Terjadinya pasang surut air laut; Terjadinya gerhana; Permukaan bulan yang terlihat dari bumi selalu sama
Hilal, yang bias ajuga dikatakan sebagai bulan sabit awal, dalam alquran dinyatakan sebagai patokan perhitungan waktu bagi manusia dan pelaksanaan ibadah (haji). Dari peredaran bulan ini dapat ditentukan kapan diawalinya puasa Ramadhan dan kapan mengahirinya. Juga dapat ditentukan kapan hari arafah tiba untuk melaksanakan wukuf. Selain hilal, perdearan bulan juga banyak ditunggu saat bulan nampak utuh bercahaya yang dikenal sebagai bulan purnama. Pada kondisi tertentu, akan terjadi fenomena yang disebut sebagai germana yakni saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Gerakan benda angkasa, husunya bulan dapat diamati (diobservasi), dihitung dan ahirnya diformulasikan dalam rumusan informasi-informasi yang bermakna yang saling berhungungan yang kemudian disebut ilmu Falaq. Mengingat perdearan peredaran bulan sangat menentukan kapan dimulainya ibadah dalam Islam, tidak heran jika sejak awal bangkitnya Islam. ilmu falaq berkembang pesat, salah satu ahli falaq yang sangat terkenal adalah al khawarizmi yang bernama lengkap Abu Ja'far bin Musa al-Khawarizmi (780-847 M) sebagai ketua observatorium al-Makmun, dengan mempelajari karya al-Fazari (sidhanta), dia behasil sebagai orang pertama yang mengolah sistem penomoran india menjadi dasar operasiaonl Ilmu Hisab (perhitungan). Al Khawarizmi juga mengelurkan teori-teori yang monumental antara lain: penemuan angka 0 (nol) India, maka terciptalah pecahan desimal sebagai kunci terpenting dalam perkembangan ilmu Hisab, penyusunan pertama tabel Trigonometri Daftar Logaritma yang masih berkembang sampai sekarang, penemuan kemiringan zodiak ( ekliptika ) sebeasar 23,5 derajat atas ekuator.
Dengan ilmu hisab selain dapat menentukan kapan dimulainya dan diakhirinya ibadah shaum Ramadhan, juga datap diperdiksi kapan terjadinya pasang surut - pasang naik. Bulan yang lebih dekat dengan bumi mempunyai pengaruh yang lebih besar pada pasang dan surutnya air laut dibandingkan dengan pengaruh gravitasi matahari. Pasang dan surut terbesar terjadi pada saat bulan baru dan bulan pumama karena pada saat itu, matahari, bulan, dan bumi berada dalam bidang segaris. Pasang terendah terjadi pada saat bulan perbani. Oleh karena itu, pasang terendah disebut juga pasang perbani. Ketika pasang perbani, pasang terjadi serendah-rendahnya karena kedudukan matahari dan bulan terhadap bumi membentuk sudut 90 derajat. Oleh karena itu, gravitasi bulan dan matahari akan sating memperlemah.
Akhibat pengaruh pasang surut terjadi perbedaan tinggi air pada saat pasang dan surut di laut terbuka mencapai 3 m. Tetapi, di tempat-tempat sempit seperti di selat atau di muara sungai, perbedaan tinggi air ini dapat mencapai 16 m. Bumi yang diselubungi air laut akan sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan. Akibatnya, daerah yang berhadapan dengan bulan akan mengalami pasang, sedangkan daerah yang tegak lurus terhadap kedudukan bulan akan mengalami surut. Pengaruh Pasang dan Surut Air Laut Di pelabuhan yang dangkal, pada saat air surut, air laut menjadi sangat dangkal. Akibatnya, kapal nelayan tidak dapat merapat ke dermaga. Kapal besar akan kandas jika merapat di dermaga.
Akhibat dari fenomena itu, kapal besar akan mengalami kesulitan membawa ikan hasil tangkapannya ke darat. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan perahu yang lebih kecil yang masih dapat merapat di dermaga. Keadaan ini tidak menguntungkan karena nelayan harus mengeluarkan biaya tambahan. Adanya pasang air laut juga dapat mengganggu tanaman di persawahan pasang surut. Jika air laut sampai masuk ke sawah yang ditanami padi, maka tanaman padi akan mati. Agar air laut yang asin tidak masuk ke sawah maka dibuatlah saluran-saluran.
Dari urain ini kita dapat memahami bahwa ffenomena alam akhibat pergerakan bulan dapat berpengaruh terhadap perkembaangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga kehidupan manusia pada umumnya. Ayat-ayat kauniah yang diberikan Allah terkait kejadian langit dan bumi, begitu bermakna bagi kita semua. Amat disayangkan jika ayat kauniah itu tidak kita perhatikan, dan sangat beruntung para Ulul Albab yang pada ahirnya dapat memanfaatkan fenomena-fenomena tersebut menjadi sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia.
Memperhatikan hal tersebut, maka menkadi sangat relevan jika menyambut tejadinya Gerhana Bulan total tanggal 31 Januari 2018 nanti Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan instruksi yang intinya, memanfaatkan moment Gerhana Bulan Total di Jakarta sebagai pertama, media pembelajaran pengembangan saint; ke dua sebagai pengembangan ekonomi produktif (pariwisata) dan yang ke tiga sebagai media pengembangan iman dan taqwa melalui himbaun shalat gerhana bulan (khusuf). Hal ini mengingat, Jakarta saat ini sedang getol-getolnya membangun kesejahteraan bagi semua waarganya, dengan upaya utama yakni mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
Dalam pandangan penulis, instruksi Gubernur tersebut sangat penting dalam pengembangan SDM berkarakter Ulul Albab sebagaimana dijabarkan dalam QS Ali Imron 190 -191 yang diungkapkan pada awal tulisan ini. Dengan munculnya SDM berkarakter Ulul Albab, keinganan Jakarta menjadi Qiryah Thoyyibah dengan keberkahan yang melimpah, maju kitanya sejahtera warganya insya Allah akan terwujud. Oleh karenanya, sebagai warga Jakarta, terutama instansi-instansi terkait, kepala sekolah, guru, ustadz, ta'mir mesjid untuk menggerakkan secara sungguh-sungguh Instruksi Gubernur DKI dalam menghadapi momen Gerhana Bulan Total tanggal 31 Januari nanti merupakan konstribusi positif bagi terwujudnya Jakarta yang sejahtera. Mari kita berkonstribusi ! Sumber "Sambut Gerhana ala Jakarta" di Kompasiana Darwono Guru Kita https://www.kompasiana.com/darwonogurukita/5a6949555e13736a2b788282/sambut-gerhana-ala-jakarta

Tidak ada komentar: