MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Selasa, 26 November 2013

KOLONIALISME TEKNOLOGI DAN KEDAULATAN TEKNOLOGY IRAN

Kemandirian teknologi Iran adalah kunci keberanian Iran menghadapi negara-negara yang ingin “Menangnya” sendiri ! Sikap Iran yang istiqomah mempertahankan kedaulatan negaranya termasuk kedaulatan teknologi nuklirnya adalah sebuah contoh yang mestinya perlu diambil oleh negara-negara lain. Tanpa hal itu, sebuah negara hanya akan menjadi bulan-bulanan, sadap menyadap, kolonialisme melalui teknologi. Apa yang ditunjukan Iran kepada dunia melalui pidato yang disampaikan oleh Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamen ei, yang disampaikan dalam sebuah pidato di tengah pembicaraan krusial di Jenewa atas perselisihan program nuklir Iran. Pimpinan Agung Iran itu bersumpah negaranya akan tetap melanjutkan program nuklir.
Ketegasan Iran menghadapi ketidak adilan teknologi Pimpinan Agung Iran menegaskan akan tetap mempertahankan sekuat tenaga hak-hak bangsa Iran termasuk hak (mengembangkan) nuklir. Khamenei membulatkan tekad Iran untuk tidak akan mundur selangkahpun dalam mempertahankan dari hak-hak bangsa Iran.
Tanpa kita sadari sebenarnya teknologi telah menjadi cara baru dalam menguasaan satu negara atas negara lain. Teknologi satelit komunikasi misalnya, boleh jadi dijual belikan kepada negara lain, disampin untuk mengambil keuntukan dari perdagangan teknologi komunikasi itu sendiri, juga dapat dijadikan sebagai alat penjajahan, penguasaan suatu negara atas negara berdaulat lainnya. Satelit komunikasi yang dijual belikan kepada negara lain boleh jadi merupakan “satelit-satelit anakan” yang berada dalam naungan sayap “satelit Induknya”
Demikian juga dengan teknologi informatika, “bank data” Google, Yahoo dan sejenisnya, merupakan “Sumber Informasi” yang sangat subur bagi tumbuhnya kemakmuran pemilik dan negara pemiliknya. Dengan memanfaatkan data yang ada disana, berbagai kebiojakan strategis dapat diambil untuk menguasa berbagai bidang kehidupan. Ekonomi, sosiala, hukum, gaya hidup, dll.
Oleh karena itu, dari pada kita harus membuang berbagai sumber daya untuk mencounter masalah penyadapan, lebih baik berbagai sumber daya itu diperuntukan bagi pembangunan kedaulan teknologi kita. Ibarat sebuah hubungan anatar tetangga, agar apa yang dibicarakan dalam bilik kita tidak terdengar tetangga, akan lebih efektif kita memasang peredam dirumah kita dari pada kita harus bersitegang dengan tetangga kita.
Kita sekarang dihadapkan dengan fakta, bahwa negara-negara yang semula hancur paska Perang Dunia II seperti German dan Jepang, memiliki kekokohan bidang lain setelah mereka fokus pada pengembangan penguasaan teknologinya dalam masa-masa sulitnya. Bahkan Negara dengan penduduk luar biasa besarnya, China, karena pengembangan pembangunannya dilandasi kemandirian teknologinya, maka dibidang lain pun China sangat disegani.
Sikap istiqomah Iran dalam memperjuangkan kedaulatan negaranya termasuk kedaulatan teknologinya memanen hasil manis. Perundingan dengan enam kekuatan dunia pada akhirnya mengakui hak nuklir Iran. Tidak hanya terkait dengan hak nuklir Iran, namun Iran pun mendapatkan kemenangan atas sikap istiqomah dan keberaniannya memperjuangkan hak-hak rakyat Iran dengan dicabutnya sejumlah sanksi atas Iran.
Keberhasilan Iran ini sudah barang tentu mengusik Israel sebagai anak emas Amerika. Keterusikan itu jelas-jelas ditandai dengan kenyataan presiden USA Barrack Obama “bela-belain” yakinkan Israel terkait kesepakatan Dengan Iran tersebut. Obama menelpon Netanyahu untuk meyakinkan bahwa kesepakatan dengan Iran bersifat sementara dan pencabutan sanksi atas Iran juga sangat terbatas.
Betapapun sifatnya yang sementara dan terbatasnya pencabutan sejumlah sanksi atas Iran, keberhasilna Sikap Istiqomah dan keberanian pemimpin Iran untuk memperjuangkan hak-hak rakyatnya sangat perlu mendapat aspirasi dan layak dicontoh. Memang, Sejarah juga telah menorehkan tinta emas akan kesuksesan Iran dalam melawan USA dan sekutu-sekutunya, terutama pada saat Revolusi Islam Iran di tahun 1979 yang kemudian menjadi salah satu inspirasi bagi kebangkitan Dunia Islam pada awala abad XV Hijriyah, 1400 H. Oleh karenanya USA dan sekutu-sekutunya akan selalu berhati-hati dan tidak gegabah apalagi memaksakan kehendaklnya terhadap Iran.
Yang harus menjadi fokus Iran pasca perundingan tentunya adalah bagaimana dapat menjalankan semua clausul kesepakatan dengan penuh amanah sekaligus juga harus “melangkah” dengan penuh kehati-hatian akan jebakan ranjau kesepakatan yang mungkin akan ditabur oleh USA dan sekutu-sekutunya yang memang selalu ingin menangnya sendiri. Ranjau jebakan ini sangat mungkin ditaburkan mengingat penjelasan Barack Obama terhadap Netanyahu itu. Meyakinakan akan kesementaraan kesepakatan dan pembatasan pencabutan sanksi menurut hemat penulis menunjukan bahwa terdapat banyak “Hidden Agendas” yang akan dilakukan oleh musuh-musuh Republik Islam Iran tersebut.
Meskipun banyak ranjau jebakan dipasang musuh-musuh Republik Islam Iran, namun penulis yakin akan komitmen pemimpin dan seluruh rakyat Iran pada nilai-nilai Islam yang mereka yakini, dan mereka terapkan dalam penyelenggaraan negara, maka penulis yakin Iran akan melangkah dengan langkah tegap penuh keyakinan akan kemenangan rencana Allah atas rencana-rencana (hidden Agendas) yang telah musuh-musuh Republik Islam Iran secara licik buat. Keyakinan bahwa Allah sebagai khoirul makirin (pembuat rencana terbaik) akan membimbing Pemimpin dan Bangsa Iran untuk memenangkan rencananya.
Meski berbeda karakter dan bidang, keberanian yang sama pernah ditunjukan oleh Pemimpin besar bangsa Indonesia Bung Karano kepda dunia, negara-negara kapitalis Amerika dan sekutunya. Lahirnya Game of The New Force (Ganefo) yang diinisiative Presiden RI tersebut untuk melawan poliytisisai bidang olah raga melalui Olimpiade , selain telah memacu berdirinya stadion olahraga bertaraf Internasional, juga ternyata mendapat dukungan dari negara negara lain. Oleh karenanya, keberhasilan iran akan perundingan atas usaha dan keberaniannya secara bertahap akan mendapatkan dukungan dari negara-negara lain yang sebenarnya telah menyimpan protes atas sikap “seenaknya” sendiri negara USA dan sekutunya. Pada ahirnya Iran dan sahabat-sahabatnya yang penulis harap dari negara-negara muslim, akan menjadi kekuatan buffer, bagi kekuatan negara dengan julukan Raksasa Bunuh Diri alias Paman Sam.
Yang pasti para pemimpin Republik Rakyat Iran, para juru runding, para pemimpin negara, pemimpin spiritual tertinggi Ayatullah Khameini dengan sikap istikomah dan keberanian merupakan contoh terbaik dalam memperjuangkan nilai-nilai kesetaraan dan kesamaan hak-hak sesama bangsa di dunia ini. Khusus untuk para pemimpin kita , bangsa Indonesia, yang terasa selalu menunjukan sikap ndepe-ndepe kepada USA dan sekutunya, sikap para pemimpin Iran ini layak untuk direnungkan.
Laa yahsyaa illallaah, tidak takut keculai kepada Allah, mungkin itulah pesan inti dari sikap istiqomah dan keberanian pemeimpin Iran.Oleh karena itu, Jika NKRI ingin terlepas dari Kolonialisme Teknologi dalam berbagai bentuk dan implikasinya, maka mau tidak mau kita harus serius dalam membangun kemandirian dan Kedaulatan Teknologi. Memang tidak mudah, tetapi kita dapat belajar dari sejarah, bahwa kita memilik gen dari nenek moyang yang unggul dalam berbagai tekhnologi pada zamannya. Penmulis yakin gen itu telah diwariskan kepada kita, tinggal bagaimana kita memunculkannya dalam lingkungan yang kondusif untuk itu. Hindari konsumerisme tekhnologi.
Gabungan dari 2 tulisan di : http://politik.kompasiana.com/2013/11/26/kedaulatan-teknology-iran-pun-diakui-dunia-614189.html dan http://politik.kompasiana.com/2013/11/21/kedaulatan-dan-kolonialisme-teknologi-612957.html

Tidak ada komentar: