MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Jumat, 04 April 2014

Pilih Partai Terbuka, Dominasi Minoritas Dapat Menjelma

Sudah menjadi gejala yang umum menjelang pemilihan, pilkada (Pilbup, PilguB0 maupun Pileg dan pilpres, tema khutbah di mesjid-mesjid hampir sama. Yang pesan “taqwa” kepemimpinan kaum beriman. Dan sudah dapat dipastikan ayat-ayat yang disampaikan maupun hadits-hadits yang diketengahkan juga hampir seragam. Apalagi mesjid-mesjid di Jakarta yang mayoritas hatibnya terkooptasi oleh kepentingan partai tertenrtu. Meskipun Partai itu sendiri bukanlah partai Islam atau sekedar “Mantan Partai Islam” bahkan sejak awal adalah partai terbuka, namun demi mendukung kolehanya yang ustadz atau kyaim khutbah-khutbahnya terkesan tausiah memilih tokoh Uslam, untuk menyamarkan menyebut oknum.
Alhamdulilillah, kesadaran untuk “berislam” dalam PEMILU, dalam artian memilih Partai Islam telah menjadi realitas meski baru sekedar di ranah tabligh., dikhutbahkan di mesjid mesjid. Sayangnya tidak disampaikan konsekuensinya dengan sistem penentuan melalui suara terbanyak tiap calon. dengan aturan yang digunakan adalah Suara Terbanyak. Maka boleh jadi, dalam partai terbuka, mantan partai Islam, dengan jumlah Caleg Non muslim seorang sedang Caleg Muslim 5 atau lebih dalam satu daerah pemilihan, maka dengan kemampuan koordinasi dan strategy terarah, Caleg Non Muslim bisa mendapat suara terbanyak, dalam satu Dapil, karena suara muslim dapat terbagai Non Muslim terfokus, plus iming-iming toleransi, yang muslim mencoblos non muslim juga. Dengan demikian apa yang digembar-gemborkan mengangkat wakil muslim pada paartai terbauka boleh jadi hanya utopis belaka. Bahkan dengan perhitungan tersebut, maka suara kita pada partai terbuka, mantan partai Islam, hanya berfungsi untuk mengangkat Caleg Non Muslim . Dan proses ini, dapat menyebabkan pemenang-pemenang tiap dapil adalah caleg-caleg non muslim yang berakhibat mayoritas di senayan pada akhirnya, artinya, meski memilih caleg muslim tetapi dari partai terbuka (partai campuran) maka dapat berkonsekuensi terciptanya diminasi minoritas dim parleman. hati-hati.
Dengan demikian, agar upaya kita mengankat wakil muslim sebagaimana diperintahkan Allah SWT efektif, maka pilih Partai Yang Benar-Benar Partai Islam. Perlu disampaikan disini, bahwa pada pemilu 2014 hanya tinggal 2 (dua) partai Islam yaitu Partai Bulan Bintang (PBB) dan PPP. PBB (No. 14) adalah partai Islam, yang bertekad mewujudkan NKRI Berkah, NKRI Bersyariah dalam makna kehidupan NKRI sesuai dengan nilai-nilai Rahmatan Lil alamin yang digariskan Islam, sehingga Indonesia menjadi Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur !
Caleg-caleg PBB telah menandatangani hitam di atas putih perjanjian yang harus dilaksanakan yakni, menjadi orang tua bagi anak yatim, menyantuni fakir miskin, bekerja untuk membela kepentingan kaum lemah, tidak melanggar norma hukum negara dan norma-norma agama, dan jika melanggar salah satunya maka dia aharus rela atas pencabutan dirinya sebagai wakil rakyat nantinya. Pendek kata, PBB ingin mengajak kita semua, para calalon legislatif dan masyarakat untuk menjalani kehidupan sebagai calon penghuni surga.
Denga kesadaran bahwa keikut sertaan dalam pemilu adalah sebagai Jihad dalam ranah ghaswul fikri, maka agar benart-benar menuju surga setiap caleg PBB harus memiliki niat, tujuan dan cara yang benar dalam mewujudkan niatnya itu. Niat untuk menyelamatkan Indonesia sebagai negara yang berspirit berkah dan berlandas pada ketuhanan yang maha esa sebagai amanah perjuangan mujahid-mujahid founding fathers bangsa, Dengan tujuan mewujudkan kehidupan berbangsa dan negara yang baik yang penuh maghfiroh ilahi maka tuntutan melakukan perjuangan ini dengan benar adalah sebuah keniscayaan.
Ditengah peperamngan yang garang yang penuh dengan hujat menghujat, Partai bulan bintang harus tetap pada “Style” nya sebagai politisi yang berakhlajul karimah. Dama gejolak pertarungan yang penuh dengan kemunafikan, hipokrisme, money politic yang haram, caleg-caleg PBB harus tetap dalam kejujuran, klreatiofisme, dan menjadi Cahaya agar kegelapan menjadi sirna. Dalam gulita bangsa, Bulan Bintang harus menabur Cahaya. Cahaya di atas cahaya yang akan membebaskan bangsa ini dari balutan ketidak pastian.
Alhamdulillah, selama tahapan-tahapan pemilu, termasuk tahapan kampanye tertutup dan terbuka, PBB telah menjaga komitmennya menegakkan berbagai hukum dan peraturan. Saling tausiah dalam berbafai bentuknya telah dijalin oleh caleg-caleg dengan intensif untuk berjalan di atas rel hukum dan peraturan yang seharusnya. Dalam segala keterbatyasan kita telah melakukan niat untuk menegakkan kebaikkan tak terbatas.
Mudah mudahan, Allah menundukan tiap hati pemilih di dapil kita masing-masing, dan mengukir nama kita sebagai ukiran indah di hatinya. Semoga tangan Allah akan membimbing pemilih mencoblos nama kita pada saat melakukan pencoblosan. Amin.

Tidak ada komentar: