MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Jumat, 05 Februari 2016

MIRNA SALIHIN TRAGEDY AND MURDER'S BAG MISTERY

Membicarakan pembunuhan, memang selalu penuh teka teki. Apalagi jika pembunuhan itu telah direncanakan dengan rapih dan detail dan dilakukan oleh orang yang cerdas. Ada banyak missing link yang mungkin tercipta atas trap-trap skenario pembunuhan itu sendiri. Dan Agatha Chrystie adalah figur yang benar-benar layak mendapat acungan dua jempol dalam meramu kisah-kisahnya. Oleh karena itu, jika media massa Inggris menyebut Pembunuhan Wayan Mirna Salihin sebagai patron dari kisah Agatha Chrystiea, maka mau tidak mau kita harus berani menghadapi penyelesaian berliku. Polri sudah sangat tepat melangkah dengan hati-hati sehingga diperoleh hasil presisi.
Satu unsur dalam pembunuhan adalah alat dan cara melakukan pembunuhan itu sendiri. Terkait alat, banyak hal biasa dilakukan dlam pembunuhan, dari senjata yang jelas dirakit untuk membunuh, sampai berbagai perangkat modifikasi, bahkan asesori yang dimanfaatkan sebagai tool atau pemantik pembunuhan. Pistol, bom, pisau, pedang termasuk racun adalah alat pembunuh nyata. Sementar berbagai mkisah pembunuhan mengfgunakan asesoris seperti konde, korek api, cincin, dll sebagai tool utama atau sekedar pemantik. Semua dalam ceritera menghadirkan pertanyaan bahkan mistery. Dalam Kasus jesica, penulis melihat Paper bag yang diletakkan secara tidak wajar bisa merupakan sumber mistery yang layak untuk fokus diselidiki.
Polisi mengakui kasus "peracunan" Mirna telah direncanakan dengan baik dan oleh pelaku yang cerdas dan menguasai detail. Meski polisi sangat yakin bahwa pelakunya adalah Jesica, sehingga menjadikan wanita 27 tahun yang dinilai oleh Dr Sarlito sebagai pribadi yang cerdas dan secara psicologis juga sehat, namun polisi belum mampu atau belum mau menjelaskan bagaimana cianida masuk ke gelas koffe yang diminum mirna. Kecerdasan dan kesehatan itulah yang penulis gambarkan dalam pertanyaan retoris pada tulisan lalu sabagai semua panik tetapi Jmengapa esica dalam tetap dalam kontrol ? Pada tulisan berikutnya penulis sebut sebagai ketenangan Emosi setelah "Neednya terpenuhi". Namun sesungguhnya itulah keteledoran Jesica, yang "tidak beracting" ikut panik. sehingga menjadi point de entry untuk menjeratnya sebagai tersangkai meski belum bisa menjawab Bagaimana Jesica memasukkan racun.
Selama ini, kita hanya beranggapan paper bag yang diletakkan diatas meja hanya untuk menutupi agar apa yang dilakukan Jesika tidak tertanggkap kamera. Itu memang benar, dan kenyataan bahwa Jesica membuka tasnya dan menggeser gelas 2 kali pun tidak mampu menjelaskan bagaimana Cianda masuk ke dalam gelas coffe yang ahirnya diminum mirna. Kita jangan lupa, Jesica adalah wanita cerdas yang sekolah dibidang design, bahkan designnya digunakan polis Asutralia. Amat sangat mudah mendesign paper bag yang didesign untuk menutupi dan sekaligus menggantungkan sianida (dalam bentuk tertentu) yang tidak mencurigakan. Kecerdasan Jesica mampu menaklukan Lie detector sebagaimana penulis paparkan sebelumnya.
Boleh jadi sianida telah dibentuk menjadi soft gel berupa manik-manik (mutiara) yang digantungkan di bagian Paper Bag. Dan dengan sekedar menyentuh dengan gelas yang digeser soft gel itu turun ke gelas kopi yang nantinya diminum Mirna. Selang waktu yang cukup lama saat Jesica menunggu hingga datangnya Mirna, boleh jadi adalah tenggat waktu yang diperlukan untuk larutnya soft gel secara sempurna dalam kopi. Kedatangan Jesica sebelumnya ke tempat itu, boleh jadi untuk survei dan mencari design yang memungkinkan melakukan "penuangan" melalui gantungan yang ada di paper bag.
Runtutan gerakan menggeser Gelas dua kali boleh jadi adalah rangkaian memasukan "sianida" yang telah disiapkan menjadi asesosre paper bag yang langsung jatuh masuk ke gelas, dan kemudian digeser kembali. Dengan demikian paper bag bukan sekedar alat penghalang kamera, tetapi juga "tool" pembunuh sesungguhnya. Dan dengan cara itu. maka jejak Cianida di tubuh atau pakaian Jesica tidak akan pernah ditemui.
Jika demikian, masalah celana Jesika boleh jadi adalah Jebakan yang diciptakan untuk mengalihan fokus penyelidikan polisi. Dan karena hanya paper bag, maka dengan mudah bisa mengatakan sudah digunakan dibuang. Pertanyaannya adalah apakah paper bag yang dibawa Jesica juga diamankan polisi ? Pernahkan diperhatikan secara menyeluruh bentuk, warna, asesoris yang ada pada paper bag ? Dari mana paper bag didapat dan kemana dan apa yang dilakukan oleh Jesica terhadap papaer bag itu ? Polisi masih memiliki peluang tambahan barang bukti Pelaku memasukan dengan cara soft gel dijadikan asesories di paper bag dengan menelusuri jejak materi silika gel ataupun PVA pada sisa kopi yang diminum Mirna. Berikut gambar "sarang semut dari Coats Aquamelt" yang diisi Soft gel Sianida.
Dengan demikian, bagi penulis paper bag menjadi penting, jika itu telah didesign sebagai alat penutup camera sekaligus penuang racun. Dan tanpa membongkar Misteri Paper bag itu, Polisi tetap saja tidak dapat menjelaskan bagaimana Jesica memasukan Cianida itu, sebagai point penting alasan Jesica sebagai pembunuhnya.
Paper bag menjadi mysteri seperti mistery cerita-cerita Agatha Chrystie, mungkin kisah lika-liku pembunuhan Mirna bisa bertajuk "Paper Bag Mistery". Sebagai kantong ajaib (meminjam istilah Dora Emon) yang dimanfaatkan untuk pembunuhan. Wallahu A'lam bishowab tentunya.

Tidak ada komentar: