MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Rabu, 24 Februari 2016

SAIPUL JAMIL's CASE

Analisa berita pada status Page/halaman kami edisi tanggal 19 Pebruari 2016 yang menanggapi pendapat salah seorang penyanyi terkait kasus Saipul Jamil yang dilansir oleh sebuah media online, kami menulis : "Kemungkinan lain, boleh jadi ini sebagai "cara ngerek" popularitas SJ sendiri, karena di Instaggram SJ juga sering memuat gambar yang menunjukan SJ sedang terlibat dengan "Acara" tertentu produk TV tertentu. Sedang resiko "nama" bisa belajar dari kasus sebelumnya."
Kini nampaknya kasus Saipul akan mencapai "happy ending" dengan penyelesaian damai yang mulus. Kisah pelecehan brondong itu boleh jadi adalah thriller dari sitkom yang akan menjadikan Saipul Jamil kian berkibar. Karena sikapnya yang begitu mengesankan dalam mengahdapi kasus itu, yang ditegaskan oelh pengacaranya. Menurut Kasman, pihaknya dengan senang hati membuka pintu silaturrahmi dengan pihak DS, remaja 17 tahun yang diduga menjadi korban pencabulan Saipul Jamil. "Sebagai orang yang sangat baik agamanya, kami sangat membuka pintu silaturahmi dengan pihak DS. Dan membuka pintu maaf," ucap Kasman.
Jika hal itu adalah benar-benar sebuah sitcom yang telah discenariokan, maka sandiwara itu telah memperdaya banyak pihak, polisi, KPI, insan media dan kita semua. Saipul Jamil bisa saja lolos dari jerat pasal pelecehan terhadap anak di bawah umur, namun Saipul Jamil tidak bisa lari dari kejaran dosa sosial dengan berbagai dramatrgi yang Saipul Jamil sendiri mainkan, bersama aktor aktor lainnya. Dan boleh jadi, DS adalah salah satu aktornya juga.
Tekad polisi untuk tetap melanjutkan kasusu ini ke pengadilan meski telah diambil jalan damai perlu mendapatkan dukungan. Permaian apa lagi yang akan ditunjukan oleh para aktor itu. Tentu saja sejauh pihak Saipul Jamil tidak menelikungnya melalui praperadilan. Masalahnya memang terasa janaggal sejak awal, masa polisi meerima begitu saja laporan anak dibawah umur tanpa didampingin orang tuanya dan langsung menjemput Saipul ? Mungkinkah polisi juga bagiaan dari sitcom ini ? wallahu a'lam bishowab !
Bagi penulis, bukan nasib Saipul jamil , salah atau benar, sebagai pelaku atau korban, yang membuat kami prihatin, sitcom itu dapat menjadi kampanye negatif bahwa tahajjud, puasa dan religiusitas seseorang tidak berpengaruh terhadap perilakunya, tidak ngefek terhadap tanha anil fahsyai wal munkar, terhadap LGBT seseorang ? Bahkan sempat berfikir, apa iya, Saipul sahur dengan "sosis" brondong ?
Apakah hal ini yang menjadi point penting untuk memasang perangkap bagi SJ yang dikenal sangat religius ? Sudah barang tentu perangkap itu dipasang oleh mereka yang sangat paham karakteristik Saipul jamil. Penulis sempat berfikir DS adalah pihak yang diperalat oleh pihak tertentu. Kasus Mirna, Kaus IB, Kasus SJ, yang menghebohkan semua terkait dengan isue LGBT. tadinya sempat berfikir pula : Apakah kasus Saipul jamil adalah jerat pemahfuman realitas LGBT di Indonesia ?
Apalagi ketika dikaitkan dengan kenyataan bahawa DPR pada Era Pimpinan Marzuki Alie dan Anis Matta berkunjung ke Yunani konon untuk belajar Etika, tetapi ada yang memantau sebagian anggota DPR itu diindikasikan ke Belanda Study Banding Perkawinan Sejenis. dan saat ini kita dapat menyaksikan ada aggota parlemen yang terang-terangan mendukung LGBT. Dimana makna mereka berketuhanan yang Maha Esa jika berani melanggar hukum perkawinan Agama ? Patut di contoh, sikap "istiqomah" pada ajaran agamanya, dan berani menghadapi resiko duniawi yang ditunjukan oleh seorang petinju Filipina, Manny Pacquiao, tak ambil pusing soal keputusan Nike untuk memutus kontraknya.
Petinju yang dijuluki PacMan itu pun kembali menegaskan sikapnya menentang perkawinan sesama jenis. Sikap istiqomah terhadap agama yang diyakini inilah yang perlu dicontoh oleh umat beragama yang saat ini menghadapi berbagai ancaman akhibat perubahan sosial yang ada. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang jelas-jelas menegaskan Berketuhanan Yang maha Esa sebagai dasar konstitusinya, tentu dituntut lebih istiqomah dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi. Mudah-mudahan sitcom itu tidak menjadi kampanye negatif, yang kemudian berdampak memahfumkan keberadaan LGBT di Indonesia.
Bagaimana Jika Korban Anak/murid Anda ? Ketua RT 15 di Cilincing, Jakarta Utara, Sudarmawan, mengatakan bahawa "Anaknya biasa, berbaur kok, dia kemarin masih keliatan beli nasi di warung sebelah tuh," DS selain masih sekolah, ia juga menjalani profesi sampingan yaitu penonton bayaran di acara pencari bakat musik di televisi. Tentang ibun DS, Sudarmawan mengatakan, "Sudah sejak lama, dulu ibunya TKW, DS tinggal di sini," Demikian sekelumit tentang pfofil DS dan Ibunya menurut takoh masyarakat setempat, ketuia RT nya.
Kehidupan yang dijalani DS sebagai pelajar dan penonton bayaran (extras) tentu tidak ringan, Bekerja menjadi extras dan pulang dini hari dimana paginya harus sekolah tentu tidak semua pelajar dapat menjalaninya. Dari dua kali ajakan Saipul Jamil yang ditolak DS karena Ibunya tidak mengijinkan sebab paginya harus sekolah, menunjukan bahwa DS yang tinggal dengan ibunya itu seorang pelajar yang patuh kepada orang tua dan memperhatikan sekolahnya. Menjadi extras yang harus dijalaninya, barang kali adalah sebuah keharusan untuk membantu ornag tuanya, atau paling tidak untuk mendapat uang saku dan biaya sekolahnya, Bagi DS yang hidup di kos-kosan bersama Ibunya, imbalan Rp. 50.000 sebagai honor ekstras sangat berharga meski harus kerja dari sore hingga dini hari.
Dari kesaksian ketua RT dan tetangganya, yang menyatakan DS bukan pribadi yang macem-macem, bahkan dibuktikan bahwa dia selalu menghubungi/izin kepada orang tuanya ketika harus menjawab ajakan menginap oleh Saipul mengindikasikan memang pada dasarnya DS adalah anak yang menaruh hormat kepada orang tua. Oleh karena ketika Saipul yang sepantaran ayahnya mengajak untuk ketiga kalinya, timbul ketidak enakkan dan ahirnya minta izin orag tuanya dan orang tuanya mengizinkan.
Tetapi realitas yang dihadapi DS jauh dari yang dia pikirkan Penolakan demi penolakan yang DS lakukan selama proses memijat yang berujung DS tidak mau tidur di kamar Saipul dan tidur di kamar saksi 1 yang bersela satu kamar dengan kamar Saipul, menunjukan adanya upaya menghindar dari tindak lanjut permintaan Saipul pada saat memijat. Sayangnya DS menemukan hal lain yang tak terduga, dan dia tak tahan dan lari, kebingungan yang DS alami dipergoki satpam komplek yang mengira DS seorang pencuri yang melarikan diri, tetapi tenyata DS menuju polsek. dan melaporkan semua yang dia alami, yang semua itu meninggalkan trauma. Kita bisa beremphati dengan apa yang DS alami.
Saipul tentu tdah kalah kagetnya, karena DS tidak diduga justru melapor ke Polisi, yang kemudian memprosesnya. Boleh jadi kalau tidak melibatkan polisi, masalahnya bisa diselesakan secara damai, namun karena polisi justru sudah mengantongi bukti, dan polisi tidak ingin hal itu menimpa anak-anak lain, maka entah Saipul menarik BAP atau DS mau bedamai dengan Saipul, polisi akan tetap memproses, bukan delam delik aduan. Berbagai barang bukti, termasuk test DNA akan menjadi penentu apakah Saipul bersalah atau tidak di depan hakim nantinya, Penulis sepakat dengan langkah polisi ini. Dan lebih baik lagi jika DS yang mengalami trauma harus segera dibebaskan dari traumanya, sambil didampingi relawan untuk mempersiapkan UN yang harus dihadapi DS tidak lama lagi sebagai siswa kls 3 (12) SMA.
Bagi DS yang rela belajar dan bekerja, lulus sekolah tentu merupakan harapannya, termasuk harapan Ibundanya. Semoga cobaan yang DS alami saat ini dapat memberi hikmah berharga demi masa depan DS sendiri dan ibundanya dan dengan bantuan semua pihak, DS bisa segera pulih dari trauma dan bangkit dan mempersiapkan Ujian diakhir masa SMA nya.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/darwonogurukita/jika-korban-ds-anak-murid-anda_56cd092b81afbd6b098b456c Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/darwonogurukita/saipul-jamil-s-sitcom_56cb9576c0afbd852100d516

Tidak ada komentar: