MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Rabu, 03 Februari 2016

DEMAM BERDARAH, ZIKA DAN CHIKUNGUNYA MENGANCAM

Nyamuk Aedes aegypti termasuk nyamuk yang bersifat diurnal, yakni binatang aktif pada pagi hingga siang hari. Nyamuk dengan ciri khas spesies berupa dua garis melengkung vertical dibagian kanan dan kliri di bagian punggung (dorsal). Aedes Aegipty dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan.. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.
Nyamuk doreng hitam putih saat ini memnjadi veektor penular yeang cukup penting, sebab nyamuk menjadi Infeksi tiga virus yaitu Virus Dengue demam berdarah, Virus Cikungunya dan yang sedang mulai ngetop adalah virus Zika. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscisnya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.
Berikut tiga penyakit yang disebarkan virusnya oleh nyamuk Aedes aegypti. Sebagai penyakit viral pertama adalah DBD, Dengue Demam berdarah. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Ades aegypti. Diperkirakan bahwa ada seratus juta kasus demam berdarah yang terjadi pada tiap tahunnya di seluruh dunia. Sebagian diantaranya mewabah secara tiba-tiba dan menjangkiti ribuan orang dalam waktu singkat. Saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua penderita DBD setelah Brazil.
Bahkan menurut data Kementrian Kesehatan tahun 2009-2011 jumlah kematian akibat DBD di Indonesia mencapai 1.125 kasus. Data tersebut sekaligus menempatkan Indonesia di Asia Tenggara sebagai negara tertinggi dalam kasus penyakit DBD. Berdasar data yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2013, jumlah penderita DBD di seluruh 31 provinsi mencapai 48.905 orang, termasuk 376 orang diantaranya meninggal dunia. Beberapa gejala penyakit DBD, Dengue demam berdarah umumnya akan terlihat pada tiga hingga empat belas hari setelah masa inkubasi Masa inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam tubuh sampai gejala pertama muncul. Biasanya diawali dengan gejala meningkatnya suhu badan (demam tinggi) yang bisa mencapai suhu 41 derajat celsius.
Penderita inveksi virus dengue demam berdarah yakni gejala seperti flu dan demam selama lebih dari satu minggu. Ciri-ciri spesifik dari gejala DBD, yaitu demam tinggi hingga mencapai 41 derajat celsius, sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, hingga rasa sakit di belakang mata. Penyakit viral ke dua yang vektornya nyamuk Aedes Aegypti adalah penyakit demam Chikungunya. Penyakit Chikungunya merupakan penyakit yang berjangkit pada suatu kawasan atau populasi (endemik) yang disebabkan oleh virus family Togaviridae (genus alphavirus).
Penyakit chikungunya tidak mematikan. Nama chikungunya berasal dari bahasa Swahlii, yang bermakna "yang berubah bentuk atau bungkuk". Hal ini merujuk pada kondisi Postur penderita chikungunya yang memang kebanyakan akan membungkuk akibat nyeri hebat pada persendian tangan dan kaki. Kejadian demam Chikungunya di lndonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda pada tahun 1973. Selanjutnya berjangkit di Kuala Tungkal, Jambi, tahun 1980. Pada tahun 1983 Demam chikungunya merebak di Martapura, Ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir 20 tahun, awal tahun 2001 kejadian luar biasa (KLB) demam chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Demam chikungunya kemudian berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (JawaTengah) pada tahun 2002.
Beberapa gejala penyakit demam chikungunya adalah adanya demam tinggi, sakit perut, mual, muntah, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, serta bintik-bintik merah terutama di badan dan tangan, meski gejalanya mirip dengan dengue demam berdarah, namun pada chikungunya tidak terjadi perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Masa inkubasinya dua sampai empat hari, sementara manifestasinya tiga sampai sepuluh hari setelah masa inkubasi. Sebagai penyakit viral ke tiga yang penularannya melalui vector nyamuk Aedes aegyptiu adalah inveksi virus Zika.
Sebagaimana gejala awal infeksi virus pada umumnya pasien akan merasakan demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung dan kaki, serta nyeri otot dan sendi. Namun demikian Inveksi virus zika berbeda dengan infeksi virus Dengue, pada infeksi zika menyebabkan mata pasien konjungtivitis atau radang konjungtiva. Pasien juga akan merasakan sakit kepala. Sedang pada Pemeriksaan laboratorium sederhana biasanya hanya menunjukkan penurunan kadar sel leucosit (darah putih) sebagaimana umumnya infeksi virus .
Namun berbeda dengan infeksi demam berdarah, yakni infeksi virus Zika tidak menyebabkan penurunan kadar trombosit. Masa inkubasi hampir mirip dengan infeksi virus Dengue yaitu beberapa hari sampai satu minggu. Hingga saat ini sudah 18 negara Amerika Latin dan Karibia yang telah melaporkan adanya penyebaran infeksi virus Zika ini adalah Brasil, Barbados, Kolombia, Ekuador, El Salvador, French Guiana, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Martinique, Meksiko, Panama, Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Suriname dan Venezuela. Bagi masyarakat Indonesia harus tetap waspada kemungkinan terjangkit infeksi virus Zika, hal ini mengingat laporan- selama ini bahwa infeksi ini pernah ditemui di Indonesia dan kenyataannya vektor pembawa penyakit virus ini memang ada di Indonesia yaitu nyamuk Aedes Aegypti yang juga membawa penyakit infeksi demam berdarah dan Chikungunya.
Begitu sangat potensialnya nyamuk Aedes aegypti dalam menularkan virus, maka upaya Pencegahan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk mutlak diperlukan dan perlu terus diintensifkan. Upaya penurunan angka kasus tiga penyakit (DBD, Chikungunya dan Zika) dapat terlaksana jika kita dapat melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan terus mensosialisasikan gerakan 3 M (Mengubur,Mengurus dan Menutup) dan melaksanakannya. Semoga Indonesia sehat benar-benar terwujud.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/darwonogurukita/aedes-aegypti-dbd-chikungunya-dan-zika_56b0594841afbd8007f86a41

Tidak ada komentar: