MISI

***************** A MAN WHO WANT TO CREATE AN EDEN IN THE WORLD *****************

Jumat, 13 Desember 2013

DICARI PARTAI ALLAH UNTUK MENYELAMATKAN INDONESIA

“Dan barangsiapa menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman sebagai penolongnya maka sesungguhnya, Partai Allah (Hizballah) itualah yang menang” (Q.S . Almaidah : 56)
Secara individual, manusia dianugerahi dua potensi, yaknoi potensi melakukan kebaikan-kebaikan (taqwa) dan potensi melakukan berbagai hal negatif yang disebut potensi fujur. Dalam realitasnya, kemunculan potensi-potensi ini, apalagi jika terkait dengan orang lain, sangat tergantung sari berbagai fator termasuk meliu yang ada dimana dia berada. Tergantung nilai-nilai yang melingkupi dimana dia hidup.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak awal dibangun dengan spirit pengakuan berkah atas rahmat Allah yang maha kuasa. Negara ini didesign untuk menjadi negara yang berdiri kokoh di atasa dasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai-nilai iman sebagai pengejawantahan darai dasar berketuhanan menjadi pijakan dalam sepak terjang kehidupan berbangsa kita, dalam segala bidangnya. Pendidikan, ekonomi, tata hkum dan tata kepemimpinan sudah seharusnya berpijak pada fondamen berketuhanan yang maha esa tersebut.
Dalam perkembangannya, nilai nilai ketuhanan ini semakin tergeser dengan bilai-nilai “non ketuhanan” yang semakin menjadi mainstream pemegang kekuasaan negeri ini. Terjadinya berbagai penyelewengan, kriminalitas, korupsi, eksploitasi anak bangsa oleh anak bangsa yang lainnya, merupakan bukti bahwa nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai takwa yang berwujud dalam ta’muruna bil ma’ruf watan hauna ‘anil munkar, ditinggalkan dalam berkehidupan bernegara. Padahal nilai-nilai itu jelas merupakan nilai yang semestinya mendasari setiap derap langkah kehidupan berbangsa.
Dalam kondisi seperti itu, peringatan Allah pada Q.S Al maidah sangat tepat untuk kita renungkan. “Wahai orang-orang yang beriman, barang siapa diantara kamu yang keluar dari jalan-Nya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. Dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, bersikap keras terhadap orang-orang yang ingkar, mereka berjihad di serius fokus di jalan Allah, dan tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.”
Sudah barang tentu, kita diberi kebebasan memilih untuk menjadi kelompok yang terus mengingkari nilai-nilai ketuhanan yang semestinya menjadi landasan setiap gerak langkah hidup berbangsa kita, ataukah sebaliknya, kita menjadi kelompok yang terus berusaha untuk menegakkan nilai-nilai rahmatan lili ‘alamin, nilai-nilai amar ma’ruf nahi munkar, agar NKRI tetap berada dibawah naungan berkah Allah.
Kelompok yang benar-benar merupakan pembawa solusi bagi problematika bangsa ini dengan jalan hidup Ilahi dalam rangkaian ayat itu disebut sebagai Hizbullah (Partai Allah). Karena jalan hidup ilahiah itu disebut aebagai al Islam, maka Hisbullah disebut juga HizbulIslam atau Partai Islam. Dalam konteks bernegara, term partai Islam itulah yang sering digunakan sebagai partai yang memperjuangkan nilai-nilai Allah dalam pelaksanaan penyelenggaraan negara, untuk membedakan dengan parta–partai lain. Oleh karena itu, bukanlah partai Islam jika yang dilakukan bukanlah penegakkan nilai-nilai ilahiah, nilai-nilai penebar kasih untuk semesra.
Komitment terhadap penegakkan nilai-nilai rahmatan lili alamin pada setiap kader secara individu, keluarga, masyarakat dan bangsa itulah karakteristik Partai Islam yang sesungguhnya. Partai ini mengandalkan kekuatan dari 3 sumber penolong, yakni Allah, Rasul-Nya dan kaum beriman yang memiliki komitmen yang sama. Keyakinan Partai Islam akan kemenangan disandarkan pada pelaksanaan jaran Allah dan Rasul-Nya dalam derap kehidupannya. Prinsip partai Islam jelas, tidak memerlukan dukungan kekuatan lain kecualai Allah, Rasul dan orang-orang beriman. dalam kontek kemanusiaan, Partai ini mengandalkan orang-orang beriman untuk meraih kemenangan. Hal ini tentu saja sangat kontras dengan “ketakutan” hampir semua partai-partai berbasis konstituen muslim, mengubah dirinya menjadi partai terbuka yang tidak memungkinkan memperjuangkan tegaknya nilai-nilai rahmatan lil alamin itu.
Perubahan dari partai Islam menjadi partai gado-gado mau-tidak mau juga akan mengubah orientasi nilai, prinsip perjuangan, dan seluruh gerak perjuangannya. perubahan itu juga memungkinkan terjadinya perselingkuhan nilai dan melemahnya komitment terhadap nilai-nilai awal partai. Oleh karenanya, sangat bisa dipahami, jika partai-partai yang seperti itu, pada akhirnya turut menggalakkan korupsi, unang-undang yang distorsi dll.
Sudah barang tentu, komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai Allah yang diperjuangkan akan berkonsekuaensi munculnya tanggapan pihak lain yang kurang bersahabat. Berbagai celaan dan cap-cap kurang menyenangkan akan menjadi langganan bertubi-tubi pada partai Islam ini. Partai Masyumi, partai berlambang Bulan Bintang, menjadi bukti akan hal itu. Pangganyangan baik langsung maupun melalui sindira, “bulan di bubuy”, Bentang disangrai adalah resiko yang harus diterima oleh partai yang tokoh-tokohnya justru tampil sebagai tokoh integrasi NKRI.
Saat ini, Indonesia sangat memerlukan partai jenis ini, partai yang dalam kondisi apapun berani tampil mengibarkan panji-panji kebesaran Allah. Partai yang memberi pembelajaran bagi bangsa Indonesia untuk tidak takut menegakkan kebenaran sebagaimana dicontohkan para pendahulu bangsa Indonesia. Komitmen partai seperti ini akan melahirkan kemenangan dan lepas dari kekhawatiran pada kekalahan, tidak juga takut tidak memenuhi Parliamentery Treshold .
DR. H. MS Ka’ban, Ketua Umum Partai BUlan Bintang dalam sebuah kultum ba'da sholat maghrib berjamaah di Markas Pasrtai Bulan Bintang bilang bahwa pertolongan Allah akan mendatangkan kekuatan sehingga kita bisa tembus langit dan bumi, apalagi sekedar tembus Partiamentary Treshold ! Bener juga tuh Bang !
Darwono, Pendidik, Penggerak Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik,Caleg DPR RI Partai Bulan Bintang Dapil DKI 1 (Jakarta Timur).

Tidak ada komentar: